Angie Katarina

Jujur belum pernah ke Vietnam, jadi ga bisa membandingkan yang asli di negara gimana sih.

Yang jelas Pho Thicc tidak meng-claim mereka jual rasa orisinil Vietnam, more like fusion/mereka kasih twist di makanan yang mereka jual. Which is nice dan sah saja asalkan inovasinya menarik.

Menu utama mereka adalah signature 18-hours beef pho, harusnya yang ini kan yg paling enak wkwk, turns out menurutku kuah pho mereka kurang gurih, berasa beefy ngaldu sih tapi ga medhok strong.
Yang kita ga suka juga karena beef nya di slice kecil-kecil jadi susah makannya :’)

Begitu pun dengan beef di menu lain, semua kecil-kecil juga, kayak kurang niat kasih beef nya wkwk.

Menu mereka yang inovatif dan turns to be everyone’s favorite (including me) adalah dry pho beef nya, waduh pecinta nyemek gurih nonjok merapat deh! Ini enak banget hahahaha. Wajib kasih perasan jeruk nipis supaya jadi tangy nagih!

Selain itu mereka punya menu banh moy yang ga boleh di skip. Enak banget, especially dry banh moy (yg isinya cuma beef berbumbu dan wansui). Love every bite of it. Herby.

Aku bahkan lihat ada orang yg kesini cuma buat makan banh moy nya, ga pesan menu lain hahaha.

Serve time cukup cepat.
Ada outdoor area juga untuk dine in karena mereka ramai.

Layak banget untuk dicoba!

The famous Kansai style dry sukiyaki yang masih satu group dengan beberapa japanese resto lain sederetan di Goldfinch.

Kalau biasanya kita tau sukiyaki hotpot concept, nah ini versi less-enek! Memang harganya seratus ribuan sudah include nasi free refill, sebutir telur, soup dan veggies set, tapi kalau porsi makan kamu besar kayak aku, ya daging 100gr ga cukup sih! Hahahaha.

Mereka punya 4 paket dengan perbedaan kelas di wagyu yang digunakan. Best seller nya paket premium dan diamond ya.

Highly recommended kesini on weekdays dan bukan jam makan, karena kita masing-masing dilayani 1 staff, jadi ga enak kalau berasa buru-buru makan karena ada waiting list hehe.
Sepertinya bisa reservasi, ditambah mereka juga punya VIP room.

Tingkat kematangan daging bisa request.
Jujur dimasak simple tapi bisa enak banget. Manis sukiyaki nya dari gula jepang.
Manis ketemu rasa beefy dari high quality meat nya bikin setiap suapan terasa enjoyable, not overly sweet.

Telurnya untuk cocolan daging bisa request raw (lebih clear, tapi rasanya lebih infused ke wagyu nya) atau onsen (lebih creamy nagih, tapi sedikit reduce manis wagyu nya). Both enak tergantung selera.

Harus order tori nanban nya yang cuma 30rb! Affordable tapi ga murahan.

Pelayanan oke. Staff nya komunikatif tapi ga annoying.

Kesini setelah berbulan-bulan mereka buka, dan awet lho ramainya!

Menurutku harganya reasonable make sense consider rasa, kualitas, porsi dan konsep yang ditawarkan.

Tempatnya kecil, ga cocok rame-rame kesini hahaha.
Must try yg truffle nikudon. Buat yang porsi makannya besar, should order the large portion.

Every bowl includes ochazuke (kuah kaldu yg bisa kamu minta saat sudah hampir selesai makan) dan pudding caramel yg rasanya enak, teksturnya more like pannacotta, jiggly dan silky.

Yg truffle kicking sih bumbunya, kayak elevated version of menu kabayaki. Kalau doyan pedas, minta cabe rawit potong deh!

Gyoza mereka juga worth mentioning. Enak, meaty kenyal, nagih!

Serving time termasuk cepat untuk ukuran mereka yg at the moment selalu full dan waiting list even on weekdays.

Akhirnya nyobain haha happy deh.
Yang paling sering dipesan disini adalah dry mala dan collagen bone soup yang pakai mala juga.

Konsepnya mirip resto mala lain, dimana kita pilih-pilih sendiri mau apa saja untuk dimasak. Harga ga murah ya makan beginian kalau sampai kenyang seorang bisa 100ribu lebih juga hahaha.

