Foto Profil Imanuel Arnold @imanuelarnold

Imanuel Arnold @imanuelarnold

97 Review | 74 Makasih
Level 9
Kopi
Filter Catatan
Urutkan berdasarkan: Tanggal
  • 3.8  
    RM Linggarjati [ Balonggede, Indonesia ]

    Klasik tapi unik

    Dapat info dari beberapa orang kalau ini adalah salah satu bakmi jagoan di Bandung untuk segmen bakmi halal, apalagi tempat makan ini udah beroperasi cukup lama jadi bisa dibilang punya predikat legendaris. Tempatnya sediri terletak di Jl. Balonggede, jalan kecil satu arah yang lokasinya dekat dengan alun-alun kota bandung. Disitu ada papan yang cukup besar tulisannya Rumah Makan Linggar Jati, tampilan depan dari bangunannya yang diwarnai nuansa hijau toska. Awalnya gue kira tempat makannya kecil, ternyata di bagian dalam masih ada area makan juga. Tempatnya sendiri memang terkesan tua, bangunannya adalah bangunan jaman dulu dengan segala unsur klasiknya, dari rak yang bergaya retro menampilkan jajaran botol sirop, dinding, sampai bangku dan meja yang juga memberi nuansa khas tempoe doeloe menjadi unik dengan warna toskanya yang cukup nyentrik.

    Makanan yang dipesan adalah Mie Pangsit Asin, kalau di menu tulisannya Mie Pangsit aja. Walaupun bukan yamien, biasanya kita akan ditanya mau asin atau manis, hal ini umum gue jumpai di berbagai kedai mie di Bandung. Saat datang, mienya cukup menggugah selera, gumpalan mie yang terlihat kenyal dilengkapi topping ayam suir dan cincangan daun bawang dan seledri. Yang cukup berbeda dari mie ini dibanding mie lain adalah gayanya yang agak 'basah'. Jadi mienya kenyal dan kelihatan agak basah seperti disiram kuah padahal belum diaduk, gue berasumsi kalau mienya bikin sendiri. Setelah googling dan baca-baca review foodie lain, ternyata benar kalau mienya bikinan sendiri, jadinya teksturnya bisa unik begitu hasilnya. Porsi mienya kata beberapa reviewer sih besar, menurut gue sih porsinya sedang. Gak terlalu sedikit sampai cuma ngisi setengah mangkuk, tapi gak bisa dibilang porsi jumbo juga. Sebagai gambaran, mienya menyisakan jarak kurang lebih 1cm dari bibir mangkuk, jadi ya memang porsinya lumayan. Dan satu hal yang gue liat adalah mienya agak panjang dibanding mie yang biasa gue temui, jadi pas disumpit gue sempet bingung ini gue makan mulai darimana ya. Untuk rasa juga enak, gue cukup senang dengan rasa yang klasik ini. Bukan rasa yang legit gurih berlebih, tapi lebih ke rasa yang simpel dan cukup ringan. Ayam suirnya juga menarik karena memberi rasa dan tekstur tersendiri, sayangnya gue berharap topping ayamnya bisa sedikit lebih banyak untuk mengimbangi mie yang sudah ciamik. Kulit pangsitnya juga kenyal tapi gak sampai berasa seperti karet, untuk isian juga rasanya oke meskipun bukan sesuatu yang bombastis.

    Rumah makan ini menawarkan rasa yang menurut gue esensial, back to basics dengan gaya yang humble, no gimmick nor punchline here. Jadi memang rasanya tidak lekang oleh waktu yang konon sudah ada dari tahun 1950.
    Selain itu ada 1 menu yang wajib coba tapi sayangnya gue belum sempet coba: Es Alpukat! Katanya harus banget coba kalau kesini, pas gue liat tampilannya mirip jus, tapi ini bukan diblender tapi diaduk sampai teksturnya cukup halus plus dikasih gula jawa. Akan gue sempatkan buat coba di kunjungan selanjutnya.

