Foto Profil Imanuel Arnold @imanuelarnold

Imanuel Arnold @imanuelarnold

96 Review | 73 Makasih
Level 9
Kopi
Filter Catatan
Urutkan berdasarkan: Tanggal
  • 3.6  
    Trisari Gepuk & Kue [ Riau, Indonesia ]

    Old school nostalgia

    Gue gak nyangka sering lewat sini tapi velum pernah mampir, mungkin karena tandanya sebatas cuma plang kuning bertuliskan TRISARI gepuk dan kue, itupun bagian "gepuk dan kue"nya kecil jadi gak kebaca. Tempatnya sendiri berbentuk rumah tua, mungkin memang sekaligus jadi rumah ownernya. Disini jual kue kering dengan style yang klasik agak retro, kebayang kan kue kering macam kue gambang di stoples kaca gede gitu lah. Disini yang gue gak sadar juga ada tempat makannya. Menu makanan disini juga beragam, mulai dari nasi pecel, ayam goreng, gudeg, sampai nasi rames. Buat harga nasi rames sih agak pricey, 50ribuan lah untuk lauknya seperti krecek dsb. Suasana makannya sederhana sekali, cuma kursi dan meja di area carport rumah yang disulap jadi dining area. Kalo agak sepi, gue rekomen makan di meja depan teras yang agak proper, jadi buat makan juga suasananya lebih teduh dan luas.

    Menu yang dipesan: Nasi Pecel, Telur Dadar

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!




  • 4.6  
    WoodFire Gourmet Burger [ Setiabudhi, Barat ]

    Well executed

    Gue selalu bilang kalo gue bikin top 5 burger di bandung, pasti tempat ini bakal masuk list itu. Lokasinya ada di BSS food market, Jl. Taman Cibeunying. Karena tempatnya semacam food joint gitu, jadi seating areanya juga dicampur dengan tenant lain di BSS food market. Hal yang gue suka dari tempat ini adalah burgernya yang niat, menunya beragam sampe ada yang smoked brisket segala, dan porsinya gede. Rekomendasi gue adalah BBQ Burgernya, gue udah coba yang beef patty maupun yang chicken dan semuanya sedaap. Smoked Burgernya juga unik dan wangi, next gue mau coba Gourmet Burgernya yang pakai salted egg sauce ah. Kalo makan burgernya Woodfire ini sih siap-siap aja buat makan yang berantakan ya karena penyajiannya yang dahsyat dan tumpukan bahan-bahan yang sungguh menggugah. Gak ada burger kecil dan boring disini, semua ukurannya cukup untuk bikin gue kenyang apalagi tampilannya sangar. Karakter sausnya tapi agak yang luber buat varian BBQ dan jaminan berantakan, semoga bisa agak disesuaikan lah ya beceknya.

    I usually give you an update (or two, or more) on where I'm dining at, so feel free to follow me on Instagram: @imanuelarnold and hit me up if you got queries regarding one of the places I've had visited.

    Menu yang dipesan: BBQ Beef Burger

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!
    2 pembaca berterima kasih.




  • 4.2  
    Noughts & Crosses [ Pasir Kaliki, Kafe ]

    Your upscale little cafe

    Sudah beberapa kali ke Noughts & Crosses tapi tadi setelah kunjungan entah ke berapa kali gue baru inget kalo gue belum pernah review. Karena tempat ini layak direview banget and I've got some things so say.

    Terletak di pojokan bangunan baru "The House" di kawasan Paskal Hyper Square, tempat ini cukup menonjol dengan dekornya yang minimalis namun cozy. Nuansa kaca dan kayu mendominasi selain rangka besi yang menjadi tulang bangunan ini, tempatnya sendiri tidaklah besar, tapi cukup lapang buat kita ngobrol dengan santai.

    Gue suka kenyamanan dan kesederhanaan yang tempat ini tawarkan, plus menunya juga beragam mulai dari kopi, varian susu dan menu non coffee, pastry, dan main course juga ada. Sejauh ini gue baru makan beberapa varian pastrynya, tapi belum pernah makan menu utamanya meskipun review orang-orang gak ada yang negatif sama sekali. Beberapa menu yang tried & tested adalah berbagai Croissant mereka, Eclair mereka juga sangatlah memanjakan lidah, terus baru-baru ini gue liat mereka juga ikutan jualan Croffle. Presentation-wise juga keren, gue apresiasi selera mereka memilih alat makan dan minum seperti beberapa gelas double-wall di Iced Americano gue plus beberapa keramik dari brand lokal yang memang gue familiar. Hal paling sederhana dari presentasi indah mereka adalah garnish berupa herbs diatas Iced Americano yang diletakkan dengan indah di atas permukaan busa kopi. Jadi kebayang kan komitmen mereka akan presentasi makanan & minuman yang proper. Buat makanan, karena bukan penggemar makanan manis jadi gue gak banyak explore dessert mereka, cukup di pastry polos atau asin. Jadi gue gak bisa mengkonfirmasi review orang-orang yang katanya dessertnya manis betul.

