Dreezel Coffee

Dreezel Coffee ini asalnya dari Bandung, buka cabang di Jakarta, tepatnya di GBK. Tempatnya cukup luas sebetulnya, ada bagian indoor dan outdoornya, keduanya punya banyak seat yang tersedia.

Aku pesan;
Manual Brew (23k), hanya ada 2 beans ketika aku kesini; Catur Bali dan Malabar, aku pilih Bali karena notesnya yang Floral. Aku minta pake Japanese Method. Alatnya pake Flat Bottom. Rasanya menurutku enak, tipis sesuai permintaanku. Wangi floralnya bisa lebih keluar lagi seharusnya.
Hot Cappuccino (23k), ini kopinya juga enak. Artnya bagus, house blendnya mungkin memang lebih cenderung ke asam diakhir.
Hot Chocolate, ini coklat panas pada umumnya aja sih, dark chocolate tapi ga begitu pahit juga.

Pelayanan disini cukup ramah, baristanya bisa diajak sharing. Pesanan juga datang cepat walaupun agak ramai.

Biasanya kalo abis lari atau olahraga lainnya di GBK, kebanyakan beli ketoprak, bubur, mungkin bisa sampe nasi padang juga. Cuma kali ini ada pilihan lain selain makan ketoprak atau bubur setelah olahraga. Jawabannya mampir ke coffee shop.

Yeess.. Dreezel Coffee hadir didalam kawasan GBK. Yang bisa jadi pilihan santai atau buat nongkrong-nongkrong diarea GBK. Dan gue santai disini sambil menikmati Hot Choco West Java with single origin. Rasa cokelatnya enak banget dah. Kaya minum es krim rasa cokelat yang dicairkan gitu. creamy & milkynya tuh maksimal banget.

Sama Choco Cookies nya Dreezel juga TOP banget. gue minta emang sengaja ga usah diangetin lagi. tapi pas gue makan, ga keras juga. Dan cokelatnya enak banget. cokelatnya tuhh, cokelat banget gitu lah.

Dan nongkrong disini yaa nyaman loh, karena areanya cukup luas, dan kalo mau nongkrong diluar juga bisa. Cuma kalo abis olahraga, yaa hati-hati beratnya naik lagi yaa.

©prido (@frido.zh on instagram)

Uhuy ga penasaran lagi deh sama coffeeshop satu ini. Pertama kali kesini mikirnya males banget jalan ke ringroad dari parkiran lol. Sampe akhirnya coba kedua kali, dan nyampe juga sihh. Jujur suka tempatnya simple, nyaman, tenang bener, dan pastinya adem. Soalnya kesini siang2, cukup penasaran sama rasa cokelatnya. Akhirnya pertama order yang nazly, bener2 pekat, bitter. Tapi gue sih demen yaa, basenya dark choco. Naaah beli lg deh buat minum sambil jalan kaki balik ke parkiran yaitu, west java yang katanya rasanya mirip es krim. Yaa menurut gue karna di rasa2 sih iya. Mirip padlepop cokelat hehe. Pelayanannya juga ramah, mantap bos!

Dreezel Coffee berlokasi di Zona 6a Gate 5, stadion Gelora Bung Karno. Coffeeshop ini tampak begitu luas karena posisi langit-langit yang tinggi. Area outdoor menyatu dengan koridor luar stadion yang biasa dimanfaatkan untuk jogging atau kegiatan olahraga lainnya. Meski hanya menggunakan bangku dan meja minimalis dengan batas beberapa pot tanaman hias, namun tetap tampak menarik dan bikin betah.

Area indoor sudah dapat terlihat jelas dari luar, karena memang mereka menggunakan material kaca sebagai batas dinding bagian dalam dengan bagian luar. Masih memanfaatkan jenis furnitur minimalis modern dengan unsur kayu, Dreezel Coffee terasa cukup nyaman meski komposisi ruang masih terkesan agak lengang.

Ice Chocolate (Rp.25.000,-) dengan cokelat Adam Brothers yang lebih menonjolkan sisi milky. Oh my God, sekali seruput, mulut saya langsung dipenuhi dengan sensasi rasa cokelat yang tebel dan kentel banget. Ledakan-ledakan kebahagiaan langsung saya rasakan, seolah hidup ini terlalu indah hanya demi memikirkan suatu masalah. Terbuai banget deh, asli. I love it.

Ice White Strawberry (Rp.27.000,-) minuman base espresso yang dikawinkan dengan susu rasa strawberry. Komposisi espresso yang berasal dari daerah Pangalengan, Jawa Barat, lebih menonjolkan sisi fruity dan acidity, ketemu sama sentuhan milky dan manis dari susu strawberry. Lembut banget sih ini.

Cheese Croissant (Rp.10.000,-) sebagai sajian pendamping ngopi, rasanya croissant ini super worth it. Kenapa? Karena isian kejunya tuh royal banget, rasanya gurih dan ngenyangin meski ukurannya mungil. You have to try this one guys. Trust me.

Chocolate Cheese Croissant (Rp.10.000,-) masih sama dengan croissant sebelumnya, hanya isiannya ada tambahan lelehan cokelat. And you know what? Ini tuh enaaaaak banget. Cokelatnya banyak, kejunya berasa dan rotinya pun lembut. Ah ini sih petjah banget dimulut...

Ini yang akhirnya sanggup menarik saya lagi buat datang ke GBK setelah bertahun-tahun silam. Buat yang naik kendaraan umum, kafe ini lebih mudah dijangkau dari gerbang masuk halte busway GBK. Tinggal berjalan lurus mengarah ke GBK, lalu belok kanan sedikit. 

Desain kafe minimalis (enggak tahu sih apa belum ditata sepenuhnya) tapi menurut saya tata ruangnya proporsional. Beberapa tanaman hias tersebar di bagian luar kafe, bisalah foto-foto di sini. Atau foto-foto di seputar GBK juga bebaaas. 

Saya dan teman pesan iced white dengan strawberry milk (25 ribu + 2 ribu), Adam brothers iced chocolate yang jenisnya milky (25 ribu), cheese croissant (10 ribu), dan chocolate cheese croissant (10 ribu). Harga sudah meliputi tax dan service.

Kami puas dengan semua pesanan. Iced white segar—harus coba dengan susu stroberi. Adam brothers iced chocolate, yang jenisnya milky, ternyata tidak milky banget. Cokelat yang digunakan untuk minuman iced chocolate ini pekat dan nikmat, bahkan buat saya yang bukan penggemar minuman cokelat. Pekatnya sudah terlihat dari tebalnya lapisan bawah minuman ini. Duh bagaimana nazly iced chocolate yang lebih tebal ya, enak banget tuh kayaknya. 

Setelah icip croissant yang dipanaskan terlebih dulu, wow lebih terpesona lagi. Untuk harga sebegitu, dua potong croissant ini berat, pertanda isinya banyak. Lalu lapisan luarnya buttery banget. Sukaaa.