The Gallery - Hotel Ciputra

Karena judul temanya kali ini Silk Road, jadi di sini nemu makanan inter-kontinental yang rich banget sama beragam macam spice. Doyan banget sama manajemen hotel yang suka bikin tema kayak gini. Perut gentong kayak gw jadi ada alibi buat sering mampir.

Latar belakang: gw dateng berdua, reserve 1 table di hari Jumat jam 7.30 malam. Tema yang diusut: Silk Road Culinary Buffet Dinner. Pake promo karena lagi cekak.

The good scoop:

- Variasi makanan yang banyak.
- Pelibatan banyak racikan bumbu dan saus di area kondimen maupun yang terintegrasi dalam makanan.
- Pelayanan antar-table yang baik, ramah dan relatif cepat.
- Konsep tema restoran yang bissssaaaa banget diacungin jempol.
- Dekor interior yang ciamikkkkk sesuai sama nama restorannya, jatuh cinteuuh sama banyak art piecesnya (framed oil canvas, patung pahatan yang pengen banget gw sebutin nama artistnya tapi kaga kunjung tau sampe sekarang)

The not-so-good scoop:

- Variasi makanan yang banyak TAPI banyak yang tersedia dalam suhu yang sama dengan ruangan, bahkan dingin untuk beberapa savory main dish yang umumnya disajikan hangat.
- Variasi makanan yang banyak TAPI diiringi refill-rate yang lambat, jadi banyak nampan dessert yang kosong dalam waktu yang relatif lama. It defeats the purpose of many entrees and desserts.
- Rasa makanan yang sub-standar. Terpengaruhi juga oleh tekstur makanan, suhu dan kesegaran makanan.
- Suasana The Gallery sedikit gaduh. Banyak guests berkelompok yang memanfaatkan waktu festive ini buat main games di restoran, yang sebenernya ga masalah dan bisa banget dibawa asik. Standar tolerir tiap-tiap orang beda, tapi ketika kelompok guests di kedua ujung restoran sama-sama berteriak dan berputar-putar mengitari banyak meja layaknya bar dengan live music, guest di table lain yang memang mau enjoy dinner saintly bisa merasa kurang nyaman dan mengindikasikan bahwa memang belum ada regulasi yang mengatur standard ambience di restoran.
- Buffet makanan area dessert kurang rapi dan sedikit kotor; banyak guratan-guratan saus di meja yang tidak dibersihkan bahkan setelah table turnover ke-sekian.


Pro dan kontra yang dituliskan di sini berdasarkan ekspektasi terhadap restoran ternama dari hotel bintang 4.

Semoga bisa ditingkatkan lagi ya The Gallery cintaku manisku jiwa-ragaku.

Ada saudara yang ultah dan dirayain di sini. FYI sekarang akses masuknya gak bisa lagi dari lantai 1 mall CL, harus ke sebelah JCO masuk ke lobby hotel baru nanti naik tangga atau lift ke The Gallery ini. Pas kesini lagi lumayan rame sih tempatnya, karena ada grup lain yang juga ada event ultah.
Untuk buffet-nya kebanyakan Indonesian food sih, nah untuk desserrtnya baru lebih banyak yang ala western meskipun ada yang tradisional. Untuk rasanya hampir semua biasa aja, bahkan ada beberapa yang gak enak. Yang paling enak menurut aku cuma beef steak-nya doang, itu pun masih ada minyaknya lumayan banyak. Rendangnya enak tapi keras banget dagingnya, semua jenis salad (balinese chicken salad, pineapple salad, dan ada beberapa yang aku lupa namanya) biasa aja rasanya. Aku sempet cobain kwetiau goreng dan telor orak arim yang minta langsung digorengin sama chef-nya, sekali lagi kecewa sama rasanya, kwetiau dan telurnya bener-bener plain. Untungnya aku ngambil sambal bawang jadi lumayan bikin nambah rasanya.
Yang bikin kecewa banget pas cobain dessert-nya, berhubung aku suka banget sama dessert pas makan ini langsung kecewa. Hampir semua yang aku coba rasanya kurang pas, ada yang kemanisan dan ada yang rasanya aneh. Cobain greek biscuit dan ini keras banget, ada cinammon tapi nanggung. Banana caramel bentuknya gak jelas tapi rasanya okelah walau manis banget.