    Menu yang dipesan: Mie Pangsit

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 3.8  
    Coffee Toffee [ Surapati, Kafe ]

    Plain basic

    Coffee Toffee ini bisa dibilang adalah outlet Coffee Toffee yang paling besar di bandung. Dari luar kelihatannya memang seperti rumah tua yang dialihfungsikan jadi tempat nongkrong, tapi setelah masuk ternyata areanya luas dan terbagi ke beberapa area, ada yang meja panjang, ada juga yang smoking area yang merupakan area semi outdoor. Smoking areanya juga cukup nyaman, ada taman kecil yang dilengkapi kolam kecil juga. Sejauh ini kesan yang didapat tuh nyaman dan rapi. Model ordernya kita ke kasir untuk pesan dan lanjut payment terlebih dahulu, baru nanti pesanan kita diantar. Makanan dan minuman yang ditawarkan disini juga cukup beragam, mulai dari camilan, rice bowl, pasta, dan lainnya. Beberapa yang sudah gue coba adalah best seller platter, isinya ada fries, chicken wings, dan bola daging yang dibungkus tepung roti dan didalamnya ada melted cheese. Platternya asik dan pas jadi teman nongkrong bersama teman-teman. Ada lagi cheesy platter, isinya fries dan ada beberapa gorengam bertemakan keju, kalo ini gue kurang cocok, karena terlalu berminyak dan rasanya kurang menggugah, lebih seperti varian gorengan bernuansa keju aja. Untuk makanan utama, Nasi Goreng Jawa salah satu pilihan aman dan lumayan enak, nasi goreng ayam dengan topping telor ceplok. Selain itu Chicken Cordon Bleu juga jadi salah satu menu rekomendasi, fillet ayam yang diisi smoked beef dan lelehan keju, dan side dishnya ada kentang goreng. Ada juga sandwich dengan smoked beef dan telur yang enak ditemani potato chips buat menemani acara ngopi atau ngeteh santai Pisang gorengnya sepertinya agak tebal di lapisan tepung, jadi ada lapisan kulit yang terpisah dari potongan pisangnya, jadi antara kulit tepungnya tidak melapisi pisangnya dengan baik dan malah lapisannya bisa terasa agak alot. Untuk minuman juga pilihannya banyak, mulai dari teh, kopi, coffee blend, sampai dengan smoothies. Pilihan aman buat gue adalah pilihan tehnya yang segar seperti lychee tea atau lemon tea.

    Kalau bisa disimpulkan, tempat ini adalah tempat nongkrong yang nyaman dengan menu yang variatif, tapi soal rasa kebanyakan rasanya standar. Gak banyak menu yang berkesan, walaupun ada platter samosa yang dulu pernah gue coba rasanya enak. Itupun di outlet dago sebenernya. Akankah gue kembali? Probably, but mostly for their drinks in my leisure time or meetups.

    Menu yang dipesan: Nasi Goreng Jawa, chicken cordon bleu, Sandwich, Pisang Goreng, best seller platter, cheesy platter

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 3.6  
    372 Kopi [ Setiabudhi, Kafe ]

