Darsehsri

Mumpung masih hits, jadi mampir kesini. Memang ekspektasi ngga tinggi karena udah diceritain teman sebelumnya soal makanan disini.
Memang tempat instagenic aja ngga cukup tanpa dibarengi makanan enak dan pelayanan yang baik. Fyi, dilarang memotret di area resto sama salah seorang disana, mungkin manajernya.

Saya sendiri ngga berminat makan berat karena memang cuma mampir buat takeaway iced chocolate dan aneka roti yang di jual dalam kemasan plastik. Iced chocolate rasanya biasa banget, sementara rotinya (15k/pcs) juga ngga special.

Kunjungan kedua saya ke hutan kota kali ini tujuannya nongkrong bareng teman di pidari lounge, sudah reservasi sebelumnya dan memilih area outdoornya.

Suka sekali dengan ambiance disini, kalau waktu ke plataran restonya mengeksplore dining area indoor, kali ini di pidari lounge saya lebih banyak menikmati area outdoornya yang keren, termasuk area rooftop dan hutan kotanya.

Karena belum makan siang, jadi pesan Barramundi dan Orange Juice. Dari sisi plating, barramundi pesanan saya nampak cantik, sayang rasanya kurang istimewa. Bau amis ikan masih tercium, saya pecinta seafood tapi ngga suka bau ikan yang masih amis banget, meski disediakan potongan lemon dalam menu tapi bukan selera saya buat menikmati olahan ikan dengan potongan lemon. Pesto sauce agak encer dan caponata yang menopang potongan ikan cenderung bland.
Orange juice yang seharusnya segar juga biasa aja, keenceran.

Pidari menerapkan protokol kesehatan yang cukup ketat di saat pandemi, kapasitas pengunjung pun mengikuti aturan, kurang dari setengahnya. Pengunjung tidak banyak seperti biasanya, tapi sepertinya pelayanan agak keteteran, mungkin staff juga ngga sebanyak biasanya.

Mungkin bukan saya aja yang merasa Magia tampak dari luar kecil, pas ke dalam kaget sendiri lihat coffee shop ini terdiri dari beberapa lantai dan rooftop.

Pesan kopi susu dan manual brew di coffee bar dekat pintu masuk, lalu memilih duduk di kursi lantai satu karena di lantai dua dan tiga full pengunjung. Tersedia juga musholla di coffee shop ini.

Kopi susunya cukup enak, ngga encer juga ngga kental, manisnya juga pas di lidah. Manual brew juga oke banget, next time bakal mampir lagi karena lokasinya strategis, depan lift stasiun mrt, bagi yang bawa kendaraan bisa parkir dekat resto seafood.

Di sepanjang jalan ini bisa di hitung dengan jari, coffee shop yang layak disinggahi. Sunyi coffee salah satunya. Semua staff memakai bahasa isyarat, termasuk tukang parkirnya yang lebih ramah dan sabar berkomunikasi sama pengunjung.

Tempatnya nyaman, simple, bersih dan cukup instagenic. Pilihan menu juga cukup variatif. Saya pesan es kopi susu sunyi, cukup enak meski agak encer. Sebetulnya pesan salmon mentai, tapi sejam kemudian baru tersaji dan memilih buat takeaway saja karena laparnya udah kelewat hehe.

Tergiur sama postingan di instagram yang menampilkan sajian makanan indonesia, saya pun mampir buat jajan. Senyata terdiri dari coffee shop dan resto, desainnya simple tapi cakep. Di lantai dua juga tersedia musholla, selain itu juga vallet parking disini cukup murah buat area senopati. Pelayanan cukup oke. Saya pilih duduk di area outdoor coffee shopnya karena sedang ada pemotretan produk di dalam.

Tanpa basa basi pesan Es Kopi Susu Emak, Tahu Gejrot dan Jajanan pasar. Awalnya staff menawarkan set jajanan pasar, tapi ternyata beberapa item sold out, jadilah pesan dadar gulung dan putri mandi.

Es kopi susu emak enak, disajikan dalam gelas enamel, terlihat sedikit tapi kenyataannya cukup banyak isinya, creamy dan bold, recommended.

Untuk tahu gejrot, kuahnya terlalu asam buat saya, tahunya enak, potongannya besar dan agak renyah, bumbunya juga cukup medok.

Jajanan pasar juga cukup enak, ukuran dadar gulungnya lebih besar dari yang biasa saya beli, sementara putri mandi tampil instagenic, bola bola kenyal berwarna warni dengan kuah santan gurih.

Meskipun tampilan plating produk senyata cakep, tapi sayangnya taggingan saya tetap di hapus dr akun senyata, mungkin standar fotonya masih di bawah rata rata, curhat.