Darsehsri

Tertarik buat mengunjungi bottlenose karena lagi jalan di sekitar tribeca. Tempatnya tidak besar tapi cukup nyaman, selain area semi outdoor juga ada sofa-sofa nyaman di area indoor yang berasa kaya outdoor karena banyak pakai tanaman artifisial. Uniknya ada mezanine di atas kitchennya, sangat pintar memanfaatkan lahan.

Taco Org Cheddar (51k)
Pasta yang cukup cheesy, selain berlimpah keju juga ada potongan jamur champignon, makin enak.

El Queso Sandwich (62k)
ini juaranya, dua waffle tipis renyah jadi based sandwich ini, diatasnya ada meatballs super yummy, omelette, cheese juga lelehan yellow cheddar. Serius ini enak banget, cocok buat brrakfast atau pun brunch, menemani sandwich istimewa tadi, ada setumpuk salad dengan dressing asam segar.

Avocado Mocha (43k)
Tampilannya cukup meyakinkan, kurang lebih mirip mocha float, tapi bawahnya avocade smoothies. Sayang, rasanya biasa aja, kurang istimewa baik avocado smoothies maupun ice creamnya.

Hot Latte (25k)
Agak watery, latte artnya rapih dan disajikan pas hangatnya, jadi bisa langsung seruput.

Fresh Coconut (30k)
Kelapa hijau segar, disajikan utuh, tanpa sedotan payung-payungan unyu sesuai harapan, ya ampun ibu-ibu mah ginian aja penting ya hahaha. Kelapanya cukup manis, meski daging kelapanya tipis sekali tapi masih oke.

Sempat gagal mampir karena waktu awal mall ini baru buka selalu full pengunjung, kali ini pun sama tapi masih kebagian duduk di area indoor. Sebetulnya kapasitas tempat duduk di bagian luar lebih banyak ketimbang di bagian dalam, tapi karena jakarta lagi pas panas-panasnya, merasa ngga tahan juga kalau harus duduk di luar. Untuk view ngga usah diragukan lagi, gedung-gedung tinggi yang foto-able jadi latar pemandangan outdoor area.

Berdua teman, kami pesan es kopi susu bukanagara dan babychinno. Pilihan cemilan belum banyak, baru ada jajanan yang di display dekat meja kasir, kurang tertarik, jadi pilih minum saja.
Es kopi susu bukanagara termasuk yang lumayan enak, tapi ngga special. Sementara babychinno hangat berisi susu dan marsmallow cukup enak, kalau bawa anak kecil bisa pesan minuman ini.

Hal lain yang bikin betah, salah satunya ambiance bukanagara yang dibuat asri dengan penempatan pot-pot terracotta berisi tanaman hias kekinian.

Ambiance kabuto meskipun di dalam mall cukup asyik, interior dibuat seautentik mungkin. Di bagian muka resto ada patung prajurit, nampak gagah, begitu masuk ke dalam mata langsung tertuju pada ceiling yang terlihat menarik dengan hiasan ornamen kipas tangan bergantung dan berjajar rapih.
Sushi bar, pantry bertirai dengan huruf jepang, lukisan pemandangan, menambah kesan manis restoran yang namanya terdengar agak seram, padahal punya arti singkat, yaitu kepala.

Sebagai appetizer, pesan Pizza Salmon (55k) pas datang ternyata sushi dengan topping salmon, padahal saya dan teman pesan menu karbo berupa soba haha. Rasanya enak banget, cukup creamy dari mayo yang di pakai, salmonnya sendiri cukup fresh.

Menu andalan disini mazesoba, saya pesan Kabuto Mazesoba Beef Tongue (80k), ini super delish, soba dengan topping beef tongue. Biasanya topping jadi target utama makanan, tapi sejujurnya begitu icip sobanya, saya langsung jatuh hati sama rasanya. Tidak perlu tambahan sauce apa apa lagi karena sudah gurih dan oily, tapi kalau suka pedas, bisa ditambahkan chilli oil sesuai selera.

