Foto Profil Imanuel Arnold @imanuelarnold

Imanuel Arnold @imanuelarnold

97 Review | 74 Makasih
Level 9
Kopi
Filter Catatan
Urutkan berdasarkan: Tanggal
  • 4.0  
    Chandalah [ Braga, Kafe ]

    Boleh juga nih

    Mampir kesini saat udah malam dan tempat mungil ini cukup mengundang dengan jendelanya yang seperti etalase toko, cahaya terang dan hangat membuat tampilan depannya cukup menarik, apalagi dengan pajangan motor antiknya. Menunya cukup beragam, mulai dari appetizer sampai nasi dan roti, bahkan indomie juga ada. Gue akhirnya pesan Roti Bakar Telur, karena gue lebih suka dadar dibanding ceplok, jadilah gue minta telurnya didadar, minumnya teh tawar aja, lagi diet ceritanya. Soal dekorasi gue cukup appreciate, lighting oke, pemilihan furnitur juga unik walaupun beberapa rak yang jadi bagian dari interior dan dipakai buat display komik agak janggal, tapi tetep fungsional dan memungkinkan kita buat cuci mata, apalagi power outlet juga tersedia memadai hampir di tiap meja. Pas pesanan datang, kesan pertamanya adalah lucu juga tampilannya, roti bakar disajikan diatas cutting board kayu dengan roti yang cukup tebal dan terseliplah telur dadar diantaranya, plus diguyur sedikit susu kental manis. Tampilannnya yang unik juga mendukung rasanya, ya roti panggang telor dadar gimana sih rasanya, pasti udah ketebak kan? Tapi penggunaan susu kental manis cukup memberikan rasa yang beda ke roti bakar yang lebih condong ke arah asin rasanya, apalagi rotinya tuh tebal dan crispy luarnya, bukan tipe roti yang tebal tapi kempes pas dipotong, style yang berbeda memang. Teman gue yang pesan roti kukusnya juga mengakui kalau rotinya enak dan lembut, sayangnya saus srikayanya masih belum bisa bikin dia berpaling dari roti kukus jakarta. Plus point buat gue adalah teh tawarnya disajikan di cangkir yang lumayan gede, puas deh gue yang doyan ngeteh ini, rasa juga balanced, gak yang kebanyakan air, tapi gak strong juga. Di sisi lain, gue berharap dekor yang cukup cozy bisa lebih dimatangkan eksekusinya, terus seiring kita ke toilet, baru berasa suasana gedung lamanya, bahkan seinget gue gak ada wastafel untuk cuci tangan. Semoga bisa lebih rapih toiletnya. Untuk layanannya juga staffnya ramah dan juga cukup membantu dalam menjelaskan menu. Boleh juga kalau sore-sore cari tempat santai di sekitaran braga.

    Menu yang dipesan: Roti Bakar Telor, roti bakar strawberry, roti kukus srikaya

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!




  • 2.6  
    Chung Gi Wa [ Tebet, Korea ]

    This is not the place I once knew

    Suatu acara makan malam di Chung Gi Wa, udah lama juga gak mampir kemari. Seperti biasa, outlet sini gak pernah sepi, tapi karena kami bertiga, ada beberapa spot yang kebetulan available. Secara harga, mungkin kesannya mahal, tapi memang porsinya buat rame-rame jadi bisa sharing. Kami pesan Haemul Pajeon, Bulgogi Bakar, dan Samgyeopsal. Karena menu daging yang kami pesan belum mencapai 3 menu yang merupakan jumlah minimal untuk masak di meja, jadinya daging-dagingan yang kami pesan memang sudah dimasak terlebih dahulu baru kemudian diantar ke meja. Haemul Pajeon itu semacam pancake korea yang toppingnya seafood dan daun bawang. Untuk seafood topping yang keliatan sih cumi ya, jadi seperti bakwan cumi gitulah ya bahasa indonya. Bulgogi bakarnya enak, lembaran dagingnya juicy, lembut dan gurih apalagi dimasak dengan irisan bawang bombay nan harum. Untuk Samgyeopsal, layaknya daging panggang sih ya, empuk dan well cooked. Jadi ibarat kanvas kosong, samgyeopsal bisa dikreasikan dengan berbagai bumbu sesuai kreativitas kita. Rasa makanan disini bisa dibilang lumayan oke, walaupun mungkin beberapa orang merasa ada outlet (atau bahkan brand) yang lebih enak rasanya. Satu yang gue notes adalah layanan yang kurang memuaskan dan semoga bisa diimprove lebih jauh. Saat mau minta tambahan teh, beberapa staff yang lewat kurang menghiraukan request kami, ada yang menjawab ketus "nanti dulu ya", ada juga yang melayani request meja lain dahulu, sampai akhirnya satu dari kami harus bangun dari kursi dan request langsung ke staff pria. Service yang kurang profesional pun kembali terjadi waktu payment, kasirnya yang menghandle pembayaran melayani kami sambil makan, tepatnya mengunyah makanan sambil menyebut nominal yang bahkan gak terdengar jelas. So I was pretty disappointed in the way they treat their customer, and it was not in a crowded situation. Not the same Chung Gi Wa that I used to know.

