Alasan Mengapa Kuliner Korea Banyak yang Difermentasi
Korea menjadi salah satu negara di Asia yang terkenal akan kepopuleran kulinernya. Ada banyak kuliner khas Korea yang populer, tidak hanya di negara asalnya, tapi juga di dunia. Jika kamu perhatikan, sebagian besar kuliner khas Korea ini dibuat dengan cara difermentasikan. Mulai dari kimchi yang merupakan sayuran fermentasi, jeotgal yang merupakan seafood fermentasi, dan masih banyak lagi. Bisa dikatakan kalau hampir sebagian besar kuliner khas Korea ini dibuat dengan cara difermentasikan. Proses fermentasi bisa dilakukan selama beberapa minggu, bulan, bahkan ada yang bertahun-tahun lamanya. Semakin lama waktu yang difermentasikan, maka rasa dari kuliner tersebut akan semakin enak dan berbumbu. Banyaknya kuliner Korea yang difermentasikan ternyata ada alasannya. Coba kita lihat apa saja alasan mengapa kuliner Korea banyak yang difermentasikan!
Sumber: Pergikuliner.com
Cara untuk Mengawetkan Makanan
Alasan yang pertama sudah pasti karena dengan cara fermentasi, maka makanan bisa menjadi lebih awet. Cara ini sudah dilakukan sejak zaman Three Kingdoms pada tahun 222 Masehi. Fermentasi dulunya dilakukan oleh masyarakat setempat untuk mengawetkan makanan karena mereka masih belum memiliki alat penyimpanan khusus untuk menyimpan makanan agar tidak mudah basi. Dengan metode fermentasi ini, maka masyarakat Korea bisa mengawetkan makanan secara mudah.
Cara untuk Meningkatkan Harga Bahan Makanan
Perlu diketahui kalau awalnya masyarakat Korea banyak yang bekerja sebagai petani. Berhubung hasil panen yang dihasilkan tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, maka hasil panen tersebut akhirnya diolah menjadi makanan sehingga harga jualnya menjadi lebih tinggi. Supaya bisa awet dan tahan lama, maka makanan harus diolah dengan cara difermentasikan. Sebagai contoh, sawi putih yang diolah menjadi kimchi akan lebih mahal harganya jika dibandingkan dengan sawi putih yang dijual begitu saja.
Sumber: Pergikuliner.com
Cara untuk Memberikan Cadangan Makanan Saat Musim Dingin
Saat musim dingin tiba, masyarakat Korea seringkali kesulitan untuk mendapat makanan karena ladang dan sawah mereka beku sehingga tidak ada sayuran yang bisa dipanen. Meski bisa menyantap ayam, daging, dan ikan, tapi untuk mendapatkan sayuran sangatlah sulit saat musim dingin. Jika sayuran difermentasikan, maka sayuran bisa bertahan lama dan bisa disantap saat musim dingin datang. Biasanya masyarakat Korea akan membuat makanan yang difermentasikan pada saat musim semi atau saat panen sehingga saat musim dingin sudah terfermentasikan dengan baik.
Cara untuk Meningkatkan Nafsu Makan
Alasan lain mengapa kuliner Korea banyak difermentasikan adalah supaya bisa meningkatkan nafsu makan masyarakat Korea. Menyantap makanan fermentasi ternyata bisa meningkatkan fermentasi. Pasalnya di dalam makanan fermentasi akan ada campuran segala macam rasa. Mulai dari rasa asin, asam, manis, pedas, dan pahit. Campuran aneka rasa ini bisa membuat lidah terangsang sehingga dapat meningkatkan nafsu makan.
Sumber: Pergikuliner.com
Tradisi Budaya dengan Prinsip Keseimbangan
Alasan yang terakhir mengapa kuliner Korea banyak yang difermentasikan adalah karena berdasarkan tradisi budaya di Korea, makanan fermentasi memiliki prinsip keseimbangan. Kesimbangan yang dimaksud di sini adalah beragamnya campuran bahan makanan yang digunakan untuk membuat kuliner fermentasi. Dengan banyaknya bahan yang dicampurkan, maka kuliner tersebut akan menjadi seimbang dari segi rasanya juga.
Itulah beberapa alasan mengapa kuliner Korea banyak yang difermentasikan. Kamu sendiri suka menyantap kimchi tidak? Buat kamu yang ingin mencicip kimchi, di bawah ini ada restoran Korea yang punya kimchi enak!