    Namun di samping hal baik tersebut, ada beberapa hal notable yang menarik buat gue bahas. Pertama, pastry mereka bukan yang ready dalam jumlah besar, dan bukan freshly made saat kita pesan. Jadi lebih ke pastry di etalase yang dihangatkan gitu lah ya. Hal ini kejadian pas gue pesen croffle yang tinggal sebiji di display dan ternyata udah dibeli orang lain sebelum gue. Saat hal tsb bukanlah masalah besar, tapi tentunya perlu jadi catatan tersendiri kalo stock mereka gak segitu banyaknya. What you see (on the display) is what you get. Selain itu, I guess it's worth mentioning kalau harga mereka juga layaknya segmen yang jadi sasaran mereka: middle-up. Jadi harganya ya juga middle-up untuk seukuran black coffee and pastry. Terlepas dari itu semua, Noughts & Crosses bisa jadi referensi ngopi santai yang berdekatan dengan Mall Paskal 23 dimana suasananya lebih chill dan less crowded.

    I usually give you an update (or two, or more) on where I'm dining/grab some drinks at, so feel free to follow me on Instagram: @imanuelarnold and hit me up if you got queries regarding one of the places I've had visited.

    Menu yang dipesan: smoked beef croissant, Chocolate eclair, Iced Americano

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!




  • 3.4  

    Their ala carte is kind of nice

    Gue sebelumnya tau tempat ini sebagai restoran korean bbq All You Can Eat, ternyata pas lagi gak ada ide buat makan siang gue coba liat-liat dan ada menu ala carte. Lokasinya memang di bawah, dekat carrefour yang mana memang banyak resto di area situ. Secara dekor, tempatnya lumayan nyaman dengan aksen kayu dan rumput sintetik di beberapa bagiannya walau agak panas sih apalagi karena gak full indoor jadi ACnya juga kurang berasa. Siang itu gue pesan Bibimbap dan Boricha untuk minumannya. Menurut gue Boricha alias teh korea layaknya teh kebanyakan, netral rasanya buat membilas lidah tapi tetap ada karakter rasa unik tersendiri. Untuk Bibimbapnya hadir di mangkuk keramik panas, isinya wortel, toge, timun, acar lobak, jamur, irisan daging, sama ada daun (bayam?) lengkap dengan saus gochujang

    Untuk rasa, standar sih sebenernya. Karena gak ada pakem tertentu dalam resep bibimbap, jadi ya memang spektrumnya luas. Tapi kalo menurut gue aromanya kurang keluar, perlu minyak wijen yang agak generous buat sedikit menghasilkan karakter 'korea' yang lebih kental. Selain itu overall yang gue rasakan adalah rasa asam yang dominan meskipun wajar jika mengingat kebanyakan bahan makanan korea hasil fermentasi.

    Untuk pelayanan, udah oke kok. Gue liat tapi awareness  staff dalam menghandle panggilan customer dan kecekatan perlu diseragamkan karena beberapa staff ada yang gak ngeh pas gue panggil padahal kondisinya gak rame kok, paling 4 table yang ada customernya

    I usually give you an update (or two, or more) on where I'm dining at, so feel free to follow me on Instagram: @imanuelarnold and hit me up if you got queries regarding one of the places I've had visited.

    Menu yang dipesan: Bibimbap, Boricha

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 4.6  
    RamenYA [ Sukajadi, Jepang ]

