Anjani Disti

Kafe yang satu ini unik sekali karena punya toko bunga didalamnya. Selain untuk berjualan bunga, toko bunga ini jelas mempercantik nuansa yang ditawarkan oleh kafe tersebut. Meskipun kafe ini memiliki kesan cewek banget dengan bunga-bunganya, bukan berarti yang cowok tidak bisa berlama-lama didalam sini. Suasananya sejuk dan nyaman banget bikin kita gak pengen pindah.

Saya suka sekali dengan penataan cahaya dari kafe ini. Jendela-jendelanya yang besar dan tinggi yang membuat cahaya matahari masuk dengan indahnya. Hal ini menghasilkan spot-spot foto yang bagus dan tidak boleh kalian lewatkan. Bunga-bunga yang ada di dalam toko bunganya pun sangat cantik meskipun saat saya datang kesana, bunga yang dipajang tidak terlalu banyak.

Saya memesan Wagyu Fried Rice dan Blackcurrant Mango Tea, sementara teman-teman saya yang lain memesan Prawn Spaghetti Scampi, Beef Udon, Club Sandwich dan Rosa Chicken.

Prawn Spaghetti Scampi adalah aglio olio pasta dengan topping udang serta cabai yang sangat banyak. Rasanya pedas namun sangat enak. Sayang udang yang diberikan terlalu sedikit. Beef Udon-nya pun tidak kalah enak. Irisan daging yang diberikan cukup banyak tapi yang membuat saya jatuh cinta dengan masakan ini adalah kuahnya. Kuahnya saja sangat harum dan benar-benar gurih. Lalu untuk club sandwich dan Rosa Chicken rasanya ternyata biasa saja meskipun tetap enak sih.

Wagyu Fried Rice yang saya pesan keluar cukup lama. Dan ketika pesanan saya datang, nasinya tidak sepanas yang saya harapkan. Rasa dari nasi gorengnya biasa saja seperti nasi goreng kebanyakan. Namun wagyu yang diberikan jumlahnya sangat banyak dan sangat lembut. Bumbu yang diberikan pun enak, perpaduan antara manis dan gurih. Blackcurrant Mango Tea nya cukup enak meski rasa mangga nyaris tidak terasa di minuman itu.

Goni Coffee adalah sebuah kedai kopi di daerah Kemang yang belakangan ini menjadi sangat populer. Saya penasaran sekali dengan kedai kopi yang satu ini karena fotonya sering sekali beredar di instagram.

Saya suka sekali dengan bentuk dari kedai kopi ini. Meski dari luar tampak kecil, kedai kopi ini seperti membujuk siapapun untuk mampir dan mencoba kopi mereka. Mungkin ini disebabkan oleh penataan interior di bagian luar yang lucu sekali dan membuat siapapun menjadi penasaran. Sayang saja karena kedai kopi ini sangat kecil, tempat parkir pun agak sulit. Sehingga kita harus parkir agak jauh dari kedai kopi ini.

Saya memesan Ice Coffee Latte sementara teman saya yang lain memesan Hot Cappucino, Ice Mocha dan Ice Green Tea Latte. Ice Coffee Latte-nya cukup enak buat saya. Rasa serta keharuman kopinya pas dan tidak terlalu kuat.

Meskipun saya bukan pecinta kopi, Goni Coffee pasti akan saya kunjungi lagi karena ternyata ada beberapa menu makanan yang seperti harus dicoba.

Yang saya sukai dari mie aceh rebus adalah kuahnya yang sangat lezat. Kombinasi pas antara rasa pedas dan kekentalan dalam kuah mie aceh rebus akan membuat siapa saja tergila-gila. Sayangnya tidak ada faktor itu di dalam Mie Aceh Rebus Seafood yang saya pesan.

Mie aceh ini dilengkapi dengan emping beserta acar bawang merah dan beberapa potong timun. Meskipun mie dimasak dengan tingjat kematangan yang sempurna, rasa kuah mie rebus sangat kurang. Masih butuh bumbu disana-sini untuk menyempurnakannya. Walau begitu saya memberi poin plus karena topping seafood (cumi dan udang) yang mereka berikan sangat banyak. Saya pernah mencicipi Mie Aceh Goreng Ayam mereka dan rasanya cukup enak. Sayang sekali mie rebus mereka tidak seenak mie gorengnya.