Dry mala disini karakternya kebas banget, tidak bisa pilih level pedas, default nya memang strong tapi nagih sih buatku! Doyan banget. Ga terlalu oily.

Untuk kuah collagen bone ini ga kalah nagih, soupy, creamy kaldu kayak kuah susu, perfect nih habis makan dry mala seruput kuah ini panas-panas.

Kalau pesan dry mala bisa minta kuah terpisah for free ya.

Will be back for sure walaupun staff nya somehow kurang friendly gesture nya hehe.

Sebagai tempat nongkrong, ngopi, work from cafe ini oke sih.
AC dingin. Walaupun area indoor mereka kalau siang kena silau panas juga karena atasnya kaca ya.

Belum cobain banyak disini. Cuma pesan bakmi roasted chicken, rasa bakmi nya agak hambar menurutku, ekspektasiku gurih licin.
Daging ayam nya ga terlalu banyak buat harga hampir 50rb ya 🥲 sedih huhu.

Temanku pesan nasi aduk katanya enak.
Mac n cheese mereka extra cheesy, melt, kalau lagi mood 🧀🧀 boleh sih ini.

Wifi tersedia dan cukup kenceng.
Overall boleh lah, khususnya di sekitar sini banyak sekolah dan kampus ya, bisa jadi opsi ngerjain tugas sambil nongkrong.

Menurutku secara harga oke banget sih buat ukuran sekitar gading serpong dan BSD ya. Aku kesini berdua pasangan, ga sampai 100rb, makan kenyang berdua sampai begah karena mereka punya paket makan nasi + sayur sepuasnya 10ribu (bisa refill berkali-kali asal tau diri ya). Yg penting pintar akal-akalin saja.

Segitu kita pesan 2 potong ayam lho, bukan cuma pesan lauk yang receh.
Ayam per potong 20rb. Lauk lain seperti mendoan, telur dadar, sayur toge cah, perkedel kornet, semuanya under 10rb ya.

Tempatnya juga proper lho, kayak warteg atau kantin makan deh gitu, versi bersih.
Harga menurutku masuk akal. Bukan yang murah sekali tapi reasonable kok.

Sangat punya alasan untuk balik kesini. Rasanya juga oke. Masakan rumahan kan ga pernah salah hehehe.

Tapi jujur ya aku lihat banyak yang kesini kayak “curang” gitu. Misalnya pelanggan datang berdua, mereka pesan nasi 1 porsi (1 orang) jadi bayar buat 1 orang, tapi setelah bayar, mereka ambil piring tambahan buat makan terpisah, lalu refill refill terus.
Menurutku sah sah saja sih tiap orang pengen untung ya, tapi ga gitu-gitu amat lah.

They got the best pork dishes in town. Di tangerang agak susah ketemu resto/tempat makan non halal yang proper tempatnya, proper rasanya, proper menunya kayak gini.

Surprisingly mereka ramai lho hahaha.
Kesini menurutku harus ramean, jangan berdua, biar bisa pesan banyak menu karena menu mereka memang suitable for sharing bukan porsi kecil-kecil.

Yang aku coba:
- pork katsu: I expect lebih gurih umami, tapi mereka lebih menonjolkan rasa pork nya itu sendiri. Potongannya tebal-tebal. Buat harganya sih porsinya termasuk banyak ya hahaha. Bisa untuk share. Rasanya overall lumayan enak, tepung nya ga terlalu tebal.

- bbq pork: enak, tipe manis berbumbu. Yang ini bisa untuk sendiri atau share berdua bertiga.

- pork knuckle cabe garam: enak banget, gurih garing, tapi dagingnya a bit dry. Bumbu cabe garam nya nagih!

- babi putar: ini slow roasted pork, lebih calm dibandingkan knuckle menurutku hahahaha. Selera sih, kalau demen yang glenyer glenyer empuk juicy, pesan yang ini instead of knuckle nya. Tapi kulit nya less garing ya.

Semua menu wajib dimakan dengan sambal-sambalnya yang enak banget ya. Sambal rica, sambal matah, dan sambal sejenis dabu-dabu.

Food serving time termasuk cepat bahkan saat resto mereka ramai sekali.

Bakal balik lagi kesini sih.
Restonya proper buat family, kumpul-kumpul maupun entertaint orang gitu.

Pelayanan lumayan oke walaupun saat aku kesana ada pesananku yang missed dan salah input 😞