Premium Beef Sliced (65k) jadi pilihan teman saya, basicnya sama dengan mazesoba pesanan saya, hanya toppingnya yang beda, menurutnya beef slice yang tersaji di atas mazesobanya cukup enak.

Sebagai tambahan saya pesan Miso Soup seharga 10k saja, sudah include nasi putih hangat bertabur wijen hitam, ini worth it banget. Tapi karena ngga mungkin saya habiskan, jadi cuma menikmati miso soupnya yang hangat dan nikmat aja.

Menikmati menu ya kun kaya ngga mengenal waktu, meskipun menunya menu sarapan tapi mau di santap siang, sore atau bahkan malam, tetap oke buat dinikmati.

Beli yang set menu, isinya toast, telur setengah matang dan kopi hitam. Order tambahan saya es teh tarik, ini wajib di order karena paling cocok pairing sama toast-nya.
Toast renyah, dengan butter yang siap meleleh di setiap gigitan tuh emang mantap banget rasanya, rasa sarikaya yang manisnya pas juga membuat toast makin nikmat.
Telur setengah matang bisa ditambahi bumbu sesuai selera, kalau saya cukup kasih garam dan merica saja.
Kopi hitam ala kopitiamnya pekat, strong dan nikmat, sementara es teh tariknya legit, cukup manis dan ada sensasi sedikit sepet aftertaste-nya, favorit deh.

Berlogo exclamation mark alias tanda seru, tampilan resto Go! Curry terkesan simple. Seating area selain di bagian dalam resto, juga ada yang dekat pedestrian pengunjung yang biasa lalu lalang dalam mall.

Pesan Rogan Josh Curry dengan garlic rice, seporsi cukup banyak juga. Chicken katsunya cukup renyah, nasinya gurih dengan aroma garlic yang sedap tentunya. Untuk saus curry, pesan yang rogan josh katanya terbuat dari kaldu kambing, gurih, cukup strong dan ga enek. Saya sendiri bukan penyuka olahan curry, biasanya nyium baunya aja udah enek, tapi untuk makanan di go! curry ini masih cocok sama selera saya.

Udah ngga asing lagi dengan brand gelato satu ini karena cabangnya mulai banyak di jakarta. Salah satunya di setiabudi one, tempatnya terluas juga terkece di banding cabang lain. Sekian lama ngga berkunjung, ternyata sekarang area teras yang diisi kursi gantung, udah ngga secantik dulu rapih dengan pot tanaman di kanan kiri. Kalau area dalam tetap cozy meski banyak yang menumpang kerja, ketimbang menikmati gelato.

Saya beli gelato yang small size (30k) pas untuk ukuran personal, boleh pilih dua rasa. Biasanya saya pilih chilli chocolate salah satunya, tapi kali ini pengen yang manis-manis sekali, jadilah pilih stratchiella dan pistachio. Stratchiella cenderung lebih manis karena ada potongan lempengan coklat tercampur tidsk merata dalam gelato klasik ala italia ini, sementara pistachio memang terasa nutty, pistachionya terasa sekali, ada potongan pistachio kecil-kecil yang terasa kasar saat melumat gelato.

Lokasi Al-Jazeerah cabang kampung melayu ini di area perumahan, berdiri megah bangunan Al Jazeerah berupa sebuah rumah mewah. Interior cenderung simple untuk ukuran sebuah resto timur tengah yang identik dengan kesan glamour. Ambiencenya memang lebih homey, banyak private roomnya juga, jadi kalau untuk acara kumpul oke banget. Terus terang saya lebih suka pelayanan disini, staffnya lebih ramah dibanding cabang raden shaleh. Tapi untuk rasa makanan harus saya akui memang lebih enak disana.

Buntut Goreng Sambal Kecap (88k) ini salah satu menu favorit keluarga saya, tapi di cabang kampung melayu ini, buntutnya cenderung lebih kering, ngga juicy dan cocolan sambal kecapnya ngga pedas sama sekali.

