yudistira ishak abrar

Kopi Timbul ini berada di Jalan Fatmawati, dekat dengan Stasiun MRT H. Nawi. Tinggal masuk ke Jalan Timbul, terus belok kiri sedikit, kita sudah sampai di tujuan. Coffeeshop bernuansa Jepang ini cukup mungil. Bangunan indoor diisi tempat duduk semi amfitetaer dengan material semen ekspos beralaskan bebatuan. Bagian teras depan serta samping terdapat beberapa pasang tempat duduk minimalis buat kamu yang ingin merasakan suasana outdoor. Eiya, mereka juga ada lantai rootfop yang masih bernuansa negeri matahari terbit. Spot kece buat foto-foto OOTD nih.

Kali ini saya pesen Es Kopi Susu (Rp.18.000,-) dan Pisang Katsu (Rp.18.000,-) untuk es kopi susunya cenderung manis dan berasa susu. Kandungan kopi didalamnya benar-benar diselimuti oleh gula aren dan susu, jadi karakternya hadir malu-malu. Pisang katsunya enak parah. Potongan pisang digulingkan kedalam tepung roti lalu digoreng, menimbulkan sensasi renyah diluar lembut didalam. Pisangnya matang pohon jadi terasa manis alami. Tambahan selai chocomaltine dan keju parut menambah sensasi meleleh dimulut…

Sepertinya konsep kafe berlokasi di atap bangunan sedang hits belakangan ini. Tak melulu harus diatas gedung pencakar langit yang tinggi, bahkan bangunan dua lantai sekalipun bisa dijadikan kafe dengan tema serupa. Seperti apa yang diterapkan oleh MissBar di bilangan Fatmawati. Lokasinya agak masuk kedalam jalan kecil bernama Jalan Timbul. Sebuah kawasan perkampungan disulap menjadi area tempat nongkrong bernuansa Jepang.

MissBar sendiri bertengger diatas sebuah hunian. Tangga kecil sebagai akses menuju kesana, seolah menjadi gerbang yang mengantarkan pengunjung ke sebuah tempat bergaya seperti taman di Jepang. Ada gapura serta jembatan bercat merah yang berdampingan dengan pohon bunga sakura, ada pula jalan setapak beralaskan kerikil dan rumput sintetis. Barisan meja kayu berlatar tembok khas negeri matahari terbit dengan lampion, siap memanjakan pengunjung yang tak hanya ingin sekedar makan tapi juga untuk berfoto OOTD.

Kali ini saya hanya mencoba Fried Sushi Roll seharga Rp.25.000,-. Seporsi berisi delapan potong sushi dengan siraman saus cabai dan mayones sebagai penambah cita rasa. Meski digoreng, sushi ini tak sepenuhnya kering, bagian nasi di dalam masih terasa pulen saat dikunyah. Isiannya sendiri saya kurang paham, tapi rasanya sedikit gurih, creamy dan ada sensasi pedasnya…

Kafe di area pemukiman di bilangan Cilandak bernama Julia’s Spoon ini hampir tak terlihat dari pinggir jalan. Bukan karena bangunannya yang kecil atau ngumpet, tapi karena signage atau papan plang yang menampilkan nama tempatnya yang terlalu mungil. Saya yang mengandalkan Gmaps saja sampai melewati titik seharusnya karena memang benar-benar engga kelihatan. Padahal Julia’s Spoon menghuni sebuah hunian mewah nan megah lho.

Konsep desain interior tak ubahnya ruang tamu yang diisi berbagai macam kursi empuk lengkap dengan bantal untuk dipeluk. Permainan warna, motif dan ornamen yang beragam, benar-benar memanjakan mata sehingga membawa kesan nyaman untuk duduk berlama-lama disini. Tak hanya itu, pelayanan disini pun sangat ramah dan bersahabat, jadi saya yang siang itu datang bersama teman pun dilayani dengan baik.