    Affordable ramen that tastes great

    Awalnya ini adalah salah satu brand yang kurang menarik buat gue coba, mungkin karena brandingnya yang rame dan dekor tempatnya yang menimbulkan kesan fun dan kids friendly. Tapi oh ternyata gue salah, 3 kali makan di Ramen Ya (pertama di Paskal23, dua kali lagi di PVJ ini) dan gue selalu menikmati makanan di resto ini. Tempatnya memang tidaklah terlalu besar, tapi cukup buat mengakomodir paling engga 12 meja. Yang gue suka sebagai pecinta makanan pedas, disini banyak pilihan menu-menu pedas baik untuk ramen kuah dan kering, maupun di menu nasinya. Gue udah coba Chicken Chop Don dan Chicken Hot Don. Jadi Chicken Chop Don adalah nasi dengan fried chicken cutlet alias fillet ayam goreng tepung yang diatasnya diberi saus mayo. Menu ini cocok buat banyak orang, ayamnya crispy tapi juga juicy bagian dalamnya, dipasangkan dengan saus mayo dan nasi sehingga jadilah pilihan aman buat makan. Lalu gue belum lama ini juga coba Chicken Hot Don; intinya sama, nasi dengan fried chicken cutlet tapi diatasnya bukan dituang saus mayo, tapi cabe. Rasa sambelnya seperti sambel bawang atau sambel gledek yang biasa kita temukan di menu ayam geprek, bedanya sambel buat Chicken Hot Don lebih padat dan gak terlalu berminyak. Gue suka nih menu bernama Chicken Hot Don ini, sambelnya mantep dan emang beneran pedes, bukan cuma pedes tipis di lidah. Biasanya taburan cabe bubuk dan minyak cabe juga jadi tambahan wajib tiap makan disini. Oh iya, selain nasi gue juga pernah coba Chicken Karage Nakedmen yang adalah ramen kering dengan potongan chicken karage plus potongan jeruk nipis. Rasanya juga seru, ayamnya gurih walau bumbu ramen keringnya bukan karakter rasa yang rich, ditambah jeruk nipis jadi harum dan menambahkan layer tersendiri ke rasa ramennya. Ironisnya gue belum pernah makan ramen kuahnya, next visit bakal gue sempatkan buat coba ramen kuah mereka.

    Menu yang dipesan: Chicken Chop Don, Chicken Hot Don

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!




  • 4.0  
    Dapur Laut [ Dago Bawah, Indonesia ]

    Seafood yang mengesankan

    Berawal dari rekomendasi teman, gue coba seafood tendaan ini. Awalnya bahkan gue gak kepikiran untuk explore area sekitaran ITB, khususnya sepanjang Jl. Gelap Nyawang ini padahal banyak berderet tempat makan di daerah sini. Saat akhirnya coba makan disini, gue terkesan dengan masakannya walau ini cuma makanan seafood tendaan. Begitu banyak hal yang gue sukai dari Dapur Laut ini, mulai dari pilihan ikannya yang beragam, cara masaknya yang unik, harga yang terjangkau, sampai ke berbagai sambel yang mereka punya. Oke kita bahas dikit ya, untuk menunya sangatlah variatif pilihannya: ada udang, cumi, kakap, kerapu, tuna, sampai ke barracuda dan etong. Gue akan post menunya juga kok.

    Untuk cara masaknya juga terbilang unik, jadi ikannya yang sudah dibumbu lalu digoreng terlebih dahulu, baru deh lanjut dibakar. Hasilnya ikan yang renyah diluar, tapi bagian dalamnya tetap lembut dan ada aroma bakaran yang sedap. Ya bisa dibilang teknik masak hybrid kali ya, setengah goreng setengah bakar. Harganya juga rata-rata 20ribuan sampai paling mahal 50 ribuan rupiah saja. Gue pribadi udah coba cumi, udang, kakap, sama barracuda. Semuanya enak dan gak mengecewakan, tapi kalo buat ikan gue selalu inget sama kakap dan barracuda tiap makan ke Dapur Laut ini. Normalnya kalian akan dapat 2 jenis sambel: sambel tomat, sama satu lagi semacam sambal bawang. Tapi di meja makan ada lagi sambal matah yang bisa kita pakai buat berbagai menu makanan yang kita pesan. Plus, matahnya mantap deh, akur banget sama menu apapun yang kita pesan. Tempat ini buka mulai sore sampai malam. Satu kekurangan tempat ini: karena tendaan jadi agak menantang kondisinya kalau hujan. Dan pengamennya terbilang banyak, jadi jangan lupa siapin receh ya buat ongkos live music selama makan.

    Menu yang dipesan: Barracuda, Kakap, Cumi, Udang

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!




