Clara Yunita

Konsep coffee shop yang berlokasi di dalam area perumahan ini sangat berbeda dengan kebanyakan coffee shop lain di Jakarta. Dapat terlihat bahwa pencahayaan adalah salah satu concern, seperti terlihat dari penggunaan banyak kaca pada setiap sudut bangunan dan pemilihan lampu. Pada saat siang hari, ruangan sudah sangat terang tanpa perlu adanya ekstra lampu. Begitu malam tiba, ruangan tetap terang dan dramatis dengan pengaturan tata letak lampu-lampu yang ada. Sementara terdapat pula area outdoor yang memberikan kesan "piknik". Hal inilah yang menjadikan Gordi unik.
Mengenai makanan, saat berkunjung ke Gordi saya memesan:
1. Velvet rice

Nasi pulen disajikan dengan ayam fillet crispy, daus salada dan white creamy sauce. Sensasinya seperti makan chicken salad dengan ekstra mayonaise yang diberi nasi panas. Enak namun kalau kebanyakan agak enek.
2. Summer pancake

Well, tekstur pancakenya beda dengan pancake pada umumnya malah seperti sponge cake. Platingnya cantik cuma rasanya seperti makan sponge cake dengan saus fla pada kue sus dan beberapa potongan kecil buah seperti mango dan strawberry.
3. Ice mocha

Rasanya agak encer jadi essencenya kurang terasa. Selain itu sepertinya mereka menggunakan powder karena saat didiamkan lama terdapat endapan.
Mengenai harga, more or less beda tipis dengan coffee shop di daerah Senopati atau Kuningan, just 10% cheaper.

Warung makan ini menyediakan berbagai jenis sambal dengan berbagai pilihan lauk dan sayur. Masing-masing menu disajikan dalam porsi kecil yaitu cukup untuk 1-2 orang. Saat lunch di sini, menu yang aku pesan adalah:
1. Daging sapi goreng

Daging digoreng kering namun tetap empuk.
2. Karedok

Masakan khas Sunda ini adalah sayuran mentah seperti kacang panjang, timun dan kol yang dipotong kecil lalu diberi bumbu kacang. Terdapat ekstra sambal meski rasa karedok sudah pedas.
3. Buah campur

Dalam satu porsi terdapat tiga jenis buah yaitu nanas, semangka dan melon
4. Tumis jamur
5. Sambal terasi segar

Pada sambal ini, seluruh ingredients sudah digoreng dan tidak terasa tomat.
6. Sambal tomat terasi

Sambal ini cocok untuk pecinta sambal dadak karena tekstur tomat masih terasa.
Restoran ini sangat ramai, mungkin karena sensasi sambal yang ditawarkan dan harga yang masih affordable. Untuk dine in, tempatnya memang agak kurang cozy.

Jatuh cinta sama tea house ini. Dengan konsep kombinasi antara tea house dan flower shop, dan sentuhan interior klasik dan minimalis, Lewis & Carol menawarkan sebuah suasana yang tenang dan nyaman. Store berada di sudut dalam sebuah department store di East Mall Grand Indonesia dengan area yang relatif besar.
Selain dikenal sebagai artisanal tea house, Lewis & Carol juga menawarkan berbagai jenis menu khas Indonesia sampai Western. Saya memesan sebuah menu plater yang bisa di-share untuk berdua, yaitu King's Meals for two. Dalam sebuah piring besar disajikan kombinasi dari 6 jenis makanan yaitu spaghetti aglio olio with fresh sauted tiger prawns, pan fried norwegian salmon, australian tenderloin steak, crusted grilled chicken, mesclun salad dan potato wedges. Soal rasa, semuanya jenis makanannya enak! Bahkan they completely cooked the salmon in a great way, sama sekali tidak ada aroma amis. Saladnya sangat fresh dengan perpaduan rasa manis, sedikit asam dan gurih.
Untuk teh saya memesan flower heritage tea yaitu winter bloom. Teh ini termasuk jenis white tea. Rasanya sweet dengan tekstur yang very light. Penyajiannya sangat unik yaitu dalam sebuah cawan transparan sehingga sebuah bunga besar dapat terlihat dengan jelas.
Menu penutup yang paling legendaris kalau makan di Lewis & Carrol adalah Cacaocha yang juga merupakan salah satu menu best seller di sini. Dessert ini berisi matcha creme brulee, saos cokelat, cashew feuilletine and one scoop legendary ice cream. Somehow ice cream ini terlihat seperti vanilla ice cream but it taste different. Rasanya sangat unik perpaduan antara manis, asin dan gurih.
Overall, sangat puas untuk bersantap dan bersantai di sini. Selain makanannya yang enak dan tempatnya yang cozy, pelayanan yang diberikan juga sangat baik. Karena masih dalam suasanan Grand Opening, mereka memberikan sebuah pot Terarium yang dapa dibawa pulang jika melakukan pembelian food & beverages minimal Rp 200.000,- dan free one pot tea setiap pembelian flower minimal Rp 200.000,-.