    Menu yang dipesan: Bulgogi Bakar, Haemul Pajeon, samgyeopsal

    Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 3.6  
    Chicory European Patisserie [ Menteng, Eropa ]

    Another fancy pastries

    Ain't got much to say about this place, really. Tucked in the middle of hustling and bustling central Jakarta, I was surprised for the presence of this place. It looked just like the name: Patisserie, small and cozy, yet classy like typical chic european patisserie. There's something different with the space, maybe it was the minimalism thing going on with rustic kitchen situation, the pastry case was very temptating, from sweets to savory, they've got array of options to choose from. I just had my luch and it was a leisure time with friends in the afernoon, I went for my usual iced americano, then I had a serving of Rooibos Citrus tea in a pot by Dammann, fancy I know.

    The iced americano came quite unique, served in a small glass normally used for hot americano, but with ice. The taste and flavor was nice and not being too watery most of iced americano be with a little too much ice, so maybe that's a good thing. As for the tea, it was pleasant enough, smooth Rooibos Citrus with light citrusy notes. While not being anything special, I kinda temped to try their pastries for my next visit, though I wouldn't expect too much about it. One thing to note is, the price was rather steep for a mere coffee, at least that's eligible enough for benchmarking. That's reasonable enough considering their target market, but that seems a bit off for me.

    Oh, they've got such a nice restroom with oldschool style, classy!

    Menu yang dipesan: Americano, roiboos citrus tea

    Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 4.6  
    91st Street [ Menteng, Italia ]

    Being italian in delightful way

    So 91st Street is an Italian Restaurant operating as early as January 2019 on the lobby of the Akmani Hotel. The lobby exuded such a classy ambiance with spacey area and high ceiling, the bar area was nice too. Warm lighting, copper toned big liquor shelf and lighting framework blends seamlessly with the warm and earthy tone of the interior that utilizes mostly wooden elements for the interior and seating. The overall vibe is a reminiscent of 50s American Restaurant with a hint of art deco-meets-industrial modern theme.

    I managed to get a taste on some of their menu, and while not all the dishes might be exactly authentic Italian, I can safely say that they were doing quite well. They offer various kind of dishes from appetizer, soup, pasta, salad, steak, to pizza and dessert. The fun part is their open kitchen where you can see yourself how your pizza is made, the baking process was a fun thing to watch.

    Chicken In The Basket was our appetizer at that visit, which was basically fried chicken fillet served with french fries, it was a basic and everyone loves a good fried chicken fillet. The twist is on their Tabasco sauce, that was new to me. Looking like a salsa with olive slices, it was a new take on the standard chili/tomato sauce as the condiment. The chicken could have been well seasoned in my opinion, you know, to elevate the chicken and not fully dependant on the sauce.

    Then I tried their pizzas. I got Margherita, Salami Pizza, Marinara, as well as Boscaiola. I liked the way they make their pizza: inoffensive, thin, and crunchy but not being dry, what a pleasure. Their pizzas are available in two diameter sizes: 30cm and 20cm. Made with the same base, from dough to tomato sauce, and mostly sprinkled mozzarella bits then topped off according to your order. Marinara is the first one I tried, and it was a staple, a basic pizza consisted only with tomato sauce, chopped garlic, and olive oil. It was fresh and tomato sauce being the highlight here, while the garlic was so subtle that it was present in the aroma but almost nonexistent in the taste.

