Nintia Isath Fidiarani

Dati segi rasa tidak ada yang spesial, segalanya pas aja, dengan harga yang cukup terjangkau cocok untuk makan siang atau malam. Kalau makan siang sering banyak orderan nasi kardus, jadi tempat makannya tidak begitu ramai. Recommended untuk ayam garang asemnya.

Tempatnya kecil, pertama kali datang bingung mau duduk dimana, yang kufikir bisa nongkrong sambil nikmatin kopi. Ternyata hanya ada 1 table di luar itupun penuh, dan di dalam hanya ada bar untuk penjual dan 1 kursi panjang untuk customer, lebih terlihat seperti orang2 sedang antri. Tapi ternyata memang seperti ini konsepnya, dimana berlaku untuk coffee lover yang mau menikmati kopinya tanpa berlama lama.
Saya order kopi hitam tetangga, dan kopi susu tetangga masing2 ukuran small. Dengan harga yang cukup murah, tapi kualitas tetap nomor satu, saya suka sama rasa kopinya yang cukup strong tapi tidak terlalu kental dan tasty. Takaran kopi dan susu juga tidak ada yang dominan, segalanya pas. Kalian bisa take away, juga ada beberapa kue untuk teman kopi kalian. Menu lain yang favo adalah earl grey milk tea nya (25k).

Tempatnya cozy, dengan beberapa bangku kayu, walaupun cukup berdempetan satu dengan yang lain. Ac yang dingin tapi dengan lampu kuning bikin suasana jadi warm. Biasanya coffee shop ketika order langsung bayar, tapi disini bisa bayar terakhir. Ruangan indoor smooking area dengan great exhouse, karena cepat menghilangkan asap rokok dan tidak mengganggu bagi yang tidak merokok. Kurangnya disini menurut saya backsoundnya kekencengan, jadi suara kita ketika ngobrol otomatis makin kenceng.
Saya order hot richie burnt, menu yang belum pernah saya coba sebelumnya. Basicnya adalah coffee dan susu yang dicampur dengan caramel (requested) membentuk foam di atasnya dengan topping cinnamon yang diflaming api di atasnya, membuat berbeda dengan kopi susu lainnya. Ukuran yang cukup kecil tapi sangat tasty.
Kopi mandailingnya juga enak. Untuk makanan prefer ke macaroni schotel, enak banget.

Tempat cocok untuk family atau gathering, karena tempatnya cukup luas dan homey. Letaknya strategis di pinggir jalan raya. Ga sulit nyarinya, karena tulisannya segede gaban di depan.
Khas makanan Gorontalo adalah ikan, signature dishnya adalah sup jagung siram cakalang. Isinya adalah kuah kaldu, jagung manis, kelapa serut, daun bawang, bawang merah goreng, dan potongan ikan cakalang yang cukup banyak. Bisa request pakai cakalang atau enggak. Tanpa cakalang 20k, pakai cakalang 25k. Pertama buat saya menu seperti ini, dengan side dishnya ada jeruk nipis, garam, dan sambal. Aslinya rasanya kurang asin, makanya disediakan garam, untuk kita bisa ngatur sendiri sesuai lidah kita.
Menurut saya, rasanya enak seger dan porsinya cukup banyak, tanpa nasipun sudah kenyang, ditambah perasan jeruk bikin tambah seger.
Di sini suasana Gorontalonya berasa banget, karena banyak ornamen dan plakat tentang masyarakat Gorontalo. Banyak yang kesini adalah keluarga. Buat kalian yang penasaran sama makanan Gorontalo, datang kesini. Menu lainnya juga ga kalah enak, dengan nama nama makanan yang sulit diingat.

Letaknya ada di sekitaran Hypermart. Dengan rasa yang assorted kita bebas pilih dari waffle, filling atau isian, juga toppingnya. Sayangnya waktu berkunjung, rasanya ga lengkap, banyak yang kosong, jadi kurang puas. Alhasil pesan seadanya aja, saya pesan waffle rasa taro dengan filling koko crunch di dalamnya. Sekitar 5 menit nunggu, jadi juga orderan saya. Kesan pertama adalah wangi banget wafflenya, berbanding lurus dengan rasanya yang enak, ga terlalu manis dan cukup lembut, walaupun rasa taronya tidak terlalu nyata.

Buka puasa mampir ke kampung kemang, nyobain bakso satu ini, selain ada bakso gepeng, juga ada rice bowl yang berisi nasi putih, potongan bakso yang diberi bumbu blackpeper dengan taburan wijen dan chitato (chiki), lalu ada kuah kaldu bakso terpisah. Cukup unik buat saya, karena baru sekali dapetin inovasi makanan seperti ini, rasanya so so lah, blackpepernya cukup pedas juga. Untuk baksonya rasa dagingnya kurang tapi porsi cukup banyak dan mengenyangkan.

Biasanya makan soto mbok giyem di cabang lenteng agung, selain tempatnya luas, cemilannya banyak, rasanya lenih enak dari cabang lain. Cabang yang disini juga enak tapi tetep berasa bedanya. Rame banget kalau jam makan siang, tempatnya kurang luas, meja dempet2, dan panas. Pelayanan cukup cepat.

Pertama kali kesini sudah underistimate karena dimana mana waroeng steak ini selalu padat pengunjung, sampai harus waiting list untuk dapet meja. Tapi ternyata ga terlalu ramai, bisa dilihat dati parkirannya yang tidak terlalu padat.
Untuk pelayanan cukup cepat sii di sini daripada cabang lainnya. Rasanya juga sama enak, kesukaan disini adalah steak tepungnya, double sirloin, andalan banget.