Desi A.

Ke sini Sabtu sore lalu sama suami untuk mengisi tenaga sebelum belanja di supermarket yang ada di mall ini. Lokasinya ada di pojokan GF, persis di pintu masuk dari arah parkiran. Ada 2 area, indoor dan outdoor, dengan desain interior-eksterior (juga playlist) kekinian. Waktu kami datang, pengunjungnya gak ramai, jadi bisa bebas pilih seat. Di sini sistemnya order dan bayar dulu di kasir, lalu tunggu pesanan kita diantar ke meja. 

Mereka menawarkan aneka pizza berbentuk calzone yang dipotong jadi empat dan melted mozzarella sebagai isian utamanya. Kami pesan menu berikut: 

- Broadway Pizza (29k): Isinya smoked beef dan mushroom. Wanginya sih kurang menggoda buat saya, tapi rasanya lumayan juga. Porsinya cukup mengenyangkan.  
- President Pizza (27k): Pada dasarnya isinya sama aja dengan si Broadway, tapi yang ini pakai Beef Pepperoni. Kalau menurut saya sih rasanya 11-12, tapi yang ini terasa sedikit lebih enak. 

- Iced Lemon Tea (11k): Untuk lemon tea, menurut kami ini kemanisan. Asamnya si lemon kurang terasa. 

Harga tersebut belum termasuk tax 10%. Semua staffnya ramah dan sigap saat melayani. Overall lumayan lah. :)

Kamis malam lalu (11/5) saya lagi ngidam makan ropang. Pas banget di dekat rumah ada kedai ropang ini. Sebenarnya udah sering lewat sih tapi baru semalam kami sempat mampir. Setahu saya kedai ini tutup jam 11 malam tiap weekday, dan jam 12 malam tiap weekend. Konsep tempat dan variasi menunya serupa dengan Ropisbak Ghif*ri, harganya juga 11-12. Tempatnya terbuka dan hanya mengandalkan kipas angin, jadi cukup gerah lama-lama. Dan di sini siapapun bebas merokok, jadi berharap aja asapnya gak mampir ke meja kita yang bukan perokok. 

Sempat pengen coba Rujak Cirengnya, tapi ternyata sold out. Akhirnya kami pesan menu sbb: 

- Ropang Pisang Cokelat Keju (18k): Roti yang dipakai serupa dengan roti Ropp*n yang tebal. Lumayan enak dan lembut sih rotinya, tapi sayang sepertinya dipanggang cuma sebentar, jadi kurang ada sensasi kres-kres. Tadinya saya pikir cokelat yang mereka pakai itu meises, tapi ternyata cokelat semacam ovomaltine gitu (kayaknya), jadi dapat tekstur krenyesnya justru dari si cokelat. Pisangnya lumayan manis dan kejunya cukup buanyak. Overall enak juga sih menurut kami.

- Indomie Carbonara (19k): Ini pesanan si suami. Untungnya ya mereka pakai indomie beneran, gak seperti kedai ropang-indomie lain yang PHP (tulisan di menunya indomie tapi ternyata mie biasa). Sepertinya sih bumbu indomienya gak dipakai, tapi mereka pakai saus carbonara racikan sendiri. Tapi bagus sih, jadi gak terasa mecin banget & gak bikin blenek. Kejunya lumayan banyak. Rasa sausnya lumayan enak. Dicampur saus sambal dan lada bubuk jadi lebih enak. 

- Teh Tarik Hangat (13k): Dari rasanya sih sepertinya yang dipakai teh tarik kemasan, tapi cukup kental sih, cuma agak kemanisan aja buat saya yang gak begitu suka manis. 

- Es Lemon Tea (11k): Ini juga pakai lemon tea kemasan. Tapi lumayan lah terasa lemon tea-nya. 

Harga tersebut sudah termasuk tax & service charge. Waiternya ramah dan sigap. Waktu penyajian ropangnya sih cepat, indomie-nya aja yang agak lama, sekitar 15-20 menit. Suasananya gak begitu ramai, jadi masih lumayan enak kalau lagi pengen ngemil malam dengan harga terjangkau, walaupun playlistnya "lalala yeyeye" (if you know what I mean), hahaha. Yaa, boleh lah next time balik lagi.