    Hidden playground with nice meal inside

    Dengan tempat yang luas di sisi outdoornya, gue gak nyangka kalau dalemnya punya halaman luas yang bisa dijadikan semacam tempat kongkow yang luas dan terbagi dalam beberapa area. Dari luar memang tamoaknya bangunan kuno yang disulap jadi kafe, tapi lucunya bagian indoornya gak seberapa luas. Bagian outdoornya yang malah lapang, ada sisi indoor tapi terpisah dari bangunan utama berisi beberapa meja dan satu meja panjang, ruangan ini kesannya rustic dan unfinished, dan memang benar kalo saat gue datang ruangannya belum sepenuhnya selesai, terlihat dari beberapa partisi yang masih belum didekorasi dan terlihat baru dipasang. Lanjut keluar, di outdoor area ada deretan meja yang bentuknya memanjang buat 4 sampai 6 orang di area yang luas dan cukup teduh dengan kehadiran beberapa pohon di sekitarnya, di ujung ada tempat duduk bertingkat gitu atau biasanya disebut amphitheater gitu kali ya, pokoknya kaya tempat duduk bertingkat di kedai-kedai kopi masa kini. Dan ada juga semi outdoor area yang modelnya seperti saung tapi di lantai dua, jadi kita perlu naik tangga dulu dari outdoor areanya, lokasinya di sisi-sisi lahan outdoor. Sungguh konsep dan pemetaan yang unik.
    Gue makan nasi ayam penyet dan minum cascara lemon. Nasi Ayam Penyet merupakan pilihan aman buat makan di siang itu, dengan harga yang terjangkau kita dapat sepaket nasi, ayam penyet dilumuri sambal yang cihuy, gak lupa ada tahu & tempe goreng serta lalap dan taburan bawang goreng di nasi. Rasanya oke juga, ukuran ayamnya sedang, kematangannya pun pas di gue, gak terlalu kering, tapi gak basah juga. Selain itu, gie selalu suka sambal bawang jadi tidak ada komplain soal nasi ayam penyetnya yang dilengkapi tahu dan tempe goreng. Kalaupun ada yang gue notes adalah minyak entah dari sambal atau ayam gorengnya yang agak sedikit kebanyakan, jadi agak menggenang di dasar piring, walaupun bikin tekstur nasinya jadi lebih lembut. Cascara lemonadenya juga unik, jadi katanya cascara ini semacam teh tapi dari kulit pohon kemudian dikasih lemonade. Gue request gak pakai gula sama sekali, rasanya mirip teh lemon tapi ada twist yang unik di tehnya, gak telalu sepat atau seperti rasa rumput, tapi lebih woody dan berkesan herbal. Selain itu, temen gue yang suka bakmi pesan Mie Bakso Ceker, gue sih udah skeptis aja gitu karena mie bakso di kafe kaya gimana sih. Turned out, mie baksonya lumayan enak, porsinya juga lumayan 'ngisi' kok, dan bakso kuah serta cklernya yang disajikan di mangkok terpisah jadi bikin acara foto makanan jadi lebih meriah.

    Menu yang dipesan: Nasi Ayam Penyet, Mie Bakso Ceker, Cascara Lemon, Cappuccino

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!




  • 4.6  
    Dapur Suamistri [ Sarijadi, Indonesia ]

