Freddy Wijaya

Tempat makan ini menyediakan bak kut teh versi Teochew yang kuahnya bening dan pedas oleh lada.

Untuk harga bak kut disini lebih murah dibanding S*ng Fa, namun porsinya juga sedikit lebih kecil. Rasanya sendiri lumayan ok hanya kuahnya kurang kuat/perlu ditambah lada.

Pelayanan cepat dan ramah.

Kalau dibandingkan cabang asli di Kokas, cabang PIK ini jauh lebih sempit, namun secara dekor sama sama instagrammable, begitu juga dengan penyajian makanan dan minuman nya yang dibuat cantik.

Kami memesan beberapa makanan seperti Red Curry dan Pad Thai. Rasanya standar dibandingkan resto thai lainnya, harga juga masih standar dengan harga mall.

Penasaran kesini karena restoran ini mendapat Michelin Star di cabang aslinya di Hong Kong. Sayangnya menu angsa (goose) yang menjadi andalan tidak ada di cabang Indonesia, dan diganti menjadi bebek.

Desain resto nya sendiri standar ala chinese resto pada umumnya, hanya agak sempit dan masing masihg meja terlalu berdekatan. Pelayanan sigap.

Kami pun memesan bebek panggang 1/2 ekor, yang porsinya cukup untuk 3 orang. Daging bebeknya sendiri gurih dan tidak alot, namun harganya boleh dibilang cukup mahal, hampir 2x lipat harga bebek di resto lainnya.

Penasaran kesini karena lihat cabang yang di Pluit selalu antre. Tapi karena melihat antreannya yang begitu panjang kami memutuskan untuk mengunjungi cabang yang di PIK saja.

And it turned out to be a good decision, karena cabang yang di PIK tidak antre sama sekali, tapi dengan kompensasi tidak ada AC ya.

Untuk makanan, dim sum disini cukup murah, hanya Rp19-20rb / plate. Ukuran dim sum nya juga lumayan besar.