Al-Jazeerah

Sejujurnya dari dulu sangat tertarik mencoba restoran Arab, namun takut berkunjung sendirian karena aku tidak berhijab dan ga ada teman yang bisa diajakin juga.

Akhirnya nemu temen yang mau diajakin & kemarin kita lunch disini. Pelayanan sangat ramah, khususnya salah satu pegawai cowok (kalau nggak salah manajernya) dan bahkan menawarkan kita mau duduk dimana, padahal ada resto tertentu yang memaksa customer duduk di meja yang ditentukan.

Restoran ini terdiri dari area biasa dan ruang keluarga dimana terdapat tirai pembatas antar meja. Kita memilih ruang keluarga karena ingin mencoba makan dengan suasana yang lebih private.

Di ruang keluarga sendiri terdapat 2 jenis tempat duduk, yakni dengan meja dan kursi atau model lesehan. Kalau mau suasana yang lebih mirip di Arab, sebaiknya coba yang lesehan.

Aku mencoba :

1. Arabic Bread (Rp. 9.600/2pcs)

Arabis bread merupakan sejenis roti flat bread. Tekstur nya lebih tebal dibanding roti canai atau roti pratha, namun adonan roti nya lebih empuk.

Sebetulnya roti ini lebih enak kalau dimakan pakai sup. Namun kalaupun dimakan begitu aja juga udah enak.

Ukuran roti nya juga sangat besar dan harganya sangat terjangkau. Tampaknya roti nya home made.

2. Mandi Dujaj (Rp. 109.560)

Nasi nya menggunakan beras bhasmati sehingga lebjh authentic. Dan rasanya juga cukup gurih, namun bunbu tidak terlalu strong

Ayam nya sendiri merupakan ayam rebus bumbu kuning dengan daging yang cukup segar dan rasa daging nya sendiri tidak plain. Rasanya semakin lezat kalau dimakan dengan nasi mandi nya.

3. Briyani Dujaj (Rp. 109.560)

Jujur porsi nasi nya super besar dan kita berdua makan ini sampai begah.

Nasi nya menggunakan rempah India, Yoghurt, mint dan bahan lainnya dan rempah nya lebih strong meski lebih light dibanding briyani di resto India langsung.

Aku orang yang kurang tahan dengan bumbu yang terlalu strong dan setidaknya nasi ini bisa kunikmati tidak sampai membuat tenggorokanku terasa sakit seolah terbakar.

Rasa nasi nya cukup lezat dan aku suka banget sama ayam panggang merah nya. Rasanya gurih dan meresap ke dalam daging. Bumbu nya juga lebih strong dibanding ayam kuning di nasi mandhi.

Kalau mau nggak terlalu strong, aku menyarankan untuk mencampur nasi mandhi dan nasi briyani nya. Aku dan temanku nyoba gitu dan rasanya jadi lebih enak menurut kami.

Sayangnya pelayan sedikit kurang responsif saat kami berniat memesan tambahan di jam makan siang. Namun makanan disajikan dengan sangat cepat, bahkan kurang dari 10 menit.

Sekedar info saja, meskipun banyak resto yang memakai nama Al-Jazeerah, tapi resto timur tengah satu ini hanya memiliki dua outlet saja, satu di cikini ini dan satunya lagi di cipinang. Tempatnya di setting ala fine dining, rapih, tapi sebetulnya ini casual dining kok. Paling cocok kesini rame-rame karena rata-rata porsi makanannya cukup besar, harga menunya pun lebih bersahabat di banding resto timur tengah lainnya.

Favorit keluarga saya, Buntut Bakar, satu porsi isinya banyak, cukup untuk sharing. Lemak di buntutnya tebal, di bakar enak, di goreng lebih enak lagi. Pelengkapnya sambal kecap, tapi saya lebih suka sambal hijau yang disediakan untuk menu nasinya.

Pilihan menu nasi berempahnya banyak, saya suka Nasi Mandhi Lahamnya, rempahnya ngga terlalu strong tapi rasanya gurih, daging kambing yang jadi pelengkapnya juga kering tapi lembut. Selain itu juga pesan Madgot
Laham, menu nasi dengan arabian spices dan tomato paste, ngga kalah enak dengan mandhi laham.

Satu lagi yang ngga pernah absen, Arabian Bread plus Curry-nya, tetap jadi appetizer yang dinantikan.

1. Arayes (77k)
Ini kaya pancake isi daging kambing gitu, rasanya not bad, tapi dagingnya memang ga terlalu banyak
2. Ruz mandhi with lamb (119k)/ chicken (96k)
Ini nasi mandi kambing. Enak sih nasi  mandinya berasaa, terus kambing dan ayam nya juga super empuk dan nyerep bumbunya. Porsinya besar bisa buat sharing 2-3 orang.
4. Lamb matbi (119k)
Ini kaya daging kambing panggang gitu disajikan pake roti sama saos madu. Saus madu nya enaak tapi dagingnya sedikit tasteless
5. Arabic salad (46,2k)
Std, isinya timun selada tomat gitu.

Pelayanan disini ramah dan pelayannya sangat ngerti menu2nya jadi helpful, terus wifinya juga ok. Tempatnya nyaman, ada pilihan duduk lesehan juga.

Me and my KL kiddos favourite Arabian restaurant! Dulu pas masih kuliah di KL suka banget makan Kabsah Laham (Kabsah Rice with Lamb). Pas udah for good ke Jakarta, Al-Jazeerah jadi satu-satunya restoran andalan kita kalo lagi mau makan Arabian food. Beberapa kali kesini orderannya selalu itu-itu lagi, Kabsah Laham (Kabsah Rice with Lamb), Kabsah Dujaj (Kabsah Rice with Chicken), Mandi Laham (Mandi Rice with Lamb), dan Mandi Dujaj (Mandi Rice with Chicken). Kabsah dan Mandi dua-duanya enak banget tapi gw pribadi lebih suka Kabsah karena lebih tasty. Lambnya gak bau, empuk, dan tasty juga. Seporsi bisa untuk berdua, well actually I can eat it all myself, too yummy to be shared! 😂

Saya biasa datang kesini untuk makan siang ataupun malam hari, menu yang harus dicoba adalah perpaduan dari nasi Biryani ataupun nasi Mandi nya. Saya biasa memesan Mandi Lahm yakni nasi Mandi yang dipadukan dengan dua potong daging Kambing. Rasanya gurih dan bumbunya meresap, serta ada potongan kismis yang membuat Mandi Lahm beraneka rasa.

Selain Mandi Lahm, boleh juga mencoba Biryani Lahm, sama sama menggunakan Kambing namun berbeda dari segi nasi yang menggunakan nasi Biryani. Nasi Biryani lebih berwarna-warni berbeda dari nasi Mandi yang berwarna kuning. Namun dari segi rasa, nasi Mandi lebih gurih.

Untuk porsinya, cukup besar. Nasi Biryani Lahm seharga Rp.135.000,- cocok untuk dinikmati 2 orang.