Chibiy

Kunjungan ke sekian kalinya ke Gerobak Betawi cabang Sunter.

Kali ini coba rawonnya. Rasanya gurih dan enak. Bumbu khas rawonnya terasa pas dan sempurna. Sayang sekali, togenya bukan pake toge yang kecil-kecil khas rawon. Padahal itu yang bikin permainan tekstur di rawon jadi asik. Lalu tidak ada daun kemanginya. Dan tidak ada telur asinnya. Untuk daging empuk dan enak. Benar-benar sayang komponen pelengkapnya minus semua.

Tahu gejrot. Saya pesan yang pedas. Tapi ternyata masih tidak termasuk ukuran pedas untuk saya. Rasa dari kuahnya enak banget, gurih. Tapi sayang (lagi), tekstur tahunya aneh. Bukan seperti tahu gejrot biasanya. Potongan tahunya kecil-kecil dan kulit tahunya garing banget. Aneh jadinya. Sayang sekali...

Bakwan jagungnya enak.

Begitu datang, tidak ada yang menyambut di depan. Jadi waktu itu saya yang datang berlima + 1 anak kecil, masuk celingak-celinguk mau duduk dimana. Untung masih belum terlalu ramai, jadi bisa bebas pilih meja. Setelah duduk di meja pun, tidak ada yang menghampiri untuk menawarkan menu. Jadi harus dipanggil dan itu pun beberapa kali manggilnya baru akhirnya menu datang di meja. Pelayannya pun tidak ada senyum. Tapi kaya stress sibuk atau apalah entahlah.

Kalo uda kesan awal begini, biasanya saya parno ada "penderitaan" susulan, such as makanannya keluarnya lama atau salah order dan lain sebagainya. Untungnya tidak... 

Dari awal memutuskan untuk coba makan di sini karena pengen cobain babi panggangnya! Dan ternyata benar, yang paling juara di sini menurut saya adalah : Samcan Babi Panggang & Chasiew Panggang Madu-nya!! Ini harus coba banget!! Babinya panggangnya gendut-gendut dan empuk. Kulitnya garing sempurna dan tidak terlalu asin dan nggak bikin eneg. Ada saos coklatnya (rasanya seperti hoisin sauce gitu), dicocol itu, tambah enak lagi.
Chasiew panggang madunya empuk! Dagingnya sama kaya samcan panggangnya, gendut-gendut. Jadi puas banget makanin per pcs-nya. Bumbu madunya juga enak banget, perpaduan rasa manis dan asinnya pas. So, untuk rasa dari Samcan Babi Panggang & Chasiew Panggang Madu-nya ini, perfect!

Untuk menu yang lainnya, saya rasa rasanya standard tapi masih bisa tergolong enak. Menu dimsumnya tidak terlalu banyak varian tapi secara taste masih cukup enak untuk dinikmati.

Dari luar, nggak bisa kelihatan dengan jelas apakah rumah makan ini ramai atau tidak di dalamnya karena kacanya pakai kaca film. Pas saya datang, mungkin karena bukan jam makan juga ya, jadi sepi, nggak ada orang lain yang makan. Para waitress-nya juga bengong-bengong duduk saja. Jadi pas saya masuk, mereka baru berdiri dan siap-siap. Untuk tempatnya sendiri cukup spacious dan ber-AC.

Yang menarik di sini dan sebagai pecinta pedas, sambalnya gratis dan disediakan berbagai macam jenis dan overflow! Yum! Ada lalapan juga sebagai pelengkapnya.

Coto Makassar. Untuk rasanya sih enak, tapi porsinya agak kecil dan dagingnya tidak terlalu banyak untuk harga 50k. Daging empuk. Kuah gurih.

Cah Kangkung. Bumbu tauconya enak, gurih. Kangkungnya dimasak sempurna dengan teksturnya yang masih garing dan segar.
Ikan Bandeng Bakar Rica. Kalo gak salah, harganya 100k. Porsinya cukup besar, bisa untuk sharing 3-4 orang. Rasa bumbu ricanya enak, cuman berasanya kurang banyak aja hahaha... (mungkin karena enak, jadi never enough). Ikan bandengnya juga empuk dan segar, tidak amis.

Perkedel Jagung. Atau dengan kata lain, bakwan jagung. Satu porsi isinya 5 buah. Dan per buah, ukurannya cukup besar. Menurut saya, taste-nya agak hambar sih. Jagungnya sih banyak, tapi entah mengapa pas digigit rasanya terlalu light. Kurang cocok dengan selera saya.

Banyak banget review positif mengenai salah satu bakmi di Jalur Bakmi Kelapa Gading alias di jalan Kelapa Kopyor ini. Bakmi Ho Liaw ini termasuk salah satu bakmi yang mengusung topping babi dan jarang sekali terlihat sepi. Beberapa kali lewat sampai nggak jadi terus karena rame banget. Memang kapasitas tempat duduknya dia tidak terlalu banyak juga sih. Kalau beberapa kedai bakmi lainnya bisa sampai masuk ke dalam rumahnya, yang ini hanya di area luarnya saja.

Disini ada beberapa varian mie yang ditawarkan. Tentu saya coba yang mie karet-nya dong dengan topping paling komplitnya. Yang unik, disini ada topping baconnya. Saya paling suka toping babi panggangnya. Gendut dan garing! Topping daging cincangnya juga enak. Yang paling penting lagi, tekstur mie karetnya saya suka sekali! Dan mie-nya itu sendiri sudah ada rasa, gurih, enak banget ya ampun...

