Darsehsri

Sulit menolak kalau diajak ke resto dengan ambience santai dan asyik seperti chicory ini. Dining area bagian depan lebih santai, cocok untuk menikmati tea or coffee time sambil memandangi jendela besar. Di area ini pun ada rak display yang memajang aneka cake dan bakery, sayangnya dilarang memotret.

Sementara dining area bagian dalam lebih formal, set table bergaya perancis tertata rapih, cocok untuk lunch atau dinner.

Pesanan saya Hot Chocolate (50k) beraroma earl grey, enak sekali, kondisinya hangat, kental, less sugar. Pendampingnya ada marshmallow, ngga saya santap karena memang kurang suka marshmallow.

Pesanan teman saya pun hampir sama, yang membedakan hanya marshmallownya rasa lemon saja, bisa dicelup atau disantap begitu saja.

Tiga jenis cake kami pesan, ketiganya berbentuk menggemaskan, rasanya juga enak meskipun akhirnya di takeaway karena waktu ngga banyak buat nongkrong berlama-lama. Juga beli cake dan pastry tambahan untuk di bawa pulang. Dari beberapa jenis cake dan pastry, yaitu Tropical 2 (30k), Vanilacitron (47k), Caramel Prof (26k), Orange Almond (40k), Danish (34k) dan Cheesecake (60k), favorit saya Orange Almond, manisnya dark chocolate ketemu orange peel itu memang perfect.

French Brie (65k) pesanan teman saya juga enaak, savory tart dengan potongan brie cheese diatasnya, soft, wangi kejunya memang membuat kudapan ini istimewa.

Staff disini juga ramah, pelayanan cepat, next time pasti mampir lagi buat mencicipi aneka cake lainnya.

The next level of KFC, kali ini makan ayam goreng kesukaan ga pake nasi putih.

Aku suka banget nih sama menu Platter 3 disini, isinya satu ayam dan tiga menu sidedish yang bisa kita pilih.

Aku pilih satu potong paha atas ayam favoritku, si original recipe yang asin gurih, bersanding sama tiga menu sidedish yang enak semua dan lagi lagi memang sidedish favoritku, ada roasted mushroom, glazzed carrots dan kale caesar.
Satu porsi cukup banyak, bisalah buat sharing.

Kalo Takes Two To Taco, lebih mirip twisty-nya KFC, cuma lebih banyak pakai sayuran dan pakai guacamole sauce. Agak susah makannya, kulitnya lembek jadi pas di gigit tumpah tumpah isinya, atau aku yg kurang lihai gigit menggigit?

Minumnya pesan earl grey tea, boleh refill airnya sepuasnya kata staffnya. Teman pilih cafe latte yang cukup menarik, rasanya juga lumayan enak.

Tempatnya cukup luas, tapi pengunjungnya juga cukup banyak. Seating areanya gerah, pendingin ruangannya ga maksimal.

Lebih dikenal sebagai chocolatier asal italy, nyatanya gelatonya venchi juga ngga kalah populer dengan produk coklatnya. Asli dari italy yang katanya sudah ada sejak dua abad lalu.

Fyi, disini belum bisa dine in, hanya bisa takeaway aja, itupun saya ketahui sesudah pesan gelatonya, hmm. Bahkan foto di bagian dalam outlet pun ngga diperbolehkan.

Untungnya gelato disini super enak, saya pesan yang cup ukuran small berisi dua scoop gelato. Lagi lagi staffnya mengarahkan kita buat beli yang cone, tapi yang tersedia hanya ukuran large yang bisa menampung empat scoop gelato, kalau buat sendiri saya rasa bakal kekenyangan.

Green Pistachio From Bronte dan Blueberry Sorbet jadi pilihan saya, sengaja saya pilih yang manis dan asam. Sebetulnya tertarik sama azteco (dark chocolate) dan Cremino (hazelnut & chocolate spread) yang jadi favorit disini.
Blueberry sorbetnya seger banget, asam tapi ngga nyelekit di lidah, bulir bulir bijinya masih terasa, warnanya merah marun pekat.
Lain halnya dengan Green Pistachio, smooth sekali begitu meluncur di mulut, manisnya pas, rasa pistachionya itu lho, nutty dan wangi aromanya.

Bukan sekedar exterior furusato izakaya saja yang menarik perhatian, tapi dari sisi service, makanan hingga penyajian pun sangat berkesan di hati.

Makan siang di area private room dengan pendingin mumpuni, seluruh area di lantai dua menggunakan alas duduk tatami, jadi pengunjung wajib melepas alas kaki. Setiap meja disedikan tombol untuk memanggil staff kala diperlukan.

Tanpa appetizer, saya dan teman langsung menikmati main course dari menu rekomendasi bulan ini, ada Maguro Katsu (240k) yang tampak cantik dengan garnish edible flower. Baru kali ini saya suka dengan olahan tuna, potongannya tebal, ngga bau amis, kulit tepungnya tipis dan sedikit terendam oyster sauce yang di saute bersama shimeji mushroom, istimewa.

Maguro Hamburg (90k) berupa lunch set menu, tuna patty tebal, padat dan wangi herbs di pan kecoklatan, sedikit siraman mayo membuat tuna patty lebih creamuly. Pelengkapnya ada nasi hangat nikmat, pickles, potongan buah, miso soup berisi wakame dan aburaage alias kulit tahu goreng.

Dashi Caizuke (60k) sebetulnya bisa jadi pilihan praktis bagi yang ingin quick lunch, nasi berkuah kaldu manis asin dengan potongan salmon dan wakame, ini juga bisa jadi comfort food yang bisa dinikmati sepanjang waktu.

Sesi makan siang ditutup dengan Hokkaido Mille Crepes (60k), tersedia tiga varian, vanilla, matcha dan coklat. Saya pilih yang matcha, enak, creamy dan sedikit manis dari red bean pasta yang terhimpit mille crepes, semakin enak karena disantap dalam kondisi dingin.

Setiap kesini bawaannya galau mau pilih yang mana, semua menggiurkan. Tapi Favorit saya
Beef Tongue & Prime Karubi Set 200gr (183k) porsinya super ngenyangin, side dish favorit tentu saja chicken karagenya. Beef tongue disini sedikit chewy, tapi saya suka. Sementara prime karubi setnya ngga ada banding, enak, tasteful, juicy, tanpa condiment apapun sudah enak sekali.

Datang kesini meskipun sendirian tapi tetap santai dan nyaman, karena ada meja khusus bagi yang berkunjung sendirian. Sebelum masuk isi data, cek suhu tubuh dan pakai hand sanitizer. Fyi, di dalam area resto ngga boleh foto ruangan sama kasirnya, nadanya juga jutek dan selama acara makan kemarin mantau saya terus, lol, tapi staff yang lain memperbolehkan foto dan ramah semua, bingung kan.