Foto Profil Imanuel Arnold @imanuelarnold

Imanuel Arnold @imanuelarnold

97 Review | 74 Makasih
Level 9
Kopi
Filter Catatan
Urutkan berdasarkan: Tanggal
  • 4.2  
    Sushi Tei [ Sukajadi, Jepang ]

    We got along very well.

    Outlet-outlet sushi tei di bandung gak ada yang gak oke, hampir semuanya terasa cozy dan atmosfernya mendukung suasana makan kita. Secara lokasi dan layout restorannya, outlet di Flamboyant building inilah yang jadi favorit gue, dekat dan cukuo strategis lokasinya. Dari arah setiabudi, kita akan dibelokkan ke jalan satu arah ke kiri, dan gedungnya ada di kanan jalan. Well, parkir kalau di jam makan siang atau weekend kadang bisa agak repot karena lahan yang terbatas dan tipe jalan parkirannya yang satu arah.

    Menu wajib kalau kesini adalah Dragon Roll, sushi roll yang isinya tempure, diatasnya ada irisan alpukat dan roll-nya ditata menyerupai naga. Rasanya manis, gurih, dan juga legit apalagi teksturnya juga sangat berwarna, crunchy juga buttery. Selain itu salmon mentai adalah kesayangan gue, dua buah sushi yang menampilkan salmon dengan saus mayo creamy yang di torch diatasnya, what a delight! Selain itu, kalo lagi mood buat makan yang berkuah-kuah, sup misonya adalah pilihan aman, ada juga sup kepala ikan if you're feeling a bit fancy. Mostly yang gue makan berasal dari sushi bar yang selalu menggoda dan bikin kalap, oh just how marketing works. Dynamite Roll dengam isi scallop dan udang dan lagi-lagi disertai grilled mayo adalah salah satu menu jawara yang perlu diorder dulu by request, lain halnya dengan rolls yang lebih 'compact' yang selalu siap disajikan di sushi bar, Fuji roll juga menarik walau kadang bisa agak fishy buat yang gak biasa, basicalli tamago, salmon dan juga crabstick dalam satu roll yang ditopping saus mayo juga. Buat yang kepingin coba versi fusion juga ada dagingnya, bisa banget cobain Yakiniku Onigirinya, jadi rice balls yang diselimuti keju dan beef yakiniku, so good.

    Dengan service yang baik sepertinya sudah jadi standar tersendiri yang mana dipegang teguh brand ini, kurang wifi aja sih kayaknya buat gue. I could expect many more visits to this place in the future. So itulah sekilas pengalaman bersantap di Sushi Tei Flamboyant Building, Setiabudi, Sukajadi, Bandung. Semoga membantu

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!




  • 4.0  
    Bakmie Aloi [ Andir, China ]

    Mie non halal porsi hebring

    Bakmie Aloi yang cabangnya tersebar di jakarta dan bandung memang punya rasa yang khas dan jadi salah satu comfort food non halal, apalagi pecinta bakmi. Lokasinya cukup strategis di daerah Andir, seberang paskal hypersquare kalau kita dari arah pasar, cari parkir juga relatif gampang, tinggal parkir di sepanjang pinggiran jalan aja, tapi kalau lagi rame parkirnya mungkin bisa agak jauh. Dengan adanya beragam pilihan bakmi yang terpampang di menu, tapi setiap kali ke sini, pilihan gue jatuh antara mie rica (ayam atau cincang) atau mie campur, jadi mienya ditopping campuran daging babi, dan daging cincang. Disini juga kita bisa pilih antara mau setengah, satu, atau satu setengah porsi. Harga juga masih terjangkau menurut gue, mie campur satu setengah porsi tidak sampai 40rb rupiah (as per 2019) belum termasuk pajak. Menyangkut suasana, bersih dan terang walaupun konsepnya memang sekedar buat makan, bukan semacam tempat nongkrong. Presentasinya juga khas, mie dengan tekstur yang agak kering dengan sendok kita ditengahnya, jadi kalo gue liat mienya jadi seperti sarang burung bentuknya. Rasa juga asik deh, toppingnya udah enak, bumbunya juga sederhana tapi tetep nikmat, bukan yang heboh di lidah gitu. Dan plus poin buat gue adalah tekstur bakmienya, dengan kekenyalan yang mirip 'al dente' kita bisa sesuaikan kelembutannya lebih jauh karena ada kuah yang terpisah, jadi bisa menjawab preferensi gw yang condong ke arah mie kering.