Suami saya coba mie keritingnya dengan topping yang juga komplit. Mie keritingnya teksturnya agak terlalu lembek kalo buat saya. Suami saya suka yang topping chasiewnya karena empuk.

Bakso gorengnya enak. Bagian dalamnya padat tapi empuk, kulitnya garing, rasanya pun enak.

Sudah pasti akan jadi langganan tetap bakmi yang satu ini dan mau cobain kuotie panggangnya.

Tadinya sama sekali nggak tertarik banget buat cobain, you know because of what? Cuman karena font di logonya jelek aja sih. Tapi karena melihat beberapa reviewer bilang rasanya lumayan enak, dan pas emang lagi mau ke Mall Artha Gading, ya udah coba aja deh. Kapasitas tempat duduknya cukup banyak. Pelayanannya ramah dan sigap.

Spicy Miso Ramen. Kuahnya tasty. Telurnya enak. Ayamnya juga enak, empuk, walaupun sayang potongannya cuman 2 biji. Yang ngerasa a gak salah tempat sih sayur hijau alias caisimnya. Kaya agak males aja gitu ngeliat caisim di ramen ya haha... Tekstur ramennya sendiri oke. Untuk tingkat kepedasan, masih dalam batas yang dapat ditolerir.

Spicy Yaki. Yang menarik adalah tampilan poached egg di atasnya. Begitu dipecahkan, diaduk sama ramen-nya, jadi creamy berkuah2 (jadi inget kwetiauw bun sih). Untuk rasanya yah, tasty, lama-lama jadi baru berasa pedasnya. Tekstur ramennya ini agak sedikit keras ya. Entah emang begitu atau emang direbusnya kurang lama.

So, overall, di lidah saya sih ramen ini biasa aja. Mungkin saya lebih suka rasa ramen yang lebih otentik sih daripada yang sudah di-"Indonesia"-kan begini. Lepas dari itu halal atau non-halal, tetap saja saya bisa mendapatkan rasa ramen non-halal yang lebih otentik daripada Nanami Ramen ini. Untuk harga, memang tidak terlalu mahal, tapi yah sebanding dengan kualitas makanannya saja sih menurut saya.

Karena tenggorokan lagi kurang enak, jadilah mampirin Song Fa yang cabang Hayam Wuruk ini. Paling deket sama kantor soalnya. Tempatnya cukup spacious dan malam ini tidak terlalu ramai. Suasanya cozy, pelayanan sigap dan ramah, sayang AC-nya agak panas.

Banyak yang bilang ini the best bak kut teh in Jakarta. Tapi nggak begitu sih menurut saya. Sebenarnya bukan nggak enak (kalo nggak enak, saya nggak nambah  kuahnya berkali-kali juga sih hahaha), mungkin taste-nya saja yang kurang di lidah saya. Karena menurut saya, kuahnya terlalu dominan rasa lada (anak kecil sih kepedesan), kurang rasa rempah khas bak kut teh-nya itu sendiri. Kalau untuk kualitas isinya (daging dan lainnya) sih tidak perlu diragukan lagi. Empuk dan enak. Jadi saya menambahkan banyak soy sauce lagi di kuahnya biar lebih tasty buat saya. Yang ok tuh nasinya, tekstur nasinya pas kekerasannya, jadi pas dikasih kuah dia gak blenyek lembek.

Braised Pig's Intestine. Enak, empuk, bumbunya meresap sempurna ke usus babi-nya. Walaupun pesan porsi yang paling kecil, tapi cukup banget untuk dimakan sharing berdua.

Kai Lan. Sebagai penggemar sayuran, di lidah saya sih masih ok-ok aja rasanya. Tapi suami saya kurang suka kai lan-nya, katanya ada rasa anehnya. Nothing special sih dari sayurannya. Hanya kesegaran dan kualitas sayur sih tidak perlu diragukan. Kalau bumbunya biasa saja.

Kali ini cobain Indomie Ropangi Masbros Special. Rasanya ini the best menu alias salah satu menu andalan mereka untuk yang jenis Indomie deh. Jadi dia indomie goreng dengan topping sambal matah (which is bawangnya banyak banget, super enak), dicampur dengan saus telur asin juga, kornet, dan telur mata sapi. Disediakan juga jeruk limau buat diperas. Hmmm, yummy! Enak banget ini, saya suka.

Indomie Goreng Saus Telur Asin. Saus telur asinnya berasa banget. Enak sih, tapi kalo kebanyakan jadi eneg juga soalnya gurih banget.

Kunjungan kesekian kalinya ke Amyrea Art & Kitchen. Karena suka banget sama Ice Avocado Latte-nya, jadinya repeat order minuman itu. Cobain minuman yang lainnya, yaitu Ice Latte. Sama, enak juga. Taste pahit kopinya berasa banget dan tidak terlalu manis karena gula cairnya pun dipisah.

Garlic Parmesan Nori French Fries. Seperti yang bisa dilihat di foto, bumbu garlic parmesan nori-nya melimpah ruah! Nggak cuman di permukaannya doang, tapi sampe bagian dasar dari cup-nya itu penuh dengan bumbunya. Jadi kalo biasanya resto lain cuman punya bumbu garlic parmesan, di sini ada tambahan nori-nya. Enak! Dan ya lagi itu, bumbunya banyak banget tapi gak sampe over, pas, konsisten tersebar merata ke seluruh permukaan french fries-nya. French friesnya juga jenis yang gendut-gendut, saya suka.