  • 4.4  
    Nostimo [ Sarijadi, Kafe ]

    Nice little coffee nestled in unexpected place

    Gue adalah orang yang sering explore area Setrasari karena dekat dengan tempat tinggal. Saat gue liat ada kafe mungil yang agak under the radar tertariklah gue buat mencoba. Dekornya gue sangat appreciate, suasana cozy terbentuk dari lantai kayu, lighting dengan nuansa warm, plus mereka biasanya muter jazz background music yang bikin ambiancenya semakin cozy. Must try disini adalah berbagai pilihan pastrynya karena mereka punya semacam sister brand Aure, yang memang spesialisasinya di pastry. Untuk makanan berat, pilihannya beragam dari asian sampai western. Untuk rasa, vibe home made sangatlah terasa, tapi still dengan effort yang baik. Eksekusi dan presentasinya juga sangat gue hargai. Jadi kalo kalian berharap dapat burger setara resto hip, you're in a wrong place. But if you're looking for something that feels personal and made just for you, this place might works. Satu hal yang gue note, beans kopi disini sepertinya condong ke earthy notes, namun dengan body yang kurang mantap seperti ekspektasi awal gue. So take my words with a grain of salt.

    Menu yang dipesan: Americano

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!




  • 4.6  
    OZT Pork Ribs [ Pasir Kaliki, Barat ]

    Underrated pork ribs place

    Pernah denger gak kalau terkadang hal yang spesial datang dalam bentuk yang sederhana? Nah kurang lebih gitulah yang gue rasakan pas awal mampir ke OZT cabang paskal. OZT disini ada beberapa pilihan pork, yang saat kunjungan gue coba sih Crispy Pork Belly, Pork Ribs, sama Zuppa Soup. Pork Bellynya hadir dengan sambel matah terpisah, dan yang unik gue kira awalnya pork bellynya akan full crispy luar dalam mirip kerupuk. Ternyata meski tampilan luarnya digoreng kering, tapi bagian dalamnya masih kenyal dan punya tekstur orisinil pork belly tang berlayer. Buat sambel matahnya, menurut gue masih dominan di bawang sedangkan rasa sereh dan cabenya masih agak kalah peran. Untuk Pork Ribs, keseluruhannya menyenangkan, ribs dieksekusi dengan baik. Glazy and tender, rasanya manis dan gurih plus teksturnya lembut, mudah sekali buat melepas dagingnya dari tulang iga. Pork Ribs bisa dibilang jadi menu andalan mereka dan gue pribadi rekomen buat kalian coba kalau mampir kesini. Terakhir buat Zuppa Soupnya juga gak kalah niat, pastry yang proper plus sup krim yang kental terasa ada effort dalam meraciknya, bukan sekedar bumbuninstan yand ditambah air. Kekentalannya adalah hal pertama yang menarik perhatian gue disamoing toppingnya yang juga memang terkesan niat: ada jamur, potongan jagung, dan serpihan daging ayam sepertinya. Untuk tempat, mudah ditemui di deretan ruko-ruko paskal dari gerbang masuk.
    Kalau liat rukonya memang terkesan biasa dan kecil, tapi di lantai dua suasananya terasa nyaman dan hangat meskipun dekornya sederhana dengan ruang yang relatif terbatas. Paling enggak lantai dua bisa mengakomodir 8 meja denan rata-rata 4 pax per meja. Jadi ya, bisa dibilang tempat ini adalah tempat yang sederhana namun tetap bisa menghadirkan suasana yang nyaman dan hangat.

    I usually give you an update (or two, or more) on where I'm dining at, so feel free to follow me on Instagram: @imanuelarnold and hit me up if you got queries regarding one of the places I've had visited.

    Menu yang dipesan: Crispy Pork Belly, Pork Ribs, Zuppa soup

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!




  • 2.8  
    AA Bistik [ Astana Anyar, Indonesia ]

    Cheap meal with exaggerated review

    Jadi ini adalah kali kedua gue makan di Bistik AA, pertama kali cobain kurang lebih 3 tahun lalu karena memang penasaran dengan nasi goreng bistik yang sudah banyak dikenal seantero kota Bandung nampaknya. Dulu pas awal makan masih pakai bangku plastik di pinggiran jalan. Bayangan gue adalah bistik dengan kuah coklat yang khas layaknya yang orang kerap sebut bistik, tapi ternyata ini lebih seperti nasi goreng dengan bistik ayam meyerupai katsu dengan saus sambal di sampingnya. Jadi untuk orang yang baru mau coba ya perlu tau dulu nih kalau ini bukan bistik dengan saus coklat layaknya di tempat makan yang biasa ditemui (at least harus minta kali ya, soalnya kalo pesen biasa ya gaada kuah bistiknya). Untuk rasa, nasi gorengnya sekedar nasi goreng kecap, jadi gak ada bumbu yang kompleks apalagi osengan telur dalam nasinya. Lalu untuk bistiknya sendiri pada dasarnya adalah chicken cutlet agak tipis yang disalut tepung dan digoreng garing, kemudian yang jadi bumbunya adalah si saus sambal yang ada di pinggiran piring plus kentang goreng. Gue malah terkesan dengan kentang gorengnya yang berasa bikinan rumah banget, potongannya tipis jadi renyah teksturnya, tapi di beberapa potongan ada sedikit bagian yang lembut di dalamnya karena memang potongannya mirip potato wedges tapi jauh lebih tipis aja. Overall rasanya biasa aja kalau dibanding nasi goreng lainnya, tapi dengan harga 20 ribu rupiah (per Desember 2020) gue ngerti kenapa nasgor bistik ini selalu ramai pengunjung. Karena dengan porsi segitu dan mengingat harganya yang ramah kantong, rasanya yang biasa aja jadi lebih justifiable dan terasa oke lah. Please note kalau tempat ini gak jual nasi goreng bistik aja, tapi ada juga berbagai menu lain seperti puyung hai dll, jadi boleh banget kalian eksplor menu lain selain bistiknya.

