Setelah kurang lebih satu semester hadir di Jakarta, akhirnya saya baru menjejakan kaki di Taco Bell akhir pekan ini. Karena lokasinya berada di daerah Senopati jadi ga heran kalo penampilan mereka cukup megah. Bangunan terdiri dari 2 lantai dengan halaman parkir yang cukup luas dari pada tempat lain di kawasan sini. Seperti resto fast food pada umumnya, datang kesini semuanya serba selfservice. Antre dulu dikasir untuk memesan menu, melakukan pembayaran, baru setelahnya dikasih semacam button calling system yang akan menyala saat pesanan sudah matang untuk diambil sendiri.
Lantai bawah diisi oleh seating table variatif yang luas dan berjarak antar meja, dapur semi terbuka dan kasir. Naik ke atas, suasana sedikit berubah jadi lebih mirip coffeeshop karena terdapat barista area yang menyajikan aneka minuman segar. Disini juga terdapat ruang terbuka untuk smoking yang cukup luas dan musholla untuk sholat. Saya sendiri kebagian duduk di salah satu sudut di lantai atas, persis menghadap kaca kearah luar. Meski restoran ramai, tapi jarak satu sama lain tidak berdempetan jadi tetap merasa nyaman dan saling menjaga protokol kesehatan.
Mampir kesini saya sama sekali engga penasaran dengan menu taco andalan mereka. Justru yang bikin saya kesini adalah menu khusus yang hanya tersedia di gerai mereka di Indonesia yaitu Bell Rice (Rp.40.000,-) porsinya engga banyak, ada nasi diberi olahan daging cingcang, sambal korek, saus salsa dan chips. Nasinya tuh gede-gede, agak lengket, berempah mirip masakan India dan pedes. Sambel koreknya justru engga gitu pedes. Daging cingcangnya gurih, keripik renyah, saus salsanya seger tapi seladanya agak sedikit pahit. Enak, tapi engga bikin nagih.
Menu kedua yang bikin penasaran adalah Chicken Quesadillas (Rp.40.000,-) jadi ini tuh sajian khas Meksiko berupa tortilla dengan isian keju melimpah, rempah-rempah dan potongan daging ayam serta umbi-umbian yang sepertinya kentang. Teksturnya lembut chewy gitu, mirip makan pizza atau calzone. Hanya bedanya cita rasa quesadillas ini kaya akan rempah kare, jadi berasa tebel dilidah. Lelehan kejunya melimpah, jadi bikin cheezy dan gurih.
And the last but absolutely not the least, ada menu Grilled Stuft Burrito (Rp.45.000,-) sebenernya sih sama persis sama quesadillas, hanya kalo yang ini si tortilla nya digulung jadi mirip risol kalo di Indonesia tapi dalam ukuran jumbo. Setelah kedua menu sebelumnya berasa banget rempah-rempahnya, menu terakhir ini justru lebih ringan dan bisa dinikmati oleh siapa saja karena mudah disukai. Saya sendiri paling suka sama menu ini, rasanya gurih, cheezy dan menyenangkan. Isian olahan daging sapinya sih mirip sama yang ada di Bell Rice, gurih-gurih ala daging cingcang gitu.
Lychee Mojito (Rp.35.000,-) dan Mango Freeze (Rp.20.000,-) sukses bikin tenggorokan terasa nyess. Lychee Mojitonya seger banget, ada leci yang ditumbuk bareng daun mint, irisan jeruk nipis sama soda. Jadi rasanya tuh manis, sedikit asem dan sentuhan lecinya perfect. Kalo Mango Freeze ini mah minuman yang terbuat dari sirup mangga yang diblender bareng es batu. Rasanya juga engga kalah nyegerin. Keduanya asyik banget pas diseruput, cocok buat penghilang sisa rempah yang ada dilidah...