    So far, Bakmi Aloi pilihan yang aman dan bisa diandalkan saat butuh comfort food dengan porsi yang dapat mengakomodir kebutuhan kita, apalagi bakmi punya tempat tersendiri di hati para penikmat kuliner.

    Menu yang dipesan: mie campur

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!




  • 4.0  
    D' Bollywood [ Kuningan, India ]

    Indian cuisine with a twist

    There are not many places that offer Indian cuisine in Jakarta, not to mention the fusion kind since the authentic indian cuisine incorporate such heavy notes of herbs and seasoning. So I was lucky enough to come by this restaurant. Tucked in the corner of the Plaza Festival building 1st floor, it was accessible from the 1st floor of the building or you can go straight through the stairs from outside next to Lucky Cat Coffee & Kitchen.

    The ambiance was a bit here and there for me, a mixture of cafe styled outdoor seating, huge bar table, and elegant and classy entrance with black and white checkered tiles and warm lighting. Nice.

    I tried some of their menu with fellow foodies to get a taste of what Indian fusion has to offer. For the mains, we had Spaghetti with Butter Garlic and Butter Chicken Sauce, Tandoori Chicken Pizza, Kahdai Chicken Pizza, and Mutton Seekh Kebab with Naan. There were also Butter Chicken Curry, Kahdai Chicken Curry accompanied with Cheese Naan, and Garlic Naan.

    I need to highlight the Spaghetti with Butter Garlic and Butter Chicken Sauce, it was great. Nice texture for the pasta, well executed sauce topped with buttery but non overwhelming chicken. Furthermore, I am an avid garlic enthusiast so I really appreciate their garlic butter note on the spaghetti. Another star for me was the Mutton Seekh Kebab with Naan, despite the not-so-appealing form, I take the term 'not to judge a book by its cover' to heart. It was basically deconstructed lamb kebab, lamb was pleasant with a touch of herbs, and there were no noticeable typical lamb smell. It was served with a smear of greenish sauce and caramelized onion, so the onion made such a supporting role here, green sauce was supposedly contributed for the light yet creamy taste of herbs.

    For the Pizzas, both the Tandoori Chicken Pizza and Kadhai Chicken Pizza are tasty. The difference was in the slightly different taste and appearance. Tandoori Chicken Pizza was dominated with yellow and green color while the Kadhai Chicken Pizza was dominated with red and yellow color. I guess there's notable tomato in the Kadhai Chicken Pizza, but both of the pizzas featured chicken, onion, and green pepper covered in cheese. I liked them both. I mean, who doesn't like chicken and cheese with a hint of onion and pepper? But I need to note that the base/crust might get hard if you left it for too long. I need some effort to chew down the crust, and it was not the type of airy, raised bread crust, but more like a traditional take on the indian baked bread, so you might want to gobble down while its hot.

    Whats Indian food without some curry, right? We got Butter Chicken Curry and Kadhai Chicken Curry accompanied with Cheese Naan and Garlic Naan. Butter Chicken Curry named after its buttery and light creamy flavor take on curry whereas Kadhai Chicken Curry maintains its redness acquired from tomato as on of its ingredients. I can't really choose what's better really, they are both unique in their own way, Kadhai Chicken Curry went along pretty well with the Cheese Naan in my opinion, and I would like to pair the Garlic Naan with the Butter Chicken Curry since the respective Naan complements the curry and gave some kind of balancing effect.

    For the drinks, I had Buttermilk with the concept of sweet, buttery milk and subtle caramel taste in mind. Turned out it was light traditional yogurt with a twist of herbs that similar to those of coriander. It was new and exciting for me, imagine drinking watery and light churned buttery sour milk with salt and coriander and some other spice. But if you're new to this whole indian cuisine and herbs, you better start off small with something familiar like Mango Lassi that's equivalent to mango yogurt which is less sour and familiar to most taste.

    And time came for dessert, we had Gulab Jamun with Ice Cream, this was sweet brown caramelized balls made from milk and herbs, sweet and spicy, I sensed some ginger and maybe cardamom in it. All topped with vanilla ice cream. like most indian dessert, the sweetness was usually pretty strong, I would prefer less sweetness and it would be perfect. There was another dessert called Gajar Halwa, warm cake made from carrot with sticky rice-like texture and formed into heart shape. So carrots as the main ingredient cooked with milk in some period of time until it developed a thick consistency, resulted a sweet, creamy, and savory dessert with a dash of canary.