Tapi pelayanan yang diberikan patut diacungi dua jempol. Pelayan mereka benar-benar ramah dan sangat membantu dalam memilihkan menu makanan. Mereka tahu persis masing-masing menu, meski beberapa kali sempat terhenti sejenak berusaha mengingat.

Selain faktor kuah yang panas hingga mengepul di udara, saya mungkin tidak akan memesan lagi mie aceh rebus mereka. Mungkin memang lebih baik kalau saya memesan yang goreng saja ya?

Sangat sedikit restoran Korea yang berani menyatakan bahwa masakan yang mereka sajikan itu benar-benar halal. Tapi lain halnya dengan Wu Jang Gun, restoran Korea yang terletak di jalan Wolter Monginsidi ini. Meskipun masih banyak restoran Korea lain diluar sana, Wu Jang Gun tak pernah sepi peminat terutama bagi mereka yang mementingkan halal-nya suatu makanan.

Sesampainya di Wu Jang Gun, kami langsung memesan Wu Jang Gun Sut Bul Gui yang merupakan satu set irisan daging sirloin yang sudah dibumbui beserta beberapa macam sayuran. Ditambah lagi dengan semangkuk Sun Du Bu JJigae yaitu sup tahu telur dengan topping berbagai macam seafood sebagai pelengkapnya. Segera setelah selesai memesan, kami disuguhi dengan berbagai macam makanan pembuka ala Korea seperti Kimchi, Ubi Manis, Tumis Sayuran dan lainnya.

Pelayanan disini juga lumayan baik meski beberapa dari mereka agak terlihat jutek. Mereka pun menawarkan apakah set daging pilihan kami mau dimasakkan oleh mereka atau tidak.

Dagingnya sangat enak! Bumbunya sangat meresap, empuk dan juicy. Pelayan yang memasaknya pun cukup mahir karena tingkat kematangan dagingnya pas. Sun Du Bu Jjigae nya juga sangat lezat. Tahunya lembut dan tingkat kepedasan dari kuahnya juga pas. Hanya sayang isian seafood nya sangat sedikit hingga teman saya tidak kebagian.

Saya bukan tipe orang yang selalu memilih makanan sehat. Kebanyakan makanan sehat yang berada di pasaran saat ini selalu mengecewakan. Tapi beda cerita dengan TRF. Choco Oat Cake with Cacao Nibs mereka sungguh lezat!

Kue ini tampil dengan dua lapis kue coklat yang lembut dan tebal diisi dengan coklat di tengahnya. Di atasnya diberikan lapisan icing coklat serta taburan cacao nibs yang mempercantik tampilannya. Kuenya sendiri tidak manis sama sekali namun lapisan icing diatas kue menyeimbangkan rasanya. Meski begitu saya menyayangkan taburan cacao nibs yang terlalu sedikit.

Walaupun beberapa orang di sekitar saya selalu berkomentar TRF tidak enak atau TRF mahal, pada akhirnya TRF selalu menjadi pilihan saya untuk makanan sehat.

Penasaran banget sama tempat makan yang satu ini karena setiap lewat selalu ramai dan banyak orang yang ngerekomendasiin tempat makan ini ke saya. Akhirnya sempet juga nyobain dan ternyata beneran recommended.

Saya memesan Chicken Chop Pumpkin Sauce Baked Rice, Curry Chicken Chop Nissin Ramen, Fried Prawn Dumpling with Mayonaisse dan Steamed Chicken & Prawn Dumpling. Saya jatuh cinta sekali dengan ramennya! Bumbu kari yang diberikan kaya akan rasa kari tapi tidak membuat kita eneg memakannya. Kadang ada kari yang terlalu berbumbu sehingga mencium baunya saja kita sudah eneg, tapi tidak dengan yang ini.

Dumpling yang saya pesan juga sangat lezat. Pangsit udang mayonase nya sangat garing dan enak. Mayonaise yang diberikan pun cukup banyak dan punya rasa unik, tidak seperti mayonaise yang biasa di sajikan di restoran lain.