Nurutin suami yang ngidam Kkuldak weekend lalu. Dari terakhir makan Kkuldak di MKG tahun lalu sih harganya masih sama. Kalau mau lebih puas, lebih baik pesan minimal medium size (43k, incl tax). Walaupun gak puas-puas banget sih kalau menimbang perbandingan harga & porsinya. :p 

Sejauh ini baru coba yang spicy honey sih, karena menurut kami sepertinya yang paling enak ini. Chicken-nya enak, bumbunya pas, tapi makin ke sini makin tebal tepungnya ya sepertinya. Kalau tteokbokki dan tater tots-nya so-so aja sih menurut kami. Dan, kami selalu pesan tanpa gula bubuk biar rasanya gak jadi aneh & kemanisan. Pelayanannya bagus so far, dan di sini ada beberapa seat untuk dine in. Overall lumayan lah untuk cemal-cemil yang gurih.

Sabtu sore lalu (29/4) saya menemani suami dan teman yang penasaran sama Halal Guys. Sebenarnya sempat ada isu mereka mau buka bulan Januari lalu, tapi entah kenapa akhirnya baru buka sekarang. Berhubung itu masih hari kedua grand opening, jadi antriannya masih gak santai. Teman saya sampai ngantri 30 menitan. Untung di bagian pintu masuk disediakan beberapa kursi, jadi saat si suami & teman saya berdiri, saya bisa nunggu sambil duduk, hehe. 

Tempatnya kecil sekali, lebih enak kalau take away sih sebenarnya. Tapi di sini juga ada beberapa seat untuk dine in, kurang lebih bisa menampung sekitar 15 orang. Dan kalau udah selesai makan sebaiknya langsung cabut, soalnya masih banyak yang menantikan bangku kita, bahkan saat kita masih makan. 😅 

Staffnya lumayan banyak, ramah-ramah, dan cekatan. FYI, di sini hanya ada aneka menu chicken & beef, gak ada lamb. Harga di daftar menu sudah termasuk tax ya. Berikut menu yang kami pesan: 

- Platter combo large (80k): Kami sengaja pesan combo yang large untuk sharing bertiga. Isinya nasi basmati, chicken-beef, potongan pita bread, lettuce, tomat, white sauce yang agak asam tapi enak, dan red sauce yang pedasnya minta ampun buat saya (si suami yang doyan pedas aja bilang ini pedas bgt). Kalau dine in, kita bisa request di kasir mau sausnya sebanyak apa. Tapi kalau nanti mau nambah, kena extra charge. Kalau menurut suami yang pernah coba produk food truck "Halal lainnya" di Jkt sih yang ini lebih enak. Tekstur nasinya pas walaupun gak terlalu berasa rempah, dagingnya pun empuk & cukup tasty. Saya pribadi sih lebih suka beef daripada chicken-nya. Dan ternyata satu porsi large ini bisa bikin kami kenyang karena porsi dagingnya cukup generous. 

- Gyro sandwich (45k): Sebenarnya isi menu ini sama aja kayak si platter, cuma yang ini pakai pita bread, bukan nasi. Kami request tanpa lettuce. Rasanya lumayan enak. Tapi kalau menurut kami, kalau mau lebih kenyang mending pesan platter sekalian. 

- Baklava (25k): Teman saya penasaran banget sama menu satu ini. Kalau menurut saya sih ini kemahalan karena ukurannya kecil buanget. Tapi untung rasanya pas sih, gak kemanisan kayak baklava khas Turki pada umumnya.

- Air mineral (8k): Standar rasa air mineral. 