    I was pleasured enough to know that there's indian fusion restaurant that maintains its authenticity, and for those of you who still question whether the indian taste will compatible with yours, it's safe to say that this place is your stepping stones into the exotic realm of spices and herbs.

    Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 3.4  
    Sejiwa Coffee [ Progo, Kafe ]

    Hype factor

    Untuk seukuran kafe yang populer dan parkirnya agak susah, tempatnya sangatlah hip buat gue, terletak di sepanjang jalan Progo, Bandung, dan dipenuhi nuansa industrial dengan dominasi baja, kaca, dan beton. Warna putih dan abu-abu dari beton juga memberikan tampilan clean. Tapi lantai duanya panas, mungkin karena dijadikan smoking area, jadi bisa panas gitu ya, AC sih ada tapi gak pernah kerasa khususnya pas siang. Menunya juga beragam, mulai dari kopi, jus, cake, sampai main course dan smoothie bowl juga ada disini. Setelah beberapa kali nongkrong, akhirnya terbersit ide untuk mengulasnya apalagi setelah melalui berbagai menu dan kesempatan mampir kesini, kayaknya boleh deh sharing-sharing review.

    Beberapa yang gue rekomendasikan adalah cakenya, dulu gue pesen nastar cake yang icingnya ada sedikit hint cream cheese plus nastar beneran sebagai topping. Kue nastarnya cukup light and pleasant. Selain itu smoothie bowlnya boleh banget dicoba kalau pingin makan sehat atau makan yang ringan ala vegan, all of their smoothie bowl worth a try, at least for the sake of your social media post hahaha. Kemudian kalau kalian pecinta kopi, bisa coba black coffeenya dari yang espresso based sampai manual brew. Gue sendiri adalah tipe peminum kopi yang tidak terlalu paham akan standar bagaimana rasa kopi yang enak, yang penting buat gue as long as cukup nendang dan ada semacam layering dalam rasanya sudahlah cukup. Dan menurut gue kopinya just okay, walaupun banyak yang bilang kalau kopinya kurang enak (selera sih ya) dan di sisi lain banyak juga yang suka sama kopi susunya yang disebut Es Kopi Jiwa. Es Kopinya sendiri gue cukup suka, milky walaupun at times bisa agak manis buat seleraku. Untuk makanan, yang pernah gue coba adalah nasi gorengnya. Not bad untuk rasa nasi gorengnya, but not good enough. It was light and less hearty, mungkin karena gue bandingkan dengan harganya juga kali ya. Kemudian ada light bites, buat pilihan makanan ringannya cukup basic dan aman buat acara nongkrong kalian, kentang goreng trufflenya oke dan juga onion ring adalah pilihan aman dan familiar biat semua orang, walaupun ada pilihan unik lain seperti jagung bakar.

    Long story short, tempat ini menawarkan banyak pilihan menu yang dapat kita jelajahi dari mulai light bites, main course, sampe brunch menu juga ada disini. Tapi kelihatannya mereka ingin menawarkan pilihan yang luas bagi para customernya sampai-sampai ada kesan kalau mereka kurang fokus dalam menggarap masing-masing menunya. Afterall it's just another option of hangout place, bedanya tempat ini pernah disinggahi Presiden Jokowi sewaktu beliau berkunjung ke Bandung. Hype definitely played an important part here.

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!




  • 4.4  
    Gyu Kaku [ Sukajadi, Jepang ]

    Kesayangan

    Gyu Kaku masih menjadi favorit gue when it comes to japanese BBQ, malah kadang lebih daripada korean bbq. Tak beda adanya dengan outlet di mall Paris Van Java ini, tempatnya cukup luas dan nyaman walaupun gak seluas outlet yang berdiri sendiri di daerah Citarum. Untuk menu All You Can Eatnya pun sama persis (konon ada menu ala carte atau juga paket lunch diluar paket AYCE). Umumnya ada tiga pilihan paket yang kita bisa pilih, Regular atau Premium atau Wagyu. di beberapa resto sih biasanya cuman ada dua paket, jarang ada yang Wagyu kayaknya. Bedanya ada di varian daging dan menu yang dapat kita order, menu premium dirasa lebih mewah dan pilihan dagingnya lebih 'berkualitas' aja mungkin ya.