    I usually give you an update (or two, or more) on where I'm dining at, so feel free to follow me on Instagram: @imanuelarnold and hit me up if you got queries regarding one of the places I've had visited.

    Menu yang dipesan: Nasi Goreng Bistik

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!
    2 pembaca berterima kasih.




  • 2.8  
    Kampung Cerbonan [ Sarijadi, Indonesia ]

    Nice to have

    Kampung Cerbonan adalah rumah makan sederhana yang menawarkan berbagai makanan yang familiar dengan daerah Cirebon dan Jawa Tengah, yang artinya akan dominan di rasa manis, khususnya kecap manis. Tempatnya sendiri beneran sangat sederhana, sebuah rumah yang bagian depannya diubah jadi tempat makan dengan hanya 3 meja makan saja (di saat pandemi) yang saya rasa adalah car port saat tempat ini masih berbentuk rumah tinggal. So far yang sudah dicoba adalah Nasi Jamblang Udang, Tahu Tek Tek, dan Nasi Lengko. Nasi Jamblang merupakan nasi dengan berbagai jenis lauk seperti ayam suir, abon, dan untuk Nasi Jamblang Udang ada tempura udangnya juga. Rasanya gak terlalu manis dan gue cukup terkesan dengan menu ini. Banyak tekstur dan layer rasa membuat makan nasi jamblang jadi seru, apalagi dengan sambalnya dan daun kemangi. Bisa dibilang nasi jamblang ini adalah masakan yang gak ada elemen kecap manis di dalamnya dibanding dua menu lain yang gue coba. Nah untuk Nasi Lengko isinya nasi, toge, irisan timun, juga potongan tahu dan tempe dengan bumbu kecap dan taburan bawang goreng. Rasanya sederhana, layaknya makan nasi lengko di cirebon, basic tapi tetep gak hilang unsur spesialnya walau hadir dengan bentuk sederhana. Seperti yang gue bilang kalau makanan ini kecap manis-heavy, jadi dominan rasanya manis dengan bawang goreng dan cincangan daun (seledri mungkin?) yang menyeimbangkan rasa manis kecapnya. Kemudian ada Tahu Tek Tek, intinya sih mirip nasi lengko, bedanya ini potongan tahu, toge, irisan timun, dan lontong yang disiram kuah kecap dan ditopping bawang goreng dan kerupuk udang. Buat tahu tek, gue minta gak pakai lontong jadi gak terlalu kenyang. Saat makan tahu tek inilah gue merasa perlu nambahin sambel karena tanpa lontong, manis kecapnya makin menyeruak jadi rasa yang dominan. Lagi, tahu tek ini merupakan menu yang kaya tekstur dengan rasa yang lebih 'streamlined' dibanding nasi lengko karena memang rasanya simpel dengan rasa kecap yang jadi heart of the dish.

    Untuk harga, sebenernya tergantung apa yang kalian pesan. FYI untuk seporsi Nasi Lengko dan Tahu Tek masing-masing harganya 30ribuan. Buat makanan sederhana di tempat yang juga sederhana, harga segitu jadi terasa overpriced. Tapi kalo menunya Nasi Jamblang, malah gue merasa harganya sangatlah bersahabat.

    Overall, ini adalah tempat yang perlu dicoba kalau kalian lagi kepingin makan masakan yang khas ala cirebon dan kejawa-tengahan dan pas lagi lewat area pasteur atau cibogo. Tapi soal rasa, it was just nice to have this around.

    Menu yang dipesan: Nasi lengko, Tahu tek Tek

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!