Jessica | IG: @snapfoodjourney

House of Crepes, crepes di Plaza Indonesia yang sebenernya udah lama banget pengen cobain, tapi baru kali ini kesampaian. Kebetulan bisa di-delivery, jadilah karena masih pandemi, saya delivery aja. Kemasannya bagus banget, kayak kardus tebel gitu, dilapis baking paper(?) lagi, terus dalamnya baru ada crepenya.
Overall, crepesnya jangan dibayangin kayak crepes pada umumnya yang garing. Ini lebih ke lembut, kurang lebih kayak makan kulit risol tapi gak ditepungin sama gak digoreng, atau kayak mille crepes tanpa krim. Ada slightly aroma vanila buat crepe manisnya.
Saya cobain:
-Tuna Spicy: ini tuna pakai saus pedas dan kol. Tunanya fresh, ga amis, pedesnya juga saya kira gak bakal pedes-pedes amat gak taunya nendang, setara kayak R*ch**s* level 2-3 lah, kira-kira. Kolnya nambah tekstur crispy.
-Caramel: saya lupa nama lengkapnya, tapi intinya ini karamel pakai irisan apel, dan aroma vanilanya kenceng banget, gak cuma di kulitnya tapi juga isinya, which is good. Sausnya tipikal semacam dulce de leche, jadi creamy tapi gak terlalu nendang manisnya. Ada potongan apel yang kasih kesan crunchy.
-Nutella cheese: ini comfort food buat kamu yang pesen crepes tapi gak berani topping aneh-aneh. Simpelnya, Nutella pakai saus keju. Kombinasi yang ga pernah salah.
-Chocolate banana: amazing. Potongan pisangnya masih fresh padahal saya baru makan besoknya. Paduan coklat, dan sedikit wijen, dengan saus apel dan coklat serta vanilla ice cream yang sempurna. Enak banget!
-Triple kind of cheese: another masterpiece. Saya gak tau ini paduan keju apa aja sayangnya, tapi kombinasinya asin gurih dan dominannya justru ke arah manis. Tapi biarpun namanya kayak gini, gak bikin eneg sama sekali, dan recommended dari saya bahkan untuk bukan pecinta keju.

J Steak, restoran yang menyajikan steak ala Jepang. Di sini uniknya adalah kita bisa pilih berapa gram steak yang kita mau, minimal 150 gram, jadi harganya per gram. Tempatnya kecil tapi nyaman. Ada 3 macam saus: saus wasabi yang unik ada aroma wasabi tapi ga pedes, saus bawang yang menurut saya kayak saus BBQ tapi lebih ke arah manis, sama saus wijen yang paling kental dan gurih.
Ichiban: alias tenderloin wagyu. Pesan yang 265 gram. Dagingnya ternyata tebel potongannya jadi gak dipipihin gitu. Juicy banget dan teksturnya padat. Cocok banget sama saus wijennya.
Oishii: alias ribeye. Enak, sesuai namanya. Lebih enak dari ichiban malah, mungkin karena dagingnya lebih pipih. Jadi ada tekstur sedikit crunchy di luar dan dalamnya tetep juicy. Lalu karena ini aged ribeye jadi tekstur dalam dagingnya lebih terasa. Sama saus apa aja cocok ini mah.

Fried Chicken Master, ayam goreng super enak kecintaan. Buka di Kebon Sirih, deket KFC Tugu Tani.
Ayam goreng paha: ini selalu enak, mau yang paha mau yang dada enak semua. Tepungnya crunchy dalamnya lembut juicy tapi berbumbu danm gak eneg karena gak micin. Semua merek ayam goreng ala-ala Taiwan lain kalah, deh!
Jinbo thai: ini ayamnya dipotong, goreng tepung pakai saus Thai asam manis pedas. Empuk, dan bumbu pedasnya berasa,
Jinbo paket pesto: kayak yang thai tapi ini bumbunya pakai garlic butter jadi gurih wangi. Oke, lah, ini.
NB: pesen yang jinbo mala, ini saya dulu pernah cobain dan dabezt bumbunya padahal saya ga suka mala. Pedes, gurih, crunchy, juicy, semua berpadu.

Banban buka cabang lagi di Lippo Mall Puri, tepatnya di mall 2 lantai LG gak jauh dari Food Hall. Beda dengan yang di lantai 2 mall 1, ini lebih menyajikan ke desserts.
Pancake souffle stroberi dengan es krim cheese: lupa nama menunya, yang jelas ini pancake souffle dua tangkup pakai saus stroberi, potongan buah stroberi, dan ada es krim kejunya. Saya beli harganya cuma 15 ribu karena lagi promo, aslinya 35 ribu, dan super worth karena gak kalah sama pancake restaurants yang punya souffle di atas harga 50 ribu per porsi. Pancakenya lembut dan manis tapi ga ada after taste amis. Es krim kejunya sebenarnya kejunya kurang terasa walau manisnya pas, tapi kombinasi pancake hangat dengan es krim yang dingin memang selalu terbaik. Lain kali bakal cobain yang pakai cream cheese, harusnya sih lebih enak dari versi roti mereka, ya.

Chuan tin di daerah Puri Indah yang luas dan selalu rame, even di jam "happy hour". Tiap ke sini bangku yang keisi selalu >50%.
Sapo tahu: porsinya terlihat mini tapi sebenernya isinya lumayan banyak karena kuahnya gak sebanyak itu. Prefer kuahnya lebih banyak sebenernya, karena saya tiap makan sapo tahu selalu tuangin kuah saponya ke nasi macam makan kuah soto. Overall lumayan enak, tahunya empuk dan isiannya juga ga ada yang amis.
Cah fillet ikan: ini saya lupa nama menunya apa, pokoknya anggeplah kayak semacam capcai tapi alih-alih ayam atau seafood, dia pakai topping fillet ikan goreng. Unik, ga pernah makan yang begini. Ikannya jadi lembut karena kesiram kuah, tapi tetep gurih karena digoreng. Sensasi tersendiri.
Lomie babi: di sini ga bisa pesen lomie ayam, bisanya babi atau seafood. Karena udah pesen capcai yang toppingnya ikan itu, jadilah mau tak mau pesan yang pakai babi walau saya tak terlalu suka pork. Ternyata ini oke. Dagingnya biasa aja, tapi baksonya enak. Kuah lomie bikin baksonya jadi lembut dan lumer di mulut. Dia tipikalnya bukan yang bakso goreng kopong, tapi yang isinya padat. Lomienya ga usah ditanya, selalu ga pernah ga enak. Disarankan makannya pakai cuka hitam dan kecap asin sesuai selera, biar rasanya nyampur: gurih kuah lomie campur asamnya cuka dan asin dari kecap.