    Untuk menu pun gue gak bisa milih mana aja yang enak karena sungguh semuanya sangatlah asik dan gue juga gak inget nama-nama dagingnya. Tapi buat gue pribadi. Rosu adalah jenis daging yang akan selalu gue pesan, standar ideal lah ceritanya. Daging Rosu ini merupakan jenis daging yang minim lemak, pas lah sama gue yang gak terlalu suka makan lemak. Selain itu ada juga daging yang sedikit ada lapisan lemaknya yaitu Karubi, nah daging ini dihadirkan dalam beberapa varian, ada yang biasa, ada juga yang garlic ataupun spicy miso. Lalu untuk condiments juga gue cocok, ada saus barbecue manis dan juga veesi pedasnya, cabe bawang, bawang putih garing, sama saus kental kayak di korean bbq yang gue gak tau apa namanya.
    Diluar daging-dagingan, ada juga menu satuan yang bisa kita pesan seperti ramen, takoyaki, okonomiyaki, chicken karage, dan lain sebagainya. Untuk menu satuannya gue suka sama karage dan takoyakinya. Okonomiyaki juga enak, tapi agak cepet bikin kenyang dan agak tebel jadinya gue memlilih yang bite size aja deh. Oh dan buat dessert, es krim vanila serta pudingnya juara, vanilla memang basic banget tapi juga pilihan yang klasik. Untuk pudingnya rasanya kadang bisa gak konsisten, sekali waktu pernah dapet yang moist dan mirip kembang tahu teksturnya, di lain waktu bisa terasa kurang milky dan lebih 'kering' teksturnya, tapi gimanapun juga tetaplah dessert yang bikin kangen. Untuk dessert tadi biasanya akan dilengkapi dengan kucuran saus karamel yang mana terlalu manis buat gue, so you might to tell the staff whether you prefer the caramel or not by the time you put the order.

    Overall, untuk japanese bbq yang agak mahal paket regulernya (diatas 250k), it was great, tapi masalah apakah harganya sebanding dengan makanannya itu semua balik ke penilaian masing-masing konsumen, tapi buat gue yah bisa diterima lah price tagnya, apalagi servicenya juga sangat baik, ramah, dan knowledgeable.

    Harga per orang: > Rp. 200.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 4.4  
    Steak Hotel by Holycow! [ Sukajadi, Barat ]

    Well, it's quite nice though

    Di suatu makan siang kantoran, tempat ini telah jadi pilihan buat makan siang gue saat itu. Steak Hotel by Holycow ini letaknya agak sedikit tersembunyi di lower ground dekat supermarket Carrefour, dan yang gue suka adalah tempatnya gak terlalu luas tapi bisalah nampung keluarga sekampung, dan juga enggak terlalu ramai walaupun mungkin masih banyak resto yang suasananya lebih nyaman dari outlet ini. Gue pun gak tau apa bedanya Steak Hotel by Holycow, Holycow by Chef Afit dan lini bisnis lainnya, tapi soal steak Holycow ini memang sudah cukup tenar brandingnya.

    Diputuskanlah Buddy's Tenderloin Steak sebagai menu makan siang kala itu. Gue pesen yang medium dengan blackpepper sauce with mashed potato, temanku pun pesan menu yang sama tapi medium-well dengan fries serta mushroom sauce. Santapan siang itu rasanya sedikit lebih fancy dari biasanya, dan memang Buddy's steak ini cocok banget dengan selera gue yang gak terlalu suka lapisan ataupun gumpalan lemak pada steak, demen yang daging aja gitu. Jadilah tenderloin ini favorit gue kalau kemari, walaupun menu-menu lainnya juga sangatlah menggiurkan. Daging tenderloin pembut dengan saus blackpepper yang spicy dan smoky bener-bener paduan yang sedap di lidah sampai motongnya juga gak perlu banyak tenaga, mashed potato yang notabene lebih creamy dirasa cukup menyeimbangkan rasa steaknya dan menghadirkan warna berbeda pada tekstur. Tapi gue penasaran, untuk seukuran medium memang daging di piring gie masuh mempertahankan bagian tengah dengan warna kemerah mudaan, tapi harusnya sedikit lebih juicy dan merah muda. Setelah dibandingkan dengan orderan temen, ternyata tingkat kematangannya yang tertukar. Jadi yang gue makan akhirnya adalah medium-well which was not a bad thing, dengan suasana makan siang yang mungkin bikin dapur sibuk hal tersebut bukan masalah sih, tapi mungkin bisa jadi perhatian management untuk tetap memperhatikan order customer dengan baik.