    Kecil tapi comfy

    Awalnya tau tempat ini di postingan yang sempat muncul di linimasa sosial media, setelah iseng liat tempatnya dimana, ternyata lokasinya di Setrasari Plaza deket tempat tinggal gue. Akhirnya pas gak ada ide buat makan siang, gue mampir ke area Setrasari. Tempatnya memang kecil dan terpencil, gue karena nyari dari area dalam jadi agak effort, letaknya di samping toko bunga Herasri yang menghadap jalan raya terusan sutami. Setelah liat langsung tempatnya, baru sadar kalau kecil beneran karena pas liat dari foto orang kelihatannya masih lumayan lega. Dari luar, ada semacam area makan yang mejanya kecil nempel tembok semacam bar table, ada juga jendela yang memudahkan pengantaran makanan dari dalam ke meja luar, konsepnya sangat praktis, mirip kafe jepang yang mengusung ide to-go. Saat masuk ke dalam, ada sekitar 4 meja berjajar lurus dimana tembok diakali jadi sandaran tempat duduk berbentuk seperti balok kayu panjang di satu sisi, di sisi lain barulah pakai kursi beneran. Interior di ruang yang kecil ini menghadirkan nuansa humble yang homey dan cozy, nyaman seolah lagi nongkrong di pojokan ruang tamu. Meskipun kecil, pilihan kopinya cukup banyak, ada pilihan beans untuk dijadikan manual brew, ada juga yang terkenal Es Kopi Suami dan Es Kopi Istri. Dua es kopi ini adalah es kopi jaman sekarang yang dikemas di gelas plastik pada umumnya, jadi bisa dipesen online atau dibawa juga. Yang unik dan membedakan satu sama lain adalah es kopi suami yang menggunakan gula aren sedangkan es kopi istri menggunakan krimer, jadi yang suami rasanya lebih ke gula aren yang manis tradisional sedangkan istri lebih milky creamy. Gue coba manual brewnya dan cocok dengan pilihan beans yang ada (tapi lupa pesen beansnya apa ya yang dibikin v60), es kopi suami juga enak karena kopi susu dengan gula aren rasanya gak seperti kopi susu kebanyakan, manisnya halus dan ada sentuhan citarasa tradisional. Selain kopi makanan di tempat inilah yang perlu gue highlight, jadi menu makanan disini seperti menu rumahan yang digilir menu-menunya, ada pecel, nasi goreng rendang, nasi aduk rendang (ada daging atau paru), ada nasi juga cumi hitam atau nasi goreng cumi hitam. Yang baru gue coba adalah Nasi Goreng Cumi Hitam yang unik, nasi gorengnya warna abu-abu kehitaman akibat penggunaan tinta cumi pada nasinya, rasanya juga unik dan rumahan dengan rasa kencur dan rempah yang cukup terasa walau gak berlebih, dilengkapi dengan cumi hitam yang bisa juga jadi lauk nasi putih. Sekilas rasa nasi gorengnya mirip dengan rasa menu satu restoran dengan suasana rumahan, Allium yang dulu jadi favorit gue di kawasan jakarta selatan. Kalau kesini, menu yang jadi andalan memang di cumi hitam atau rendang dan harus coba. Selain makanan utama, buat acara nongkrong-nongkrong juga tersedia pastry, yang gue sorot juga di pastry rendangnya yang bikin penasaran, walaupun waktu berkunjung belum jadi gue coba.

    Tempat ini adalah hawa sejuk buat yang lagi bosen dengan pilihan makanan di sekitaran pasteur, khususnya setrasari. Dengan harga yang terjangkau dan lokasi cukup strategis, Dapur Suamistri bisa jadi alternatif buat acara makan siang atau sekedar tempat ngobrol songkat dengan teman-teman.

    Menu yang dipesan: nasi goreng cumi hitam, Manual Brew Coffee, es kopi suami

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 4.2  
    Cabe Rawit (Cawit) [ Ciumbuleuit, Indonesia ]