    Margherita was no stranger as well, similar to Marinara, it consisted of essentially tomato sauce and mozzarella . It’s a staple, and you can’t go wrong with this one. I appreciate the versatility of a classic Margherita. Salami Pizza was no different, a classic that turns Margherita to a whole new thing. Smoky aroma from the salami complemented the whole pizza, crunchy yet still maintain the moisture. Boscaiola in the other hand, looks different with onion and mushroom, also apparent green leaves that supposedly arugula or rocket. The mushroom is the star here, it added depth to the taste and texture, and also added a nice touch of fragrant to the pizza.

    When it comes to the pastas, King Prawn Spaghetti is a must try, grilled king prawn on top of spaghetti and said to served in bisque sauce. Well, it didn’t look like a bisque since bisque usually looked creamy though shares the same idea of strained broth of crustaceans. I love a good, savory, oily pasta, and the spaghetti pretty much accommodated the demand though the seasoning was a little weak on me. Along the nicely cooked pasta, there were the essential Carbonara Spaghetti with a nice thickness of the sauce. Carbonara was light and creamy, it goes well with the savory sliced beef salami creating this meaty and creamy combo that never fails to amuse. The last pasta, Pesto Fettuccine is fettuccine pasta drenched in pesto sauce creating the creamy green pasta with long beans and what I thought to be diced squash. It was fresh with various texture, despite the pesto could have been more bold. Anyway, pesto was an okay addition.

    For desserts, My friends loved the Calzone Nutella Banana, well I’m no big fan of chocolaty dessert so it was just okay, imagine a pastry filled with grilled banana and nutella sauce. But I was much more attracted to their Pannacota and Raspberry Pannacota, Pannacota fresh with milky vanilla note and strawberry sauce and also raspberry pannacota, though some say that the sourness was overpowering the sweetness, I don’t mind at all. With seducing color and the sour yet fresh taste and jiggly texture, ah I want them all. Another favorite was also the Cream Brulee, okay the egg could be evenly mixed with the whole ingredient to create a more pleasant texture. Tastewise, it was light enough and not being too sweet, caramel sauce accentuate the creamy taste jus well.

    I looked forward for a nice brunch time or afterhour hangout in this place.

    Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000
    Makasih Infonya!




  • 2.8  
    Fukuzushi [ Trunojoyo, Jepang ]

    Not impressed

    Fukuzushi terkenal sebagai alternatif yang terjangkau akan japanese fusion cuisine, umumnya sushi. Outlet yang terletak di sekitaran riau ini menurut gue adalah salah satu yang pertama dengan luas lahan yang paling besar juga. Letaknya di jl. Bahureksa, yang memang terdapat pilihan tempat kuliner yang beragam.

    Dari segi tempat, dekorasinya cukup nyaman dengan nuansa dominan kayu dan besi berwarna gelap, lightingnya juga temaram menghasilkan suasana intim dan hangat, di belakang juga ada bagian outdoor dengan taman kecil yang seating areanya diisi meja tinggi yang memanjang. Disini kita bisa pilih antara paket sll you can eat atau ala carte, bedanya di menu ala carte ya kita bisa pilih semua menu dengan hitungan per porsi sedangkan ayce dibatasi hanya beberapa menu tertentu. Satu hal yang terasa adalah kalau harganya gak bisa dibilang murah juga. Well, memang ada menu yang murah tapi kebanyakan hanyalah menu sushi yang didominasi kriuk alias tepung goreng, saus mayo, dan sedikit sayuran.
    Meskipun begitu, bukan berarti semua menunya gak enak, gue masih menemukan menu yang oke kok seperti volcano roll (kalau gasalah namanya) tapi memang kisaran harganya tidak bisa dikategorikan sebagai terjangkau juga. Menu premiumnya juga kebanyakan dilengkapi saus mayo, imbasnya rasanya dominan di mayo atau rasanya mirip semua antara satu menu dengan lainnya.

    Selain itu dari segi layanan, servicenya agak lama dan kurang tanggap, beberapa pesanan datang setelah lama menunggu padahal kondisi resto saat itu juga tidak ramai. Bahkan perlu sedikit usaha untuk memanggil staffnya walau staffnya juga gak terlihat kurang orang juga. Selain itu, saat kedatangan kondisinya agak pengap karena kebanyakan ac masih belum dinyalakan, padahal sudah jam maksn siang di hari libur nasional juga.

    Semoga manajemen bisa lebih mengembangkan kualitas serta varian menunya juga standar pelayanannya. Bicara soal harga, yah gak bisa dibilang murah juga meski masih bisa dibilang terjangkau.

    Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 4.0  
    Moonbucks Coffee [ Pasir Koja, Kafe ]

    Slow but steady

    Di jalan Pasir Koja yang notabene agak gersang, bertenggerlah sebuah tempat ngopi mungil di pojokan gedung hotel New Moonlight. Tempat yang spacenya terbatas dibikin cukup nyaman dengan interior industrial minimalis, dan power outletnya ada hampir di tiap tempat duduk. Dari beragam pilihan yang ditawarkan di kafe ini, beberapa menu yang sudah dicoba diantaranya adalah Vietnam Drip, Hazelnut Latte, Es Kopi Moonbucks, Brown Sugar Milk Tea. Mostly minuman disini sangatlah refreshing, tapi gue adalah orang yang kurang suka manis-manis (makanya biasanya black coffee atau teh aja pesennya), malah lebih suka yang asin-asin lidah ini.
    Menurut gue dari menu-menu lucu yang gue coba, kebanyakan rasanya heavy on sugar, which is no big problem, tapi gue rasa bisa toned down sedikit. Beberapa menu yang bisa dikoreksi penggunaan gulanya seperti di Brown Sugar Milk Tea dan Hazelnut Latte. Untuk Hazelnut Latte, rasa nutty-nya memang didukung buat lebih terasa dengan adanya sensasi manis, sedangkan buat Brown Sugar Milk Tea, a tad bit too sweet buat gue, lalu milk teanya malah jadi kurang berasa. Lain halnya dengan Es Kopi Moonbucks yang jadi signature, es kopi susunya pakai gula aren, jadi kalo masih baru dibikin, di gelas keliatan tuh ada endapan gulanya di dasar gelas. Di kopi susunya malah cenderung kurang mantap, kurang di body gitu. Hal ini bisa diperbaiki dengan cukup sederhana asalkan perbandingan kopi, gula, dan susu atau krimnya bisa disesuaikan lebih lanjut. So I'll stick to brewed teas atau black coffee. Untuk Iced Americano oke kok, I mean it's iced black cofee afterall, jadi rasanya ya oke2 aja. Oiya saat main kemari, mostly kopinya terasa light, bisa jadi juga temanya lagi pakai beans yang medium light roast, jadi seperti di americano, rasanya lebih balanced. Untuk Vietnam Dripnya, mungkin kesannya watery, tapi mungkin karakter kopi yang light tersebut punya andil atas rasa yang terkesan watery. Vietnam Drip bisa jadi agak tricky, kopi yang light akan menghasilkan kesan watery dan agak asam (balik ke beans dan roastingan juga kali ya), sedangkan condensed milk yang kalaupun ditambah akan bikin rasanya kemanisan dan bisa overpowering si kopinya, so it's a nice challenge for them to work on their formula.

    Selain itu ada camilan asin juga disini, ada bakso goreng yang seporsi isi 3, lumayan buat cemilan sore. Ada juga pisang molen dan juga batagor. Batagornya dipotong agak tipis dengan saus kacang, irisan tipisnya nya bikin tekstur jadi garing dan enak buat dicocol saus. Rasa batagornya juga enak, gak yang berat di tepung dan ikannya masih berasa.

    So far, Moonbucks seolah lagi dalam proses ke arah yang lebih mantap meskipun akan banyak improvement yang akan dihadapi. Dan tempat ini adalah a nice addition di jalan pasir koja, memberikan warna tersendiri buat pilihan nongkrong sambil ngopi-ngopi

    Menu yang dipesan: Hazelnut Latte, Vietnam drip, Es Kopi Moonbucks, Iced Americano, Brown Sugar Milk Tea

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 4.0  
    Alfred [ Thamrin, Kafe ]

    Nice! But kinda pricey

    Ah another hip restaurant in the central of Jakarta! Hidden within the Seibu department store, Alfred sits next to Toby's Estate. Just when I think I got enough options for groovy restaurant with the basically the same offer from the menu, yet here we went.

