RI 347 | Rihana & Ismail

Melihat café ini, sekilas bikin kita teringat dengan Haluu World. Setiap sudut ruangannya didesain tematik dengan ciamik, bikin kita gatel untuk mengambil satu-dua shoot sambil bergaya kekinian. Termasuk di antaranya tema background neon, shabby chic, floral di area outdoor, atau bahkan di kursi depan café dengan background area baristanya. Make sure aja kamu gak ngalangin orang parkir.

Café ini memiliki afilisiasi dengan Shirazi coffee, yang sudah tenar duluan sebagai coffee shop player di Bogor sejak 4 tahunan yang lalu, jadi bisa dijamin kualitas kopinya gak main-main. Well, tetap ada bedanya. Shirazi coffee umumnya menggunakan kopi wamena yang tidak terlalu asam, sedangkan Dimitree memakai kopi flores yang lebih acid. Varian sajian kopinya sebagaimana coffeeshop pada umumnya, cappuccino, latte, atau long black, juga ada coffee cube.

Makanannya? Standard coffee shop macam fries atau aneka kue. Ohya, baristanya juga kurang ramah. Dari mulai saya masuk, tidak ada tuh sapaan manis.

Dan yang cukup jadi tantangan di sini adalah lahan parkir yang terbatas. Jadi buat kamu yang bawa kendaraan, bisa dipertimbangkan untuk memarkir kendaraan di area sekitar café , kemudian berjalan kaki ke café ini. Otherwise, gak nyaman juga kan kalau lagi seru-seru ngopi tiba-tiba dipanggil keluar untuk memindahkan mobilnya yang ngalangin. Hehe..

Café baru di Bogor barat dengan tampilah yang, well, partly glamorous, partly steam-punk. Setiap sudut café seolah dirancang untuk menjadi spot foto yang instagramable. Dengan mudah kita bisa lihat bahwa target marketnya adalah anak muda yang datang ke café untuk mengejar visual, bukan untuk rasa.

Hal ini ditegaskan dengan menu makanan yang terkesan experimental, tapi menarik untuk dipandang. Contohnya Big Fet Burger, burger yang bun-nya menggunakan roti oval, dan diisi sosis + beef patty. Hmm.. overload kalau menurut saya sih. Secara tampilan memang menarik, tapi rasanya, gak seenak tampilan. Atau satu lagi, Self-Mix cocktail, yang terbuat dari pepsi blue, granadine, apel, dan lemon. Menariknya, kesemua ingredientnya disajikan terpisah dalam botol reaksi kimia. Jadi sebelum diminum, kita diminta untuk menjadi chemist wannabe sambil campur-campur ‘larutan kimia’ tersebut. Menarik!

Oiya, di area café ini juga terletak semacam 3D museum, for you that, for some reason, want to take a group picture before having a feast. Well, ok..

Sebenernya ini kentang goreng tapi dimodifikasi dibikin jadi panjang dengan campuran terigu, dicetak dimesin khusus dengan ukuran panjang. Terus digoreng di mesin dan disimpan ditempat panjang untuk dikasih bumbu.

Pilihan rasanya macam-macam, dari yang asin sampai yang manis ada. Cobain yang varian Seawed, bumbu yang dipakai adalah bumbu kering rasa Seawed. Ditabur diatas kentang dan ditambahin mayonneis.

Tekstur kentangnya kering, gurih dan rasa bumbunya juga enak ga terlalu menyengat. Enaknya sih langsung dimakan pas masih hangat, soalnya kalau agak lama bagian yang kena mayonneis jadi lembek dan ga kering lagi.

Berlokasi tepat di depan pintu gerbang IPB Baranangsiang, coffeeshop ini merupakan salah satu yang turut meramaikan belantika perkopian di Kota Bogor. Karena lokasinya mengalihfungsikan rumah residensial yang mana bukan difungsikan untuk area komersial, maka terasa sekali area di coffee shop ini cukup sesak, dan cenderung kurang nyaman untuk bersantai ria.

Bicara kopi, kedai kopi ini menyajikan jajaran varian kopi se[erti pada umumnya. Long black, cappuccino, latte. Tidak tampak ada yang special. Selain kopi, disajikan juga beberapa penganan seperti cakes, atau assorted frittes. Again, nothing special.

Yang cukup menarik dari tempat ini adalah apabila kita ke lantai 2 kemudian memilih tempat di areal outdoor, maka kita bisa menikmati sejuknya kota Bogor sambil menikmati rimbunnya pepohonan di kampus IPB. Itu saja, sih.

Satu lagi coffee shop terbaru di tengah pusat kulineran Suryakencana. Daily Brew Express ini, adalah cabang dari Daily Brew Koffie & Eatery. Hanya saja tempatnya lebih kecil dan menunya pun lebih sedikit.

Lokasinya tepat berada disebrang Soto Santan Pak Salam. Tempatnya juga kecil, dengan beberapa kursi dibagian smoking area atau pun non smoking area. Karena lokasinya dipinggir jalan, kalau duduk di smoking area terlalu berisik banyak kendaraan yang lewat.

Menu andalannya Es Kopi Susu Surken, kopinya enak kerasa banget, tapi buat saya terlalu manis & creamy banget. Selain menu coffee disini juga ada non coffee dan beberapa cemilan untuk pelengkap makanan. Walaupun tempatnya kecil, disini juga tersedia stopcontact banyak loh.

Melengkapi daftar jajanan di sekitaran Suryakencana. Coffee Shop ini hadir tepat berada di central kuliner di jalan Gg. aut, dengan ukuran tempat yang kecil.

Menu yang disajikan bukan hanya kopi saja, ada varian cokelat dan teh dengan range harga sekitar 15-20k. Cobain order Es Kopi Susu (15k), tipe kopi yang light, kopinya tidak begitu terasa begitupun dengan manisnya yang kurang manis. Tidak creamy dan tidak Kopi banget. Tapi untuk ukuran harga segitu sih masih oke lah.

Coffee Shop ini juga hanya menyediakan roti unyil & pizza mini dari rekan bakery lain untuk menjadi cemilan atau dessert pendamping kopi.