Nintia Isath Fidiarani

Yang ngidam belut di Jakarta bisa mampir ke sini, dijamin puas. Belut segar dimasak dari kering sampai basah ada di sini, dagingnya cukup gemuk dan sambal ulekan si ibu pemilik yang memang tidak halus tapi tasty dan pedas sekali bikin keringetan dan nagih. Belutnya tidak amis, bumbunya berasa dan disajikan panas2.

Suka dapir cokelat ini karena mereka ready stock untuk cake, ukuran slice dan besar, bisa untuk gift atau surprise ulang tahun atau anniv. Coklat di tiap cake nya itu ga pelit, banyak banget dan enak. Harganyapun tergolong affordable price.

Ramai sekali tempat ini dan cukup panas. Kursi mejanya memang banyak jadi bisa menampung banyak pelanggan. Kalau kesini cari yg terluar dekat angin segar biar ga kepanasan.
Rekomen adalah roti pisang bakarnya, enak dan banyak, bisa lah untuk berdua. Banyak menu lain juga di sini seperti dimsum, bubur ayam, kopi, mie goreng, mi rebus, dll.

Dengan suguhan interior yang klasik Jawa namun tetap modern ditambah dengan alunan musik tembang Jawa yang membuat betah berlama lama di tempat ini. Kursi kayu panjang tanpa sandaran membuat makin klasik dan tidak terkesan pricey. Lampu yang samar samar namun cukup terang membuat suasana semakin santai.
Sayangnya, pelayan di sini kurang ramah, mungkin lebih sedikit diajari bagaimana cara tersenyum. Kurang peka juga di saat di meja saya tidak ada tissue sedangkan di meja lain ada.
Saya pesan bebek goreng, pengen sambal pencit dan nasi merah, sayangnya habis, saya datang di jam setengah 8 malam. Saat bebek datang, agak sedikit underistimated karena bebeknya terkesan terlalu kering dan seperti gosong. Tapi tidak dengan rasa dan bumbi ijo andalannya juga kremesannya yang saya suka. Bagi saya, bumbu si bebeknya kurang meresap sampai dalam, sehingga daging di dalam masih terasa hambar. Bumbu ijo di atas nasi seperti bumbu pada nasi bebek khas madura. Nasinya panas dan pulen, juga sambalnya pedas sekali.

Saya pecinta kwetiaw, dari goreng, mun, bun, siram, apapun bentuknya saya suka. Dan disini ada yaag belum pernag saya coba sebelumnya yaitu kwetiaw bakso, mirip seperti bakso koah, hanya saja diberi mie kwetiaw putih. Langsung order ini menu, baksonya ada yg halus, urat, dan gepeng deegan campuran tauge sebagai penguat rasa. Harganya 39k/porsi. kwetiawnya si ga terlalu spesial seperti yang kubayangin, yang goreng juga ga spesial, lebih enak kwetiaw goreng abang2 lewat komplek, hehee. Tapi baksonya unik berbentuk bulat tapi gepeng, dan uenakkkk banget rasanya seger lembut dagingnya berasa ga ngendal ga alot, pokoknya enak lahhh, seporsi isinya dua aja, dicampur bakso bulat lainnya.

Di sini tempatnya luas, meja kursinya banyak, parkiran tersedia, makananpun macem2 selain roti bakar juga ada bubur ayam, sate, nasgor, dan laennya.
Order roti bakar full keju ama isi kornet dan telor, kupikir kornet lembek ama telor mata sapi, ternyata diolah dulu telor ama kornetnya jadinya mirim ham isian burger, enak juga ternyata.
Harga cukup affordable, di sini buka sampai tengah malam, makin malam makin ramai.

Order yang spesial, pakai meises, keju dan kacang. Ukurannya yang gede dengan potongan yang banyak bikin enak buat ramean. Disajikan panas2 di dalam box ukurannya seperti box pizza. Adonannya lembut dan buttery banget, wangi dan manis.

Cukup ramai di Minggu siang, ramainnya customer di sini kalau dilihat dari raut mukanya kayanya kita di pihak yang sama, ga betah karena lama buangettttt makanan datengnya, capek nunggu! Bisa berjam jam cuma nunggu tuh dimsum datang.

Memang termasuk murah di Jakarta, all you can eat dimsum dengan harga 56k/orang. Tapi ga gitu juga kali, kami banyak urusan lainnya juga, ga cuma untuk nungguin makanan datang. Ketika komplain ke salah satu pegawainya, lama banget sih mas, eh jawabannya malah iyak betul memang lama sekali. Aelahhh gondok banget! Hahaha.
Untuk segi makanan so-so, walaupun dimsumnya ukuran mini, tapi enak kok rasanya disajikan hangat juga. The best di hakau udangnya. Buburnya juga tasty.
Yang pernah kesini, kuyakin ga akan balik lagi karna pelayanannya yang lama sekali.