Kunjungan kali ini saya memesan segelas Cappuccino (Rp.20.000,-) Americano (Rp.18.000,-) dan sepiring Dark Chocolate Muffin (Rp.23.500,-). Untuk cappuccino-nya cenderung light, tekstur tidak begitu kental dan sensasi kopinya bitter. Pun demikian dengan segelas americano pesanan teman saya, rasanya pahit dengan sedikit acidity. Dark Choco Muffin disini cukup berasa cokelatnya, manis dan menyenangkan…

Selain jago bikin chiffon cake, ternyata C Baked Cafe ini juga mahir membuat croffle. Kebetulan cobainnya di acara Pekan Kuliner dari Perkul di Gancit. Disana ada dua jenis croffle, langsung aja saya milih dua-duanya yaitu choco dan original. Sekotak isi tiga diberi harga Rp.20.000,- saja, tergolong murah sih ketimbang merk lain. Hampir ga ada yang membedakan dari keduanya, hanya warna aja, selebihnya baik tekstur maupun rasa hampir sama persis. Layer-layer adonan croissant-nya mengembang jadi tampak membentuk rongga and that’s why teksturnya sedikit chewy. Taburan gulanya banyak, jadi terasa manis. Meski engga yang sampe terkaramelisasi tapi gulanya nempel dan lengket…

Berhubung kondisi masih pandemi, jadi asupan sehat penting banget buat menunjang daya tahan tubuh. Engga melulu berasal dari makanan, minuman juga penting buat cadangan cairan dan menambah nutrisi. Contohnya minuman sehat dari Xing Fu Bao yang saya pesen ini, namanya Peach Gum Drink. Jadi dia tuh mirip infused water dengan isian beragam buah peach dan kandungan lainnya yang bagus buat kesehatan (katanya hehehe). Rasanya ada sedikit manis mirip madu, sedikit asem dan ada sensasi manisan buah serta rumput laut…

Pergi ke negeri nun jauh di Koja, Jakarta Utara sana, rasanya sayang banget kalau engga sekalian berburu kopi. Kebetulan ada satu coffeeshop yang jaraknya sangat dekat dengan lokasi acara kali ini, bernama Sea Cafe. Kedai kopi maskulin dengan gaya industrial kental. Paduan semen eskpos dengan unsur kayu serta besi membuatnya tampak laki banget.

Ruang semi terbuka dijadikan sebagai area smoking dibagian depan. Masuk kedalam, area indoor hadir bersama ruang barista, kasir, seating area dan sebuah spot khusus bagi seekor kucing warna abu-abu lengkap dengan tempat makan dan minumnya yang berhadapan dengan cermin. Goresan kutipan pada salah satu dinding menjadi sudut terartistik setelah singgasana kucing tadi.

Si-Kopi Susu (Rp.18.000,-) es kopi susu gula aren dengan karakter mirip seperti sang pionir di daerah Cipete. Gramasi espresso, susu dan arennya tepat. Meski manisnya sedikit lebih menonjol, tapi bukan berarti kopinya kalah. Kandungan kopinya tetap terasa dengan gaya asem nyegerin.

Chocolate (Rp.18.000,-) Walaupun hiasan latte art-nya tidak mulus, tapi sang barista sudah berusaha untuk menyajikan minuman yang estetik. Paduan bubuk cokelat dan susunya kentel banget pas diseruput. Tipe minuman cokelat yang dark, tebal, creamy dan sedikit manis…

Sama seperti coffeeshop lain, mereka pun memiliki menu es kopi susu gula aren yang diberi nama Aren Latte. Rasanya tidak begitu manis, bahkan sensasi arennya hampir tidak saya temukan. Tapi sensasi milky-nya dominan sehingga menimbulkan tekstur creamy dilidah. Kopinya sendiri cukup asam dengan sedikit bitter.

Selain kopi, mereka juga punya minuman kesayangan sejuta umat apalagi kalo bukan Premium Chocolate. Tapi ga kaya di coffeeshop lain, Premium Chocolate di The Coffee Bean & Tea Leaf ini bisa dibilang less sweet. Karakter cokelat pekat dengan susu yang hanya diberi sedikit gula, berpadu membangun rasa jadi cenderung dark dan bold…