    Untuk servicenya oke kok, pelayanannya ramah dan dirasa cukup helpful although you may need some time to get the staff to fulfill your request on a busy hours.

    Dengan banyaknya review dengan pendapat yang juga berbeda-beda, gue harap bisa sedikit kasih perspektif baru buat restoran ini. Dan akhir kata, tempat ini adalah steak house yang cukup oke dengan harga yang juga reasonable.

    Menu yang dipesan: Buddy's Tenderloin Steak

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!




  • 4.2  
    Tenong Cilukba [ Karapitan, China ]

    Worth a casual try!

    Berkali-kali gue lewat daerah Lengkong tapi gak pernah nyadar akan kehadiran restoran bernama Tenong Cilukba ini, apalagi dengan nama se-catchy ini harusnya cukup menarik perhatian. Alhasil tau tempat ini dari seorang kawan yang juga direkomendasi oleh kawannya. Tempatnya sendiri cukup gampang dicari, memang perlu waktu untuk menyusuri jalan dengan cukup cermat sih. Dengan lahan parkir yang bergantung pada situasi, kondisi, dan kreativitas akhirnya nyobain juga restoran yang menawarkan beragam hidangan non halal berbasis pork. Kesan pertama saat masuk tuh mirip dining vendor ala2 jepang yang memanfaatkan gedung lama sehingga ruangan terbatas dengan pencahayaan putih terang. Suasananya waktu gue berkunjung di jumat siang sangatlah sepi, iyalah jalanan juga sepi karena pada jumatan. Dengan ruang yang terbatas, restoran ini berhasil menghadirkan beberapa dining area yang cukup santai, lega, dan fun. Ada semacam private room juga lho. Di meja gue bahkan terdapat cetakan layout games Ludo, dan memang resto ini sangat mengakomodasi hiburan-hiburan semacam itu dengan board games. Pelayanan juga hal yang cukup oke karena staff dapat menjelaskan serta merekomendasikan menu pork yang beragam dengan cukup baik, apalagi beberapa menu tersedia dalam size S, M, L, dst.

    Makan siang itupun akhirnya tertuju dengan Samcan Kriuk size M yang secara ukuran adalah 250gr dan Casao size S. Samcan Kriuknya enak, kulitnya crispy dengan tekstur daging yang masih juicy, walaupun gue adalah tipe orang yang gak terlalu suka daging basah juicy gitu untuk pork. Rasanya enak. Porsi juga besar dengan tekstur yang berwarna, apalagi kalau didampingi condiment chili oil yang ada di meja. Nasi putih, kuah, Samcan Crispy plus chili oil, kelar deh.

    Selain itu ada juga Casao size S, nah ini penampakannya semacam daging babi merah dengan rasa yang manis yang umumnya ditemukan di isian bakpau atau sebagai topping mie ataupun nasi campur, tapi untuk nasi campur biasanya cashio atau casaonya lebih kering. Secara rasa, casaonya biasa aja. Just okay, but not much to say about. Yang jadi highlight adalah secara tekstur dagingnya terlihat agak basah yang kalau digabung dengan penampilan merahnya bikin agak kurang sedap dipandang, plus teksturnya yang juga agak basah dengan bumbu manisnya itu. Please don't get this wrong, casaonya bukannya gak enak sebenernya, tapi banyak yang perlu diimprove, walaupun mungkin bisa aja beda persepsi karena gue terbiasa dengan casio atau cashio garing madu yang lebih kering, smoky, dan light. Atau mungkin pula sekedar beda style casao aja dengan yang biasa gue temui.

    So far gue cukup puas dengan hidangan tempat ini. Soal menu memang gak banyak yang gw coba, tapi gue rasa cukup esensial menu-menu yang gue coba tadi untuk jadi benchmark menu lainnya yang akan gue coba di kesempatan lainnya.

    Menu yang dipesan: Casao. Samcan Crispy

    Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000
    Makasih Infonya!
    2 pembaca berterima kasih.