    Comfort food in a comfortable area

    Tempat makan yang cukup terkenal di sekitar ciumbuleuit, apalagi di kalangan anak kuliahan. Tempatnya lumayan luas, bisa nampung banyak customer, dengan layout yang unik juga sehingga enggak terasa boring. Salah satu yang bikin eksis juga karena tempat ini menyajikan pilihan makanan yang variatif, harganya terjangkau, dan bukanya juga juga dari pagi sampai pagi lagi, kurang lebih cuma tutup 5 jam dari 24 jam sehari. Luar biasa restoran ini, jadi kalau butuh comfort food harga terjangkau yang bukanya juga hampir 24 jam ya disini salah satu alternatifnya. Pelayanannya berubah-ubah, kadang lama, kadang staffnya kurang bisa nerima order dengan baik (katanya bisa pesan teh tawar hot yang jumbo, gak lama staff lain bilang kalau teh jumbo hanya available untuk menu es teh manis), tapi sejauh ini pelayanannya masih bisa dibilang oke. Beberapa menu andalan disini adalah nasi gorengnya yang banyak pilihan, ayam goreng menteganya juga banyak digemari walaupun menurut gue saosnya kurang terasa dan sedikit terlalu kental, rasanya juga kurang keluar. Ada juga menu kakap asam manis yang juga juara, porsi lumayan gede kalau pesan menu satuan, sausnya juga niat nih pake ada nanasnya juga. Kekurangannya dari menu kakap saus asam manis, kadang tebel di tepung, beberapa yang doyan gorengan mungkin gak terlalu bermasalah dengan ini, apalagi harga juga reasonable. Buat yang suka makanan western, disini juga banyak pilihan seperti Beefy Cheesy Chicken, Double Impact (2 fillet ayam!), Chicken Mushroom, Three Pounder Chicken, Chicken Cordon Bleu, dan menu lainnya yang mirip-mirip dengan base chicken fillet. Nah satu menu yang terbilang baru dan berhasil bikin gue terkesan adalah Cah Teur Ayam namanya, intinya sih telur yang dioseng sama sayuran dan potongan daging ayam. Menu ini berhasil bikin gue terkesan karena dari bahan yang sederhana, bikinnya juga gak susah, tapi rasanya enak dan rumahan, ada sedikit rasa manis gurih dari masakan yang biasanya dominan di rasa asin. Gue bisa makan menu cah telur ayam tadi sebagai lauk ataupun sebagai side dish.

    Menu yang dipesan: Ayam Goreng Mentega, cah telur ayam, kakap saus asam manis

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!




  • 3.4  
    Boat Noodle [ Tebet, Thailand ]

    Thai on budget

    Boat Noodle jadi tempat yang menarik dan eye catching buat disambangi, di signagenya juga ada lukisan kaya perahu yang mengapung gitu, dan tempat ini memang kelihatannya banyak mengambil inspirasi dari negeri Thailand, dan begitupun beberapa dari menu yang ditawarkannya.

    Terletak di Lower Ground, gak jauh dari eskalator turun dari atrium, nuansa hangan dan warna-warni cerah terpancar dari dekorasi restoran ini, dengan dominasi kayu yang nyaman memang membuat kita terundang untuk mampir.

    Gue pun pesan Pad Thai dan juga Tom Yum Fishball Soup dengan Plain Thai Hot Tea. Akhirnya Tom Yum Fishball Soupnya datang, tampilannya cukup menggoda dengan warna merah merona dengan bakso ikan dan juga irisan fish cake. Ada yang unik dari tampilannya, jadi ada semacam krim yang ada diatas permukaaan bihun yang menyembul dari tom yumnya, pas sebelum diaduk gue iseng coba pakai sumpit, dan rasanya mirip krim sih, tapi gak yakin juga itu apa. Sayang sekali rasanya tidak seindah tampilannya, isi tom yum hanya sebatas bihun, bakso ikan, dan fish cake tadi; rasanya memang segar tapi kurang keluar beberapa aroma yang biasanya ada dalam tom yum dan walaupun tom yum harusnya light, ini terlalu light buat gue. Ada sih gue temukan potongan sereh dalam supnya, tapi rasanya kurang keluar, but again dengan harga dibawah 30 ribu rupiah ya gue gak bisa menuntut terlalu banyak memang.

    Kemudian Pad Thai, kesan pertama agak aneh karena warnanya agak merah ngepink kaya banyak mengandalkan saus walaupun kalo difoto keliatannya normal, dan setelah dicicip bener aja rasanya lebih dominan saus, mungkin saus tomat. Gue berharap ada rasa bawang atau kucai yang lebih keluar layaknya pad thai pada umumnya, but this one was pretty mundane. Topping pada pad thai umumnya adalah udang, tapi disini digantikan dengan udah ebi dan juga telur tetap hadir karena memang apalah pad thai tanpa telur orek. 

    Satu yang malah bikin gue cukup impressed adalah teh tawarnya, tehnya cukup legit dengan aroma khas thai tea tanpa susu, wangi dan legit dengan warna kemerahan yang jadi signature thai tea.