Hal paling unik yang ditemukan di coffee shop ini adalah stainless steel ice cube. Well, biasanya kalau kita order cold beverages seringkali diberi es batu dibandingkan minuman memang sudah didinginkan di kulkas sebelumnya. But this coffee shop give some stainless steel cubes rather than ice cube. Katanya sih kalau pakai es batu biasa nanti rasa minumannya akan berubah saat es mencair. Unik sih cuma menurut aku lebih terasa dingin es batu daripasa stainless steel cubes ini. Minuman yang aku pesan adalah Cold Brew Milk. Rasa kopi sangat light and creamy which is my favorite, cuma kurang dingin aja. Kebetulan waktu ke Upo, indoor area full banget (both 1st and 2nd floor). So aku dapat table di depan pintu masuk toko. Untuk indoor, first floor dekorasinya very simple tapi di second floor lebih lucu dan ada boneka teddy yang very huge buat property foto. Selain itu aku juga pesan ice mocha dan rasanya just ordinary.

Iseng-iseng nyobain salah satu beverages dari limited deals yang ditawarkan yaitu Black Sesame Frappe karena namanya cukup unik. Penasaran banget dengan rasa frappe satu ini dan kebetulan harganya murah banget hanya Rp 15.000,-. Rasanya very unik, seperti ice ogura blended more or less. Dan mungkin karena harganya yang murah banget jadi teksturnya kurang creamy cenderung encer. And buat cemilan teman ngopi, aku decide buat nyobain browniesnya. Beside I love brownies so much, it looks so yummy. And so it is, enak banget browniesnya, cukup beyond expectation. Rasa chocolatenya cukup strong dan teksturnya very tender but still padat dan kokoh.
Kalau mau nongkrong sambil kerja, tempatnya agak kurang mendukung. Selain area yang terbatas, meja yang ada cukup pendek. Sehingga mungkin lebih cocok untuk hanya menikmati coffee atau diskusi dengan rekan kerja.

Kedai ini ada di dekat alun-alun Kota Bandung. Nuansa rumah makan yang legendaris ini masih mempertahankan bentuk bangunan tempo dulu seperti zaman Belanda dulu. Renovasi yang dilakukan lebih memoles interior dengan memberi wallpaper. Furniture sendiri masih didominasi oleh kayu. Benar-benar serasa makan di depot ala tionghoa.
Saat makan di sini, aku memesan bakmi ayam baso dan es alpukat. Terdapat dua pilihan bakmi yaitu manis dan asin. Aku memesan yang manis. Bakmi ini disajikan terpisah dengan bakso dan kuahnya. Rasa manis pada bakmi ini cukup unik, berbeda dengan kecap pada umumnya dimana rasa kedelai cukup strong. Ada beberapa bumbu dapur yang disediakan di meja seperti cuka, kecap manis, merica dan sambal yang dapat digunakan untuk meracik bakmi sesuai selera.
Es Alpukat benar-benar juara. Teksturnya tidak seluruhnya seperti jus tapi ada potongan-potongan alpukatnya juga. Rasanya somehow ada sesuatu yang unik, menurutku ada campuran tape di dalamnya.
More or less bakmienya enak, tapi es alpukatnya lebih juara. Soal price a little bit expensive.