Saya kehabisan kata-kata nih dengan pengalaman bersantap saya di tempat baru ini. Kesan pertama ketika pertama datang: oh sederhana tapi mungkin bisa jadi nice. Taking order dll: agak berbelit-belit karena menunya kurang jelas juga. Yang paling parah tuh untuk 3 porsi mie saja butuh waktu hampir 1 jam dan selama 45 menitan pertama dihabiskan untuk kebingungan ini pesanan siapa di meja berapa dll. Pas datang pun menunya tidak sesuai yang ditulis (damn!). Tambah kecewa lagi karena porsinya kecil dan isian2 kuahnya juga sedikit padahal kita bayar lumayan banyak tambah dibanding yang polosan. Rasanya juga ga special malah cenderung hambar. Sorry to say tapi saya sih ga rekomen tempat ini sama sekali for whatever reason.
Saya sudah lama ingin pergi kesini, tetapi selalu saja ada halangan saya untuk coba kesini. Sekalinya berhasil kesini, bisa dikatakan lumayan kecewa sih karena jauh dibawah ekspektasi saya. Pertama dari sisi lokasi dan konsep saja sudah ga jelas. Menyatu dengan tempat cuci/variasi mobil harusnya menyasar customernya dong, high-class cafe tentunya tidak sesuai dipairing dengan auto bridal. Tempatnya juga cukup kecil dan tidak bisa dikatakan nyaman juga karena semi outdoor dan cukup panas. Dari segi menu juga kurang variatif dan harganya agak tinggi ya. Saya pesan kopi saja karena jujur tidak tertarik makan disini. Cold brewnya one of the worst I've ever had in my life. Untuk es kopi susunya mengingatkan saya akan puding gula merah karena gula arennya yang sangat dominan ketimbang kopi atau susunya.
Sudah cukup lama tidak makan disini terutama setelah si menu kecil legendaris sempat menghilang. Akhirnya kembali kesini dan memesan salah satu menu favorit saya yaitu nasi goreng sapi asap. Porsinya cukup besar dan rasanya pun enak asin gurih mantab! Saya suka dengan potongan brokoli yang disisipkan di dalam nasi goreng karena memberi tekstur yang unik serta sedikit rasa manis. Tempatnya sih masih sama, standar tapi cukup kerasan berlama-lama disini. Nikmatnya makan malam ini...
Menu yang dipesan: nasi goreng sapi asap, teh otong koil
Untuk saya pribadi yang terpenting dari sebuah rumah makan adalah citarasanya, menyusul service dan lokasi, baru kemudian harga. Bukan masalah banyak uang atau hambur, tetapi kalau enak sih pasti nagih kan. Itulah yang saya alami dengan hot tofunya kopi Q ini. Bandrol harganya cukup tinggi sekitar 40ribu untuk seporsi tahu lada garam yang ditempat lain kadang dihargai dibawah 20ribu; tetapi sungguh deh ini tuh tahu lada garam terenak yang pernah saya makan! Ugh!
Sudah ada sekitar 3 bulan berlalu sejak kunjungan terakhir saya kemari. Dan ternyata 3 bulan berlalu tanpa ada perkembangan berarti. Sedihnya. Saya mencoba beberapa menu kopi yang lain yang saya belum pernah coba dan surprisingly rasanya membuat saya diabetes seketika karena hampir semuanya totally oversweet dan membunuh karakter2 kopinya. Untuk menu camilan/makanan sebenarnya oke tetapi pairing kopi/tehnya sih yang agak failed. Ayo dong diperbaiki lagi.
Menu yang dipesan: baso goreng, Batagor, red velvet latte, es moonlight coffee, Vietnam drip, Hazelnut Latte, gula aren milk tea
Kelewat bingung sih harus berkata apa dengan tenant satu ini. Niatan awal kan datang ke little white karena penasaran nih eh tau taunya pas milih menu yang datang semacam mie instant doang dengan telur ceplok matang. Sebenarnya gaada yang salah sih dengan citarasa makanannya, ya iyalah enak gitu; tapi masalah utamanya pada penamaan yang menggiring opini pembeli bahwa dia tidak akan mendapatkan makanan instant tersebut. Mana tempatnya agak kurang bersih dan tidak dirawat pula.
Dari dulu sih agak under estimate sama booth satu ini karena stigma saya: "ah apa sih cuma jual kentang goreng doang mah semua juga bisa keles". Namun setelah saya mencobanya sendiri, pikiran saya langsung berubah 180° gitu, ternyata kentang dari Potato Corner ini beda sih sama yang lain dimana mereka punya kentang itu jauh lebih garing dan tidak terlalu menyerap minyak, lalu aneka bumbunya pun enak dan meresap. Tambah lagi mereka ga pelit bumbu. Ah ini sih jangankan yang large, yang giga dengan isi lebih dari 250 gram kentang juga saya bisa abisin!
Demam machiato masih saja melanda nih, buktinya ada lagi tenant baru yang menjadikan machiato sebagai produk utamanya. Disini hampir semua menu disajikan sudah dengan foam machiato diatasnya. Foamnya cukup tebal dan gurih, menolong mengangkat rasa dari minumannya yang tidak terlalu istimewa. Kendala terbesar menurut saya dari mereka adalah tidak adanya menu yang menonjol atau merupakan ciri khas mereka. Jadi ya untuk sementara ini mungkin tidak akan mencoba mereka dulu.
Menu yang dipesan: creme brulee coffee, ovaltine, black tea, Matcha, Dark choco
Senang banget pas tahu kalau brand kopi susu yang satu ini bakalan buka dekat rumah, dan finally ketika mereka buka langsung deh datang. Saya icip lumayan banyak menu disana karena pas datang juga ramai-ramai sama teman, diantaranya ada es kopisoe goela merah, es kopisoe double espresso, dan es kopirum kalau dari menu standar favoritnya mereka. Terus ada lagi juga yuzu soesoe yang cukup beken beberapa waktu lalu yaitu gabungan antara susu dengan pasta/puree yuzu. Terakhir aku juga coba roegalnya, kombinasi susu, regal, dan esens rum. Bisa ditambah espresso juga loh menu roegal ini!
Menu yang dipesan: Es Kopisoe Goela Merah, es kopisoe double espresso, es kopi rum, Roegal, Yuzu soesoe
Baru tau loh kalau ternyata di dalam little white cafe itu sekarang ada beberapa tenant gitu jadi konsepnya sudah semi foodcourt. Karena pangsa pasarnya juga anak muda sekolahan dan mahasiswa, menu yang disediakan juga sangat terjangkau. Salah satu tenantnya ada Harewos G25 yang menjual aneka menu dengan sentuhan nusantara. Sebut saja ramen rawon, mie ramen dengan aneka pelengkapnya disajikan dengan kuah rawon yang hitam gurih pekat. Lalu ada juga steak rendang, daging rendang diatas piring panas disajikan dengan nasi putih. Konsepnya cukup menarik, tetapi mungkin karena faktor biaya, eksekusinya agak terkesan setengah-setengah.
Menu yang dipesan: Ramen rawon, steak rendang, Nasi Bakar Komplit