    In all, gue bisa bilang kalau this place is thai cuisine on a budget, jadi gue dapet kesan what you pay is what you get. Not bad untuk harganya, tapi ada beberapa hal yang bisa dikulik dari segi flavor.

    Menu yang dipesan: Tom Yum Fish Ball Soup, Pad Thai, Plain Thai Hot Tea

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 3.2  
    Torico Restaurant [ Cihampelas, Jepang ]

    Mediocre

    Beberapa kali waktu main ke Cihampelas Walk melewati Torico ini, dan tampilannya menarik nih mengingat jarang atau bahkan hampir gak ada resto yang menjadikan sushi sebagai salah satu menu andalannya di Cihampelas Walk. Akhirnya nyobain juga tempat yang satu ini. Saat baru masuk, kebetulan banget ada yang udah selesai, jadi setelah meja dibersihkan gue pun bisa pilih-pilih menu dan langsung pesan. Pelayanannya sigap dan staffnya juga ramah, menu yang ditawarkan juga beragam, dari sushi rolls sampai nasi goreng. Gue pilih Nasi Goreng Gindara karena terbilang cukup unik, untuk minumnya sih ocha panas aja. Yang pertama datang, dan karena paling gampang disajikan adalah hot ocha. Tapi sayang seribu sayang cangkir ochanya berminyak gitu bagian luarnya, dan di permukaan teh hijau tersebut ada semacam serpihan halus berwarna putih, jadi gue minta tolong diganti. Setelah diganti, cangkirnya udah gak berminyak, tapi di permukaan tehnya masih ada aja tuh serpihan putih. Karena pasrah, yaudah deh gue sendokin permukaann tehnya dan gue pindah ke saucer alias wadah buat kita meracik saus, gue berharap resto ini bisa lebih teliti lagi untuk hal yang mungkin kelihatannya sepele seperti ini.
    Lanjut ke makanan, nasi goreng dengan porsi normal dilengkapi tiga potongan gindara fillet goreng tepung. Keseluruhan lumayan kok rasanya, walaupun gak 'wah' tapi boleh lah. Porsinya enggak sebesar yang gue bayangkan, tapi masih oke mengingat ada gindara fillet dengan harga 30an ribu rupiah. Penampakan nasi gorengnya ala asia yang agak pucat dan dominan rasa bawangnya, apalagi ditaburi bawang putih goreng kering, dan rasanya juga pas kalau dilengkapi dengan tempura gindaranya. Fillet gindaranya juga layaknya fillet ikan yang ditempura pada umumnya, basic tapi tetep jadi comfort food. Dan selalu ada kecap asin dan cabe bubuk yang bisa dikreasikan sesuai selera buat tambahan dari makanan yang kita pesan.

    Menu yang dipesan: Nasi goreng gindara, hot ocha

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!
    1 pembaca berterima kasih.




  • 4.8  
    STUCO Coffee [ Bogor Utara, Kafe ]

    Philosophical Coffee

    Ada tempat kopi nyempil di jalan Bangka 9, tempatnya unlikely dan kebetulan dalam tempat yang sama ada studio keramiknya Kandura. Tempatnya mungil, dan konsepnya agak semi komunal gitu kali ya dimana kita diajak untuk ngopi dan nongkrong dengan semangat kebersamaan dan persahabatan. Yang bikin gue terkesan adalah bagaimana tempat yang cuman sepetakan bisa disulap jadi nyaman dan betah nongkrong, mulai dari lighting dan dekor yang bernuansa indie, bahkan waktu gue dateng musiknya tuh diputer dari vinyl, sungguh artsy pula saat live show dimana sang Barista meracik pesanan-pesanan gue yang bikin kita semacam lagi ikut workshop. Yes, menurut gue the sense of interpersonal relationlah yang diusung oleh tempat ini, and I really appreciate that.