Mengingat si suami suka, sepertinya next time akan balik lagi, kalau antriannya udah lebih manusiawi. :p

Setelah beberapa kali lewat dan lihat antrian gerai gelato satu ini, akhirnya saya jadi penasaran juga. Sabtu malam lalu saya ajak suami dan teman untuk mampir ke sini. Di sini ada cukup banyak varian gelato dan ada beberapa yang namanya unik dan sepertinya menarik untuk dicoba. Kalau dilihat dari harganya memang mahal yaa. Untuk percobaan kami pesan 1 cup medio berisi 3 scoop (60k, incl. tax). Kami pilih varian: 

- Dark choco: Ini enak banget! Dark choco-nya terasa dan pas sekali. Bikin nagih! 
- Straciatella: Perpaduan susu dan cokelat, tapi kami merasa ada hint rasa keju juga. Ini gak kalah enak dan bikin kami rebutan. 
- Matcha: Matchanya strong sekalii. Saya yang suka matcha dengan strong flavor aja bilang ini pahit banget. Kalau kata suami & teman saya berasa makan daun 😂

Sempat penasaran sama rasa pistachio karena katanya recommended, tapi sayang out of stock. 

Ada satu hal yang disayangkan, waiternya jutek dan pembawaannya malas-malasan gitu waktu ditanya ingredient dari beberapa varian yang namanya unik, padahal saat itu gak ada antrian selain kami. Tapi overall aRoma ini recommended, menurut saya sih better than Gr*m. Jadi penasaran pengen coba varian lain...

Ke sini Minggu sore lalu sama suami, kakak, dan adik sekalian mau redeem voucher diskon dari seorang rekan. Kalau dari arah Cilandak, posisinya ada di kiri jalan, belok masuk sedikit ke Jalan Puri Sakti Buntu. Lokasinya persis di sebelah Yesterday Backyard, masih satu grup juga sih sepertinya. 

Kafe ini terdiri dari 2 ruangan: indoor untuk non-smoking dan outdoor untuk smoking area. Kurang lebih bisa menampung total 50 orang. Suasananya cukup bikin betah duduk berlama-lama dan masih cukup tenang walaupun pengunjungnya saat itu cukup banyak. Selagi menunggu pesanan, kita bisa lihat-lihat display aneka kopi lokal yang mereka jual, mesin pembuat kopi, gak ketinggalan juga tumbler. Waktu tunggu sampai pesanan diantar cukup lama, sekitar 20 menit. Saat itu kami lihat baristanya cuma ada dua, jadi mungkin mereka agak keteteran, apalagi di sini sistemnya full service. Tapi mereka ramah-ramah dan cukup sigap sih setiap dipanggil. 

Mereka menyediakan cukup banyak varian menu, dan mostly menu cemilannya khas Belanda. Kami pesan menu berikut: 

- Hot Green Tea Latte (34k): Ini pesanan saya. Untuk penyuka green tea latte dengan strong flavor, menurut saya ini terlalu light. Green teanya terasa kalah sama susunya. 

- Hot Chocolate Mint (35k): Disajikan dengan latte art yang sama persis dengan si green tea latte, tapi terlihat lebih rapi. Rasanya light, cokelatnya kalah sama rasa susunya, mint-nya juga kurang terasa menurut saya. 

- Affogato (35k): Kopi mereka cukup enak tapi terlalu asam buat saya. Kalau dipadukan dengan es krim seperti affogato ini sih jadinya cukup acceptable. Ada satu hal yang disayangkan, bentuk cangkir kopi kecilnya kurang tepat kayaknya, soalnya pas saya tuang si kopi ke atas es krim, kopinya tumpah-tumpah terus, kan sayang banget jadi kebuang. :( 

- Cold Green Tea Latte (35k): Saya gak nyobain, katanya sih lumayan. 

- Caramel Oreo Blended (40k): Rasanya kemanisan. Whipped creamnya bikin rasanya makin manis. Si suami yang lebih toleran sama rasa manis aja gak sanggup habisin minuman ini. 

- Apple Taart (39k): Aromanya harum banget. Manisnya pas. Adonan pastry-nya renyah tapi tetap lembut. Yang ini recommended. 

- Meat Puff (25k): Puff pastry dengan isian sosis bratwurst (kalau gak salah). Ukurannya cukup besar. Rasanya enak tapi agak terlalu crumbly, jadi gampang berantakan di meja.

