Kenapa Kuliner yang Penuh Kenangan Masa Kecil Terasa Lebih Enak Ya?
List Artikel 19 Juli 2020 | 0 KomentarSaat kecil, kamu sering menyantap kuliner apa? Tahukah kamu kalau sebuah kuliner ternyata bisa menyimpan kenangan yang selalu membekas dalam ingatan kita. Walaupun kuliner tersebut bukanlah kuliner mewah alias hanya kuliner sederhana, tapi kalau kuliner tersebut menyimpan kenangan, citarasanya pasti akan tetap terasa nikmat meski sudah bertahun-tahun lamanya berlalu. Misalkan saja bagi anak era 90-an, beberapa jajanan tradisional seperti kue cubit, cimol, cilok, es doger, cakwe, dan lain sebagainya akan menjadi sebuah ingatan kenangan masa kecil di mana kamu selalu membeli jajanan-jajanan tersebut seusai pulang sekolah atau membelinya saat jam istirahat di kantin sekolah. Ketika menyimpannya lagi saat sudah dewasa, biasanya cita rasanya akan terasa lebih nikmat karena sambil mengenang masa kecil.
Sebenarnya ada alasan ilmiah di balik cita rasa kuliner yang penuh kenangan selalu terasa lebih nikmat. Ingatan akan kuliner akan lebih sensori di banding kenangan lainnya di dalam otak. Hal ini dikarenakan ingatan kuliner melibatkan kelima indera yang ada pada manusia, mulai dari indera pendengaran, pengecap, penciuman, peraba, dan penglihatan. Mata kita melihat kuliner, telinga kita mendengar kuliner saat dimasak atau disajikan, hidung kita mencium aroma wangi kuliner, tangan kita mengambil dan merasakan tekstur kuliner, dan lidah kita merasakan cita rasa masakan tersebut. Keterlibatan semua indera bisa memberikan efek memori yang sangat kuat pada kuat dan tersimpan lama, terutama pada ingatan cita rasa.
Meski kita merasa tidak pernah mengingatnya, tapi ketika menyantap kuliner itu lagi, maka memori tentang makanan tersebut yang tersimpan dalam otak akan terkenang kembali. Coba saja ketika pada masa kecil kita selalu makan cemilan kue cubit, ketika kita menyantapnya lagi sekarang, biasanya kita akan berkomentar, “Mirip yah rasanya sama kayak yang gue makan di SD dulu” atau “Rasa kue cubit yang gue makan dulu pas SD lebih enak nih.”
Semua ingatan-ingatan tersebut memang akan tersimpan secara otomatis pada otak tanpa kita perlu repot mengingatnya kembali karena akan terkenang kembali saat kita menyantap kuliner yang sama. Contoh lainnya ada pada masakan rumahan yang dibuat oleh ibu kita sendiri. Ketika kita sudah dewasa dan tinggal jauh dari orang tua, biasanya kita akan merindukan masakan ibu dan saat pulang kembali ke rumah dan menyantapnya, maka rasanya akan terasa lebih nikmat. Semua itu dikarenakan adanya kenangan yang tersimpan pada kuliner tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada kuliner yang tidak kamu sukai atau kuliner yang membuat kamu trauma menyantapnya. Misalkan saja dulu saat kecil kamu pernah keracunan makan seafood. Pada saat dewasa mungkin saja ketika melihat seafood atau menyantapnya kembali, rasa seafood pada saat kecil akan terkenang kembali sehingga membuatmu enggan menyantapnya.
Kenangan akan kuliner juga dipengaruhi dari situasi dan kondisi pada saat kita menyantapnya, di mana kita menyantapnya, dengan siapa menyantapnya, dan dalam rangka apa kita menyantapnya. Jadi ketika kita menyantapnya kembali, tak hanya citarasa saja yang terkenang, tapi semua hal tersebut akan teringat kembali. Inilah sifat alamiah dari kenangan tentang kuliner. Jadi tak heran khan kalau saat menyantap kuliner yang penuh kenangan masa kecil, pasti akan terasa lebih nikmat rasanya. Karena memang di dalamnya terdapat kenangan manis.
Jadi, sudah tau kan alasan kenapa makanan atau kuliner yang penuh kenangan akan terasa lebih nikmat jika disantap lagi di masa sekarang? Kalau kamu mau bernostalgia dengan kuliner-kuliner masa kecil kamu, bisa nih mampir ke tempat-tempat di bawah ini!