    Gue sendiri sudah coba beberapa dari menu minumannya, walaupun gue anak nya teh atau kopi item aja. Teh disini menarik, waktu gue dateng pakai tea blend dari Smoking Barrels yang mnegedepankan notes fruitynya, bayangin sabtu sore ngeteh-ngeteh santai sambil ngobrol sama teme-temen kan asik tuh. Black Lemonade Coffee adalah salah satu alternatif dan unik banget, sebenernya gak asing dengan ramuan ini, tapi it's still a nice and refreshing coffee based option. Kalau bisa gue ringkas, Black Lemonade Cofee itu semacam kopi hitam yang dicampur soda dan sari lemon, butuh komposisi yang cukup oke supaya rasanya gak terlalu manis ataupun kopinya being overpowering, dan so far gue suka nih. Untuk non coffee drinks, ada Honey Lemon Soda yang rasanya kayak honey lemonade gitu. Ada juga Creamy Citrus Candy, nah kalo ini gue baru ketemu disini nih, susu ketemu sari jeruk lalu diatasnya ada frothy vanilla cream yang mengingatkan gue sama es krim jeruk jaman kecil. Rasanya kalo dirangkum versi temen gue tuh kayak rasa Sugus, well mirip sih emang, tapi sedikit lebih kompleks dan gak terlalu manis juga untungnya.

    Makanan disini biasanya beda-beda dan lebih terfokum pada makanan kecil, jadi memang kelihatan ide dibalik tempat ini yang mau membawa kita kembali ke simpler life, santai sore di beranda rumah kerabat. I enjoyed my visit here, dan kalo ke daerah kemang dan bangka pasti akan gue samper buat sejenak mundur dari macetnya ibukota.

    Menu yang dipesan: Black Lemonade Coffee, Creamy Citrus Candy, Tea

    Harga per orang: < Rp. 50.000
    Makasih Infonya!
    3 pembaca berterima kasih.




  • 4.0  
    Hochiak Kopitiam [ Sarijadi, Kafe ]

    Glad I found this one

    Di ruko-ruko Setrasari Plaza ternyata banyak pilihan tempat makan yang asik, dan salah satunya adalah Hochiak ini. Berkonsep seperti kopitiam, pilihan makanannya sangat beragam, mulai dari snacks atau appetizer, nasi, mie, dan lain-lain. Interiornya pun seru, nuansa kayu yang mendominasi bertemu dengan interior bernuansakan peranakan menghadirkan kesan kopitiam yang kuat. Menu andalan gue dsini adalah Nasi Goreng Spesialnya, comfort food berupa nasi goreng paket lengkap deh pokoknya, pakai telur segala dan porsinya juga cukup mengenyangkan. Selain itu beberapa teman gue juga menjagokan Nasi Capcaynya dengan porsi yang besar, dan yang unik disini adalah nasinya ada di dasar mangkok, kalau sekilas pandang cuma semangkuk mangkok besar dengan  capcay kuah kental aja. Tapi kali ini gue coba untuk menjajaki menu lain yang belum sempat gue coba, dan itu adalah Nasi Hainam Ayam. Pas datang ternyata porsinya lumayan gede, nasinya cukup generous dengan aroma tipikal nasi hainam harum dan ada sedikit aroma bawang. Nasi Ayam Hainam memang erat gambarannya dengan ayam rebus dan bumbu bawang putih dan minyak wijen, dan begitupun dengan nasi hainam di Hochiak ini. Presentasinya juga bagus, selain ayam dan nasi, ada bumbu-bumbu yang bisa kita kreasikan: sambal, bawang putih goreng in oil, dan juga semacam kecap yang dicampur minyak wijen. Biasanya selain ketiga bumbu ini, gue akan tambahkan juga chili oilnya. Rasa Nasi Hainamnya enak tanpa aroma ataupun rasa yang terlalu menonjol, lebih ke arah subtle mungkin ya walaupun gak tawar juga rasanya. Setelah gue tambahkan bumbu, jadilah nasi ayam terbaik buat makan siang kali ini, ayamnya yang udah dibalur bumbu dan sambal juga nasi dengan aroma jahe dan bawang putih sangatlah pleasurable. Gue juga pesan Bakso Gorengnya (isi 5) yang lumayan digemari, baksonya agak kopong di tengah tapi rasanya legit yang mungkin berasal dari udang dan ayam, bukan bakso yang biasanya isi tepung diang sama udara saja. Dan yang memunjang baksonya adalah sambal bawang yang biasanya disajikan dengan si bakso goreng ini, bawangnya berasa dengan sedikit sensasi asam pedas. Biasanya untuk makanan kecil sambil santai sore, atau makan pagi, menu siomaynya juga (isi 4) sekedar buat camilan ataupun seperti dimsum session gitu, danpaling asik kalau ditambah chili oil tadi. Siomaynya oke lah, daging ayamnya juga berasa pas digigit walaupun masih sedikit terlalu bertepung buat gue. Untuk siomay mungkin agak hit and miss ya, di gue sih enak-enak aja, walaupun ada teman gue yang ngerasa siomaynya biasa aja.