 - Quiche/ Hartige (35k): Quichenya ketipisan dan porsinya buat saya sih kurang kalau buat sharing, hihi. Mungkin karena saya udah pernah makan quiche a la Prancis yang renyah tapi tetap lembut dan creamy buatan dosen saya, jadi ekspektasi saya ketinggian ya. Rasanya lumayan aja ternyata, teksturnya terlalu kering dan udah agak dingin. 

Harga tersebut belum termasuk tax & service charge 17%. Overall lumayan sih kafe ini, tapi dengan harga dan tax segitu, saya berharap rasa hidangannya bisa ditingkatkan lagi. Oh ya, satu lagi, sebagian besar logo Kopi Boutique di piring dan gelasnya udah mulai memudar, jadi agak kurang kece kalau difoto. Mungkin hal-hal tersebut bisa dijadikan masukan yang baik untuk Kopi Boutique. :)

Udah lama banget penasaran sama resto yang jual fish & chips dengan harga yang murmer ini. Beberapa kali dengar cerita dari teman yang sampai masuk WL 2 jam di weekend membuat saya mikir-mikir terus buat ke sini. Pas tau mereka buka cabang di Tebet, saya pun tertarik karena gak terlalu jauh dari rumah. Pas banget suami lagi cuti di suatu hari Senin, kami mampir ke sini sekitar jam 3 sore. 
Di sini ada dua ruangan yang cukup banyak seatnya, di indoor dan outdoor. Suasananya tipikal resto yang "selesai makan langsung pulang", kurang nyaman untuk berlama-lama menurut saya, selain karena WL-nya juga panjang. Berhubung saat itu kami lagi buru-buru, kami memutuskan untuk take away aja. Dan emang paling benar sih datang ke sini pas weekday, dan bukan di jam lunch atau dinner, jadi masih ada beberapa seat kosong, dan untuk take away bisa nunggu di dalam. Mostly yang antri untuk take away adalah driver ojek online. 
Kami pesan Fish n Pasta Cheese Melt (39k + tax 10% untuk take away). Setelah order dan bayar di kasir, kami sempat perhatiin keadaan sekitar selama nunggu pesanan. Porsi makanannya memang besar-besar sih, sama kayak di resto Fish & Chips ternama itu. Tapi es tehnya luar biasa banyak ya es batunya, mungkin kalau dine in harus banget request less ice. Waktu tunggu untuk take away saat itu 25 menit, lama juga ya. Gak kebayang deh kalau harus antri saat weekend. Kalau saya perhatikan sih kayaknya staff di kitchennya sedikit, jadi mereka rada keteteran. Staff yang melayani di kasir cukup ramah, tapi saya perhatikan staff yang antar pesanan ke kumpulan driver g*jek kok agak rude dan nyablak banget ya cara bicaranya. Entah karena merasa udah akrab atau gimana, tapi saya merasa sikapnya kurang sopan aja, mereka kan customer juga. Kebetulan saya nunggu di sebelah abang g*jek itu, begitu saya bilang salah satu yang dibawa itu pesanan saya, staffnya langsung salting gitu. Mungkin aspek tsb bisa lebih diperhatikan sama pihak manajemen ya. 
Ok, sekarang kita bahas makanannya. Porsi dan tampilannya udah serupa dengan punya resto ternama itu. Tapi kalau dilihat dari harganya yang jauh lebih murah, jujur aja saya gak berekspektasi tinggi. Setelah dicoba… Hmm… Tingkat kegaringannya pas, gak terlalu berminyak, ikannya lembut, saus tartarnya lumayan, tapi sayang bumbunya kurang meresap. Rasa pastanya sendiri biasa aja, teksturnya menurut saya kelembekan. Mungkin saya salah pilih saus pastanya ya, karena ternyata perpaduan creamy sauce dan lelehan kejunya terlalu makteuh, dan lama-lama bikin blenger. Kalau disuruh ngabisin sendiri mah saya gak sanggup, selain karena porsinya yang besar. Si suami pun sanggupnya makan satu porsi pastanya berdua, padahal dia penggila keju. 
Tapi, secara keseluruhan, kalau mau makan aneka fish n chips yang affordable, boleh lah ke sini.