Zelda Lupsita

Restoran ini kayak gak pernah sepi.  Kita datang di jam late lunch tapi parkirannya masih penuh juga.  Hidangan di sini gak seperti restoran Padang pada umumnya,  agak nyerempet Melayu karena konon restoran ini aslinya dari Palembang.  Rasanya pun agak berbeda dari restoran Padang kebanyakan,  ada hint manisnya di rendang dan ayam popnya yang kasih dimensi rasa lain di dua hidangan tersebut. Saya juga suka sayur daun ubi tumbuk yang khas Melayu,  lembut dan savoury. Suasananya nyaman ber-ac dan pelayanannya juga ramah dan cepat.

Biasanya saya pergi ke Shaburi Kokas tapi kali ini saya makan di GI. Suka banget makan di Shaburi karena pilihan bahan-bahannya fresh banget, soupnya enak,  dan pilihan makanan lainnya juga banyak.  Shaburi di GI ini lebih luas dari yang di Kokas,  kalau soal menu dan rasa tetap sama enaknya.  Saya memilih soup chicken collagen dan dagingnya yang regular.  Daging yang regular agak berlemak tapi karena diiris sangat tipi jadi gak kenyal banget. Menu lain dari meja buffet yang saya coba adalah gyudon yang manis gurih dan es krimnya yang lembut sebagai dessert.

Armor kopi menawarkan sensasi ngopi di tengah hutan raya Dago.  Tempatnya emang adem banget,  area duduknya outdoor dibawah pohon - pohon pinus yang teduh,  dan sisi kanannya menawarkan pemandangan danau.  Pagi itu kita pesan kopi arabika dengan teknik V60  Liberica dibuat Vietnamese drip,  dan rujak cireng. Suasana di minggu pagi itu cukup ramai tapi tetep pewe banget buat duduk-duduk dan ngobrol. Kopinya affordable banget kisaran 15-20rb rasanya juga pas,  gak terlalu acidic. Rujak cireng pas banget buat temen ngopi pagi dan buat sharing. Recommended banget buat ngopi di sini.

Restoran di bilangan Menteng ini terbilang masih baru dan ketika kami datang menjelang maghrib untuk early dinner,  kami adalah satu-satunya tamu di sana.  Menu yang ditawarkan adalah menu seafood khas Sulawesi.  Kami pesan ikan baronang bakar rica dengan sambal dipisah, kangkung bunga pepaya, cumi bakar, dan nasi goreng seafood.  Overall,  makanannya standar kurang sebanding rasa dan harganya..  ikannya masih agak amis,  kangkungnya lumayan pedas,  cumi bakarnya empuk dan bumbunya cukup enak tapi porsinya kecil, nasi gorengnya clean taste but nothing special.  Restoran ini menang di suasana dan dekornya yang menarik,  servicenya pun bagus...  cepat dan atentif.

Sebelumnya sudah dengar banyak review positif tentang makanan di sini tapi kali ini jadi kali perdana makan di Warung Bu Kris.  Menu yang ditawarkan khas Indonesia dengan kecenderungan ke Jawa Timur.  Andalan di sini adalah ragam penyetnya dengan sambal yang bisa dipilih tingkat kepedesannya.  Karena baru pertama kali,  saya memilih menu komplit kecil yang isinya ayam goreng, bakso goreng, empal,  tahu/tempe, dan telur. Enaknya kita bisa pilih ayamnya paha/dada, telurnya mau mata sapi/dadar/rebus.. jadi semua disesuaikan dengan selera kita.  Untuk sambalnya sendiri saya pilih yang pedas dan beneran pedas sih buat saya,  ditambah kecap manis jadi makin sedap. Rasa makanannya enak; ayam dan empalnya empuk dan meresap bumbunya, baksonya meaty dan kenyalnya pas, hanya telur dadarnya yang terlalu kering buat saya.  Teman saya ada yang pesan rawon dan teri medan sambal pencit,  rasanya juga enak.  Harga di sini juga sangat affordable, recommended buat pencinta makanan rumahan dan khususnya sambal.