    It is a basic semi-fancy restaurant with typical one word naming, usually a name, and followed with classic-industrial fusion on the interior design that brings you the concept of 'old school is the new school'. But they did that with a bit of twist from sliding door, neon quote on the wall, and the creativity of utilizing such a small space then turned it into smoking and non smoking area, which not exactly a good idea. Their menu offers great selection though, from Brioche options (they don't call it burger here) to rice based mains. We ordered SA-C ( Sassy so the pronunciation) and Sorry,Dory into the big breakfast option. SA-C in big breakfast consisted of soft scrambled egg, avocado, mixed greens in honey lemon vinaigrette dressing, a shot of maple syrup and 3 slices of multigrain toast, also with Alfred sweet chili aioli. The same goes with Sorry, Dory just with the replacement of soft scrambled egg and avocado into pan fried dory fillet with tartar sauce.

    They both were good, I liked the airy and fluffy scrambled egg combined with avocado and toast with the aioli. Alfred sweet chili aioli plays a supporting role here, the sweet, creamy, uplifting, and a subtle spiciness was pleasurable. Otherwise, it would just be a plate of salad and toast with egg. The Sorry, Dory was nice too, I always like fried dory, soft without the fishy smell, the batter made enough crunchiness outside, all paired with refreshing sweet and sour tartar sauce. Maple syrup also added complexity to the overall taste, I made sure to drizzle everything on my plate with the syrup.

    In all, Alfred is a nice addition to your already convenient dining options with such a price that made me question if their price is really on par with what they deliver. Priciness aside, it worth a try for a unique dining menu experience.

    Menu yang dipesan: SA-C (Sassy) Big Breakfast, Sorry Dory Big Breakfast

    Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 4.6  
    DORE by LeTAO [ Thamrin, Toko Kue ]

    New approach on cheesecake

    I came by Dore on a Sunday afternoon for a quick bite while strolling around Plaza Indonesia. It is that cute little corner on the building's level 3, dominated with grayish white and gold color with a classy vibe, this small corner definitely will attract passerby's attention. And I found out that they have this different theme apllied in each outlet (Gallery in Plaza Indonesia, Colab in Plaza senayan, Corner in Kelapa Gading, etc.). There was only 3 or 4 seating in the outlet, so it's not the type of spot where you could have your fromage while chatting, social-laughing, and scrolling through your timeline with pals since people come and go in such a brief. For the most part, the limited seating has something to do with the idea of you being in their display as a mannequin to show people that walk by how classy their cakes are. And I must say that their fromage is a fancy take on cheesecake.

    I ordered original fromage and chocolate fromage, and they both were really...exquisite. I like the original fromage best, you could see by the slice that the cake has two layers; the top layer is like the thick creamy part whereas the bottom layer is the cheese part with a more solid texture, also finished with a velvety surface. It taste slightly different from most cheesecake you might've had, the fromage was lighter in taste, fresh, creamy with a hint of milk and cheese, a slice would be an understatement.

    Then we had the chocolate fromage, still in 2 layer format, only the base layer was a chocolate cheese base with velvety chocolate cake soft crumble. The chocolate tasted light and toned down with a sheer cheesiness, not being overwhelming is a great success in mixing milky cheese and chocolate.

    The staff were nice and friendly, that made the overall experience a pleasure despite the limited seating. More visits on a less-crowded hours!

    Menu yang dipesan: Original Fromage, Chocolat Fromage

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 3.8  
    Mie Keriting Babakan Jeruk Nikmat [ Sarijadi, Indonesia ]

    The hidden gem

    Gak nyangka di daerah perumahan yang gak banyak penjual makanannya bisa ketemu restoran kecil nan sederhana yang jualan makanan enak. Lokasinya ada di Jl. Babakan Jeruk 5 di samping de orange guesthouse. Kedai makan yang mengambil sebagian area dari rumah sang ownernya ini sangat sederhana, cuman ada sekitar 3 meja makan. Menu-manu yang ditawarkan juga menu chinese food ala rumahan, mulai dari nasi tim, nasi goreng, kwetiaw goreng, mie goreng, mie ayam,dll. Favorit gue adalah Nasi goreng dan mie gorengnya juga sama bihun goreng. Nasi gorengnya ala asia jadi warnanya masih agak putih karena bukan tipe nasi goreng yang base bumbunya kecap manis, toppingnya juga ada udang dan bakso ikan yang bikin makin sedap. Nah untuk mienya, gue udah coba beberapa menu mie yang ada disini. Mie ayam dan mie gorengnya perlu dicoba, kalo gak percaya liat aja review orang-orang di google maps hehehe. Untuk mie goreng, toppingnya masih berkutat pada telur orek, udang, dan bakso ikan. Mie ayamnya juga seru, mie ayam rumahan dengan pelengkap telur rebus pindang yang agak kecoklatan. Uniknya adalah mie disini home made alias dibikin sendiri sama ownernya dan kalo gak salah memang gak pakai msg juga, plus point buat resto ini. Ada juga mie udang bombay, jadi semacam lomie kuah kental dengan aksen ebi dan bawang, ada tomat, tahu, tauge, juga telur rebus juga sebagai toppingnya. Rasa mie bombaynya humble dan kayak masakan rumahan, boleh dicoba nih. Tapi karena gue kurang suka makanan becek, jadi gue akan lebih berpihak ke nasi, bihun, dan mie gorengnya. Oiya ada kwetiau goreng juga disini, tapi karena style mie dan kwetiau goreng disini bukanlah style goreng kering, jadi terasa agak basah buat gue. Sempet kejadian juga pas makan kwetiau gorengnya agak basah teksturnya, jadi buat menu gorengan gue akan berlabuh ke nasi, bihun dan mie gorengnya.

