Nah kembali nih ke salah satu tempat makan favorit ku di daerah pasirkaliki. Tempatnya agak sulit ditemukan gitu karena masuk ke jalan kecil yang jarang saya lewati. Tapi karena sudah sering kesini jadinya sudah hafal deh. Menu favorit sih ga jauh dari nasi bakmoy atau nasi campur tergantung kondisi dompet karena yang nasi bakmoy jauh lebih murah. Kalau dibandingkan sama punya tetangganya sih ini saya lebih suka ya pas sama selera saya. Untuk nasi campurnya memang enak tapi sedikit overpriced gitu.
Ingin mencoba si rose tea yang sedang famous itu loh dari negeri Gajah Putih, tapi apa daya belum ada kesempatan kesana langsung. Untungnya di Bandung bisa icip2 nih kalau sekedar ingin coba sensasi "minum bunga mawar" sih. Ammata tea ada menu rose tea aneka varian gitu mulai dari yang klasik, yakult, lemon, dll. Aroma mawarnya cukup kuat dan mengingatkan saya pada si sirup mawar masa kecil. Kalau beli yang twincup bisa dicombine dengan minuman lainnya tetapi harga menyesuaikan.
Beberapa teman merekomendasikan saya untuk ke bober kalau mau nongkrong sampai larut malam atau bahkan overnight karena dia buka 24 jam gitu. Tapi setelah saya masuk koq ga sreg ya jangankan buat 24 jam, nongkrong ngobrol aja kayaknya ga nyaman karena bau rokok dan tempatnya terkesan tak terurus. Yang saya pesan ini giant bober sampler isinya bermacam macam sih mulai dari kentang goreng, jamur crispy, keju crispy, dll. Segi rasa cukup enak tetapi penampilannya ya standar cafe menengah kebawah gitu bukan yang instagramable banget. Pingin cepet abisin terus bisa cao pindah ke tempat laen deh.
Walaupun saya akui brand ini bukan favorit saya, tetapi kalau temen ngajak ya ayo aja sih. Selera kopi saya ga neko2, gamau yang terlalu manis atau creamy makanya saya pilih yang es kopi kulo paling standarnya dan coffeenade yang asam segar. Pelayanannya sangat baik dan ramah, bahkan pelayannya memberitahukan kalau yang coffeenade itu sengaja dibolongi cupnya agar sodanya tidak membuat gelas menggembung. Segi rasa sih masih sama, bukan favorit saya. Selera pribadi sih.
Bicara soal tempat nongkrong di Braga kalau budget terbatas bisa buat di tempat ini karena harga makanannya murah, tempatnya cukup asik, tetapi memang porsinya tidak begitu besar, dan ya rasanya standar. Pilih duduk dan makan di lantai 2 nya ya karena banyak spot instagramable gitu, kalau lantai 1 nya kayak standar aja gitu malah agak pengap karena dekat dapur. Pelayanan? Mungkin karena ramai jadi sering lama dan kurang teliti gitu.
Ada lagi makanan unik di Bandung yang baru sempat saya cobain, namanya Baso Tjia. Lokasinya ada di daerah Ciumbuleuit gitu dekat kampus Unpar. Mungkin sasaran mereka anak kost dan anak kuliahan kali ya. Menunya cukup simple hanya baso goreng babi yang bisa kalian beli ala carte atau dijadikan rice bowl bersama irisan samcan. Kalau buat saya sih yang ala carte lebih menggoda. Dihitung2 sebuah baso dihargai 5 ribu. Cukup mahal juga untuk baso seukuran ini. Dari segi rasa cukup enak, apalagi dibalut dengan kulit tahu yang mana merupakan kesukaan saya!
Sudah cukup lama gak jalan2 ke IP nih. Mall ini piye kabare ya? Ternyata masih cukup hidup dibandingkan beberapa mall lain loh, terutama di area food court lantai 3 masih sangat ramai. Karena sedang haus maksimal jadi saya pilih yang aman saja yaitu ICup varian Lychee Yakult. Rasa yakultnya tidak terlalu dominan, malah rasa lycheenya lebih mendominasi. Manisnya pas setelah esnya meleleh total. Yah lumayan deh hausnya hilang.
Dah lama ga makan makanan street food yang benar2 street food nih. Terus pas dapat kabar kalau Theoby buka tempat jajanan gitu colabs sama Kopi Hay dan buka setiap sore sampai hampir tengah malam. Dan asiknya lagi disini halal koq jadi bisa siapa aja nikmati. Menunya cuma ada 2 aja pisang panggang sama jagung bakar. Yang jagung bisa dikasih bumbu asin, manis, pedas, dan kombinasinya. Jagungnya sendiri bisa request mau disisir atau dibiarkan dari bonggolnya. Untuk pisangnya bisa pilih keju, cokelat, atau kombinasi. Pisang dan jagungnya sudah pilihan dan manis banget jadi ini enak sih. Sayang aja lokasinya di pinggir jalan dan agak minim penerangan.
Well diajakin sama teman2 sesama reviewer untuk kesini dan cobain menu dessert doang. Iya seriously karena kita udah makan gitu jadi ga mungkin nyate lagi dan tadinya bahkan mau pesan seporsi dessert untuk bertiga dong. Akhirnya beli 2 macam dessert. Yang pertama itu banana nugget, menu yang sangat direkomendasikan, pisang utuh dibalut tepung panir dan setelah digoreng dilumuri ovomaltine dan disajikan dengan saus encer putih yang ternyata katanya es krim (WHAT!? Tu eskrim udah berapa jam di luar koq jadi lumer semua gitu?). Yang kedua, kebab chocolate, jadi ini pisang yang sama dengan menu sebelumnya hanya dipotong2 kecil lalu dibungkus kulit kebab. Rasanya? Yah keduanya manis, tapi yang kebab lebih ketolong sama kulitnya.
Kalau soal service dan hal lain saya angkat tangan deh. Tempat tidak terlalu nyaman, pelayanan lama dan bertele-tele, kebersihan pun kurang. Ok fine cukup sekali...aku merasa...kegagalan cinta...
Segelas jus di kawasan kaki lima seharga lebih dari 20 bahkan 25 ribu rupiah? What? Yup demikianlah kenyataannya kalau kalian mencari segelas jus di daerah cibadak. Sudah rahasia umum kalau segala-galanya mahal sih disini. Saya iseng coba jus seledri yang katanya lagi hits terus saya padukan dengan nanas. Rasanya cukup aneh buat saya, masih bisa diminum tapi jadi mirip2 rasa soto gitu...
