Gue terkesan sama cara mesennya, Grab-and-Go gitu. Jujur, gue terkesan sama Salmon Chikuwa Cheesenya. Dengan harga segitu dapet rasa yang on point sekali. Sayang aja informasi menunya kurang, kirain ga ada ocha, eh ternyata ada ocha di pojok.
Menu yang dipesan: kani tamago maki, Salmon Chikuwa Cheese
Jujur pertama kali ke Ikkudo itu selalu ngebandingin sama yang di 3A di mall yg sama, tapi kok yg ini lebih rame gitu. Apa karena lebih murah?
Gue pesen Toroniku Ramen, karena well, kemarin udah makan Orenchi jadi ga mau pork belly, I want something different.
Pas makanannya dateng, presentasinya unik. Semua topping di 1 piring, sementara ramen dan soupnya di mangkok terpisah. So gue coba soupnya, dan ya, this is pork soup done right. Ga keasinan, ga gurih banget, just perfect. Pas gigit pork cheeknya, ini bener-bener mirip salmon! Tapi pork, jadi feeling teksturnya gimana gitu, unreal. Ini ga ditambah apapun udah enak. Cuman sayang telurnya ga begitu berasa.
Kalau diranking, gue menempatkan Ikkudo ini di No. 1 sebanding dengan "Si Kuda" tapi karena availability Ikkudo ini banyak (cuman Kokas sama Ah Poong yang ga punya menu pork) ini sangat recommended!
Orenchi ini salah satu ramen place yang ada di Jakpus dan juga salah satu yang jual ramen pork-based.
Dan mungkin salah sedikit dari yg jual ramen pake kecambah kali ya, selama gue makan ramen ga pernah nemu yg pake kecambah.
Gue pesen Shio Tonkotsu Ramen, dan pas gue coba kuahnya... salty. But it's a good salt (ya gue pesen Shio masa berharap rasanya asin Shoyu atau Miso).
Pork bellynya sendiri cuman dikasih 1, tapi pas gue gigit, gue merasakan ada yang beda. Lemaknya itu masih nyatu di daging, ga kayak semua ramen pork based yang gue coba dimana pas gue gigit pork bellynya cuman dapet dagingnya doang, lemaknya lumer ke kuah. This is nice, cuman ya itu lain kali gue pesen yg less salty deh kuahnya.
Buat sebuah kedai mie ayam, gue akui konsepnya menarik sih. Demie ini di Pelaspas, which around 500m east of MRT Blok A.
Dia ala-ala ramen bar Jepang, tapi yang dijual Chinese-style mie ayam. Gue akui rasanya balanced sih, ga asin, ga manis, tapi ga gurih juga. Dan enaknya, mienya bisa ditambahin condiments (I surely can't get enough of fried garlic oil!) jadi bisa dimodif sesuka hati.
Menu yang dipesan: Demie Keriting Ayam Rebus, Liang Teh
Pas pertama kali tahu Chatime Atealier ini, gue penasaran menunya apa aja ya.
Turns out Atealier adalah Chatime dengan menu eksklusif dan proses pengetehannya khusus (nitro brew udah macam SB aja). Gue pesen Earl Grey Milk Tea dengan Earl Grey Jelly. Rasanya strong, ada perbedaan yang kentara dengan yang gue beli di Chatime biasa.
Semoga makin banyak Chatime yg diupgrade ke Atealier deh hehe.
Kalau di Bansan ini selalu ngantri, gue demennya Ovalti...
Oh wait, salah tempat gue sepertinya.
-----------------------------------------------
Oke serius, jadi Bansan ini di Cipete, ga jauh dari Tuku dan ga jauh dari Biggies. Jualannya cuman 3 menu, tapi selalu aja ada yg mesen.
Gue pesen Triple Sauce Roast Beef, yaitu Gyudon dengan tiga saus berbeda. Entah apa yang ada di saus ini tapi ini menambah rasa sekali. Gue demen sama sausnya.