    Harga per menu gak sampai 30rb, makin terlesan deh gue sama resto ini. Dan gue rasa istilah hidden gem boleh lah diberikan ke tempat yang berhasil bikin gue terkesan.

    Menu yang dipesan: Mie Goreng, Nasi Goreng, Bihun Goreng, Mie Ayam, mie udang bombay

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 3.4  
    Bamboo Shack Cafe [ Dago Atas, Kafe ]

    Nice to have, nice to know

    Mampir kemari sewaktu berada di daerah dago pas jam makan siang. Tempatnya di samping Sate Pak Kumis, dan menariknya adalah di lantai duanya ada The Peak yang menjual liquor, wine, atau soju. Tempatnya sendiri gak terlalu besar, tapi cukup nyaman buat nongkrong atau sekedar makan siang. Ada bagian dimana temboknya diukir membentuk gambar yang menyerupai Cepot dan tokoh-tokoh lainnya, sungguh nyeni deh temboknya. Di bagian dalam juga banyak koeksi buku lawas yang bisa kita baca ataupun dibeli sebelum akhirnya kita menemukan tangga ke lantai dua dimana terdapat seating are juga yang tergabung dengan adanya outlet liquor store The Peak. Dan yang berkesan adalah mereka punya menu yang cukup beragam, ada tandanya juga untuk menu yang specialty dan menu-menu vegetariannya.

    Karena waktu makan siang itu cukup terbatas, jadilah gue pesan menu yang simpel dan relatif gak ribet makannya. Kebetulan di meja ada chef's recommendation yaitu Fish and Chips dan minumnya green tea. Setelah menunggu kurang lebih 30 menit, pesananku pun datang dengan porsi yang cukup besar dan lengkap dengan lemon wedges dan salad. Saus tartarnya terasa home made, rasanya simpel dan bisa dibilang cukup klasik, untuk ikannya penampilannya cuku beda dengan Fish & Chips yang biasa gue temui. Kalau fillet dorinya biasanya berbentuk chunks dengan lapisan tepung yang agak bergelombang, disini tampilannya lebih seperti katsu ikan, 2 keping potongan fillet pipih yang dibalur tepung roti sepertinya, jadi hasilnya jadi seperti fish katsu. Rasanya sendiri nice, walaupun tiada sesuatu apa yang spesial, it was just another fish & chips. Saladnya juga cukuo menyenangkan, ada selada, irisan paprika dan juga saus thousand island yang kalau dimakan dnegan ikan dan kentang gorengnya cukup segar dan menggugah selera. Untuk kentangnya saat gue makan dengan fillet ikannya enak dan emang klop banget, tapi saat gue makan kentangnya doang pas ikannya udah abis, rasanya agak asin buat gue, mungkin bisa dikurangi penggunaan garamnya. Plus point buat kentangnya adalah rasanya cukup menyenangkan, ada aroma dan rasa yang mirip dengan potato chips versi original yang bisa kita beli di pasar swalayan, thanks to salt and pepper in the play. Untuk service juga oke, pelayannya ramah dan berasa main ke tempat nongkrong yang familiar. Dan tempat ini juga menyediakan berbagai macam beer, jadi pilihan menu kala nongkrong bisa lebih berwarna.

    Menu yang dipesan: Fish and Chips

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.