Mandhi Laham (135k) jadi pilihan saya kali ini, nasinya gurih, bertabur kismis gemuk, enak. Sayangnya kambing yang jadi pelengkapnya kurang gurih, cukup juicy, sambal pelengkapnya juga ngga pedas sama sekali. Sambal berwarna hijau dan berwarna merah cenderung rasa asamnya ketimbang pedasnya.

Lamb Curry (87k) kental, kuahnya medok dan asin, daging kambingnya banyak, sebagian agak hancur tapi sebagian utuh. Cocok banget memang bersanding sama Arabic Bread (9k), nah arabic bread disini juga kurang empuk dan ngga terlalu tebal.

Minumnya pesan Tea With Mint (29k), ini oke banget buat sehabis bersantap hidangan serba kambing, sebagai penetralisir juga memang mintnya strong karena banyak pakai daun mint, segar rasanya.

Selalu difavoritkan keluarga segala menu yang ada di sate khas senayan, terutama menu sate-sateannya. Baru sekali ini mampir ke sate khas senayan di GI, letaknya di lantai 5 memang, agak jarang melewati sekitar sini kecuali habis mampir dari toko perabot atau sengaja cari makan.

Favorit saya sate buntel dan sate kulit ayam. Kali ini pesan sate kulit ayam dan sate ayam, selalu enak karena lembut dan saus kacangnya medok, kental dan gurih. Biasanya saya tambahi kecap dan extra sambal biar pedas.
Menu soto betawi juga dipesan tapi lupa foto saking asyiknya ngobrol.
Es cendol durian dan es jeruk murni jarang terlewatkan kalau mampir sate senayan, enak, belum pernah mengecewakan.

Kemarin juga ditawari aneka jajanan yang ditata rapi diatas baki, dijajakan sama pelayannya dari meja ke meja. Semuanya menggiurkan, saya pilih ongol-ongol ubi dan klepon. Surprisingly, ongol ongol ubinya enak banget, terbuat dari ubi, agak kenyal, manis dan gurih kelapanya melengkapi rasa ongol-ongol ubinya yang wangi. Klepon juga ngga kalah enaknya, lembut dan isian gula merahnya pas, ngga terlalu manis.

Untuk kesekian kalinya mampir ke outlet pertama Grom di jakarta, terkesan clean dengan interior storenya yang memadukan warna biru, putih dan coklat.

Grom ini gelato favorit saya sejak mulai mengenalnya, empat tahun lalu. Tapi baru tahu kalau semua bahan yang dipakai untuk gelato, sorbet, cookies bahkan sampai cup yang dipakai pun diimpor langsung dari negara asalnya, italy.

Untuk pembuatan gelato dan sorbet, tidak menggunakan pengawet, pewarna, perasa maupun pengental sama sekali. Itu sebabnya kenapa Grom lebih mudah mencair. Jadi buat saya yang sering punya masalah radang tenggorokan, Grom ini sangat aman dikonsumsi karena ngga bikin gatel dan batuk. Semua bahan di tanam sendiri secara organik di perkebunannya yang bernama Mura Mura yang artinya perlahan-lahan.

Jangan ragu buat mencicipi gelato dan sorbet yang kira-kira bakal jadi favorit kita, karena staffnya dengan ramah bakal nawarin samplenya.

Favorit saya Ciocolato Extranoir alias extra dark chocolate. Jadi coklat disini pure pakai buah coklat jadi masuk kategori sorbet, rasanya enak banget, pekat, less sweet.

Pistachio jadi pilihan kedua saya, gelato dengan butiran pistachio halus berpadu sama susu, super enak.
Juga ada Crema Di Grom yang chips.
jadi favorit banyak orang. Terkenal dengan gelato yang super lembuuutnya, rasanya rich. Pas disendok ada potongan corn biscuit dan chocolate chipsnya.
Sementara kalau suka sorbet yang asam dan segar, bisa pilih Fragola yaitu fruit sorbets yang terbuat dari fresh strawberry, rasanya benar-benar asem segar tapi ngga bikin perih lambung.