Secara keseluruhan, seneng banget sama Hong Kong Cafe ini. Meskipun lokasinya yang ga begitu enak karena pas di depan pintu masuk mall, saya senang sekali dengan suasananya serta interiornya yang lucu. Balik lagi? Pastinya!

Dari pertama kali tau tentang tempat ini di sosial media, langsung penasaran dan ngebet banget buat ngunjungin tempat ini. Akhirnya kesampean juga buat dateng dan nyoba makanannya, setelah jalan-jalan keliling museum di kota tua Jakarta.

Dari luar keliatannya sepi dan kecil banget. Pas masuk ke dalemnya, ternyata luas dan lucu banget tempatnya!!! Restorannya terbagi jadi dua bagian, smoking dan non smoking. Saya dan teman-teman duduk di bagian non smoking. Saya gak sempet ngeliat bagian yang smoking karena lagi rame banget disana.

Interior dan desainnya super lucu pake banget! Kursinya di dominasi sama sofa panjang yang bikin pengen selonjoran karena kecapean setelah seharian jalan-jalan di kota. Pernak pernik yang ada di ruangan ini terbilang jadul tapi lucu dan bikin suasananya jadi agak tempo doeloe. Tapi yang bener-bener bikin terpana itu mural di dindingnya. Pokoknya keren! Cocok banget buat ngopi dan ngobrol berjam-jam sama teman-teman.

Menurut kabar yang beredar di sosial media, makanan yang wajib dicoba disini itu makanan ringannya. Tapi berhubung saya laper banget, saya pesan Nasi Keraton dan Lychee Ice Tea. Nasi Keratonnya terdiri dari opor ayam, sambal krecek, urap, telur balado sama orak arik tempe. Rasanya biasa aja. Bukan sesuatu yang wah banget dan bukan sesuatu yang bikin pengen balik lagi. Sementara Lychee Ice Tea nya ya standar aja sih.

Cukup seneng ada tempat makan yang keren kaya gini di kota tua dengan harga yang masih masuk akal. Sekarang gak perlu bingung-bingung lagi mau ngecharge gadget dimana setelah seharian foto-foto di kota tua.

Jalan-jalan di mall itu enaknya ditemenin. Bukan sama orangtua, adek, pacar atau temen tapi sama makanan kecil yang gampang dibawa kemana-mana. Jadi sambil liat-liat kanan kiri kita juga sekalian ngunyah tanpa henti. Salah satu makanan kecil pilihan saya kalo lagi jalan di mall adalah Chippy Happy Food yang ada di Lower Ground dari Mall Gandaria City

Semua orang yang ngelewating Chippy pasti bakal berhenti. Bukan karena menu makanan atau promo yang menggoda atau baunya yang harum tapi karena keunikannya. Chippy Happy Food menjadikan VW Kombi yang dicat dengan gambar bendera Inggris sebagai dapur serta kasir mereka. Unik kan? Semua orang yang lewat pasti berhenti untuk sekedar ngeliat mobilnya. Tempat duduk di Chippy ini gak begitu besar tapi cukup enak buat sekedar duduk istirahat setelah jalan-jalan keliling mall.

Makanan yang saya pesan kali ini adalah Fried Chocolate dengan Es Krim Vanilla. Rasanya ternyata enak banget! Coklat yang biasanya bertekstur keras setelah digoreng jadi lembut dan chewy dan meleleh di mulut. Dicampur dengan es krim vanilla-nya yang membuat makanan ini jadi bener-bener seru dan enak. Awalnya saya kira bakalan manis banget karena coklat ketemu eskrim dan dikasih saus coklat juga. Ternyata rasanya pas di lidah.

Bakerzin selalu jadi pilihan nomor satu saya jika menyangkut tentang makanan manis. Makanan manis yang saya maksud disini adalah kue, cake, macarons, tart dan lainnya. Bakerzin memberikan pilihan makanan manis yang sangat beragam dan saya pun tidak bisa berhenti untuk datang kembali. Meskipun belum mencoba semuanya, sejauh ini makanan manis Bakerzin tidak pernah mengecewakan. Tapi bagaimana dengan makanan lainnya? Apakah sama lezatnya dengan makanan manis mereka? Atau justru mengecewakan?