    Sejauh ini Hochiak adalah kopitiam yang makanannya belum pernah mengecewakan gue dengan pilihan yang juga beragam, serta pelayanannya juga lumayan memuaskan. Untuk tempat memang gak senyaman kopitiam modern lainnya, apalagi disini gak ada ruangan indoor dengan AC, tapi hal tersebut not a big deal buat gue.

    Menu yang dipesan: Siomay, Bakso Goreng, Nasi Capcay, Nasi Hainam, Nasi Goreng Spesial

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!
    3 pembaca berterima kasih.




  • 4.4  
    Madame Mai [ Karet Kuningan, Vietnam ]

    Nice place, nice taste

    Pas lagi menyusuri foodcourt lotte shopping avenue nemu tempat yang keliatannya menarik nih, setelah datang ternyata makanan vietnam. Suasananya nyaman, dan juga penggunaan lighting temaram menghadirkan nuabsa hangat yang berkelas. Pilihan menarik sih memang, apalagi tipikal makanan foodcourt ya gitu-gitu aja. Kalo ngomongin makanan vietnam kayanya pho memang ikonik, jadi tolok ukur gue di Pho-nya. Pho Bo Chin akhornya terpilih jadi makan malam, ini adalah Pho dengan irisan daging brisket yang matang, bisa dibilang pilihan klasik untuk pho. Selain pho, ada juga bebrbagai appetizer serta menu berbasis nasi yang menarik buat dicoba. Serunya lagi di pojokan ada tempat bumbu dan pelengkap buat pho, jadi ada potongan jeruk nipis, irisan daun bawang, cabe rawit merah, ada juga hoisin sauce, kecap asin, juga lada. Dan yang paling unik ada daun semacam kemangi dengan label Bailoue, yang gue curiga adalah semacam spicy mint karena pas dimakan rasanya mirip kemangi tapi lebih seperti rasa minyak kayu putih. Pho dengan kaldu bening yang light dipadu dengan perasan jeruk nipis yang segar plus daun spicy mint tadi cukup bikin sesi makan malam jadi seru dengan twist yang unik pada rasanya, selain itu hoisin sauce yang gue padankan dengan kecap asin, lada, dan irisan rawit merah menyeimbangkan rasa segarnya dengan sentuhan gurih dan pedas. Kaldu yang ringan dengan tekstur rice noodle yang lembut dan kenyal, apalagi dengan kebebasan berkreasi dengan bumbu membuat gue cukup terkesan dengan Madame Mai, nextnya coba menu-menu lainnya ah.

    Menu yang dipesan: Pho Bo Chin

    Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000
    Makasih Infonya!