Gregorius Bayu | ig: exploresto

     Malam ini, karena tiba - tiba agak merasa bosan dengan nasi uduk depan kampus sehingga akhirnya memberi nasi uduk "lain" di Dipatiukur sini...
     Dan karena sedang ga ada duit jadinya mohon maaf, aku pun hanya memesan itu hehe... Harganya 7K tapi kenyang :)
     Dari segi rasa, menurutku baik rasa nasi uduk, tempe, sate kulit, tahu, semuanya enak.. Bumbunya terasa pas dan begitu sesuai dengan rasa seharusnya dari masing - masing  barang. Yang menurutku agak kurang adalah sambelnya yang terasa kurang pedes. Sehingga ya agak kurang afdol dikit hehe...
     Overall, sejujurnya yang aku suka dari warung ini adalah pelayannya yang murah senyum. Jadi kalau ke sini sepertinya lidah anda tidak terlalu banyak bicara tapi hormon Dopamin anda akan bicara banyak... Selamat mencoba! 

Yoshimitsu ini adalah warung nasi Jepang yang mirip - mirip Y**hinoya.. Mirip banget.. Benar - benar membuat kaum kami merasakan sensasi lidah khas Y**hinoya namun dengan sensasi dompet khas Yosimitsu (meskipun sebenarnya kalau melihat standar tempat sekitar, tempat ini dapat dikatakan mahal)
Tapi gapapa, perut dan lidah sangat senang. Ditambah pelayan(an) nya yang begitu aduhai membuat hati pun ikutan senang... :)
Overall, untuk standar tamfest, sebenarnya agak tak perlu diragukan lagi... Tempat ini adalah salah satu yang paling ramai... Selamat mencoba!

Murah dan tidak murahan? Ungkapan itu mungkin cocok untuk warung ini..
Warung lain di tamfest, yang menjadi satu - satunya warung menjual lotek. Sejauh ini satu - satunya yang aku suka adalah menu sayuran yang dijual dan harga makanan yang begitu murah.. 10k satu porsi.. Waw!
Overall, harga kecil dan porsi kecilnya memang membuat perut dan dompet lega. Sayangnya sepertinya lidah anda tidak akan terlalu lega.. Anyway, selamat mencoba!

         Karena seblak ini sepertinya rame terus, aku pun penasaran untuk mencobanya... Hari sabtu ini, pasca latihan untuk misa besok, aku mencoba bungkus. Gimana ya rasanya?
           Oke, dari warungnya, ya ini cuma sekedar warung, kalau anda ingin menu "makan di tempat" mesti pindah ke gerai I-Cup (jaraknya 200 meter), sehingga kalau pesan di warung yang ini mesti bungkus. Untuk seblaknya, sebenarnya di awal aku heran mengapa harganya semahal itu... Ternyata porsi (dan rasanya) juga "semahal itu" :) ga nyesel kok ngeluarin duitnya
          Overall, aku mengerti mengapa seblak ini jadi warung paling ramai di jalan sultan agung..  You will understand it too, once you've tried it... Selamat mencoba! 

Jujur saja, kata - kata itu adalah kata yang pertama kali keluar kala pertama kali aku mencoba Om Aries, versi yang ini... Benar - benar punya kualitas yang sama dengan versi DU.
Hal yang sedikit diturunkan barulah kapasitasnya, dan mungkin musik - musiknya.. hehe :)
Overall, sepertinya judul saya itu sudah menjadi kesimpulan. Fans Om Aries sejati akan senang dengan adanya Om Aries versi ini juga. Selamat mencoba, wankawan!