Siang itu saya diberitahukan oleh pramusaji mengenai promo yang ada setiap hari Rabu selama bulan Desember. Satu set makanan (menu terbatas) beserta minuman (es teh manis) dengan harga Rp 50.000,-. Saya pun memilih Spicy Tuna Pasta untuk makan siang saya hari itu. Bagaimana rasanya? Buat saya rasanya biasa saja. Meskipun spaghetti dimasak secara sempurna, keseluruhan makanan terasa kering dan terlalu berminyak, Namun saya suka dengan rasa pedas yang mereka sajikan. Untuk penggemar pedas seperti saya, rasa pedasnya sangat pas. Tapi saya sedikit kaget karena melihat banyak cabai utuh sebesar kelingking di piring. Saya memberikan poin plus untuk hidangan ini karena tuna-nya benar-benar melimpah dan porsinya sangat besar. Saya pun tidak sanggup menghabiskannya.

Tapi selalu ada ruang di perut saya untuk makanan manis. Saya memilih Bailey's Souffle untuk menghibur kekecewaan saya terhadap tuna pasta tadi. Apa sih souffle itu? Souffle seperti sebuah cake yang dibuat dengan putih telur yang sangat banyak sehingga menghasilkan adonan yang sangat lembut dan ringan. Teksturnya hampir seperti custard tapi lebih padat.

Dan ternyata pilihan saya tepat. Rasa sirup bailey's yang tidak terlalu pahit sangat cocok dengan souffle yang ringan dan lembut. Isi souffle-nya sendiri pun memiliki tekstur yang tepat. Sulit bagi saya untuk menggambarkan souffle. Souffle merupakan makanan yang sangat unik Saya sarankan Anda harus mencobanya sendiri.

Pada akhirnya saya tidak peduli tuna pasta saya kurang enak dimakan. Bailey's souffle dari bakerzin berhasil merubah mood saya dalam sekejap saja.

Siang hari itu saya ke Pancious Senayan City karena ada janji dengan beberapa orang untuk rapat. Niat awal saya cuma minum kopi saja, eh ternyata saya lapar juga. Akhirnya saya memilih Beef Carbonara (IDR 80K) dan Green Apple Ice Tea (IDR 36K) untuk menemani saya siang hari itu.

Bagi saya pribadi, Pancious di Senayan City ini agak kurang nyaman untuk duduk berlama-lama. Hal ini dikarenakan posisi restoran yang berada dekat sekali dengan bioskop serta foodcourt. Pada waktu-waktu tertentu rasanya sangat ramai sekali dan agak sulit untuk berbicara.

Green Apple Ice Tea yang saya pesan datang tidak lama setelah itu. Rasa asam dari green apple bercampur dengan manisnya ice tea sangat cocok di lidah saya. Ditambah pula dengan sedikit daun mint menambah kesegaran dari minuman itu. Hmm ... Rasanya saya perlu memesan satu gelas lagi.

Ketika makanan yang saya pesan datang, saya tidak berharap apa-apa. Dari bentuk penataan dan warnanya, Beef Carbonara saya tidak menarik sama sekali. Dagingnya yang diberikan tampak kering, gosong dan tidak menggugah selera. Saus carbonaranya pun sedikit sekali sampai saya pikir ini bukan pesanan saya. Tapi ternyata rasanya cukup enak. Tingkat kematangan pastanya pas dilengkapi dengan pemberian bumbu pada saus yang tepat. Meskipun ketika awal memakannya saya merasa agak asin, tapi lama kelamaan rasanya menjadi pas dan sangat lezat.

Yang tidak saya sangka-sangka, daging yang diberikan diatasnya ternyata sangat lembut dan juicy sekali! Awalnya saya pikir saya akan memakan daging yang alot dan tidak ada rasanya. Tapi ternyata dagingnya benar-benar lezat sekali.

Meskipun nampaknya terlalu cepat untuk memutuskan, tapi dimata saya Pancious telah membuktikan bahwa mereka unggul baik dalam makanan manis ataupun asin. Meskipun penataan makanannya agak mengecewakan sih ...