yudistira ishak abrar

Sabtu pagi memang selalu menyenangkan jalan-jalan di Bandung. Selain udara dan suhunya yang sejuk, banyak tempat jajan sudah mulai berjualan menawarkan aneka menu sarapan. Bukan hanya tempat sarapan pinggir jalan, coffeeshop pun sudah siap menyeduh kopi mulai dari pukul 07.00. Seperti Bagi Kopi yang berada di sudut taman Kiara Artha Park ini. Kafe ini tampil berupa rumah kaca dengan halaman depan yang beralas kerikil beratap langit yang diselingi pohon ketapang kencana menjulang. Posisinya yang berada diujung foodcourt berbentuk lorong memanjang memberi kesan Bagi Kopi seperti sebuah panggung utama dengan barisan tenant lain yang lebih kecil pada kanan-kirinya.

Seating area cukup beragam bergaya kasual. Ada dibagian depan yang menyatu dengan meja pada tenant lain. Ada juga didalam, menginduk dengan bangunan utama yang bergaya minimalis. Ruangan utama seakan terbagi menjadi  tiga sisi. Bagian tengah, sayap kanan serta sayap kiri. Bagian tengah yang berpoles cat kombinasi putih dan biru dengan sentuhan metalik, dihuni oleh konter kasir merangkap barista area yang berdampingan dengan beberapa set meja kursi. Sayap kanan ada dua set sofa empuk untuk duduk juga kamar kecil. Sayap kiri terdapat ruang indoor berpendingin udara merangkap dapur tertutup dengan sekat dinding. Ornamen ruang tampak minimalis namun tetap estetik.

Sambil menikmati suasana pagi yang cerah saya memesan Pain Au Chocolate (Rp25.000,-) dengan Cappuccino (Rp25.000,-) juga Bagi Matcha (Rp25.000,-) untuk sarapan. Tekstur pain au chocolate chewy khas pastry yang buttery. Aroma serta rasanya memukau dengan isian cokelat batangan yang meleleh hasil dari proses penghangatan sesaat sebelum disajikan. Cappuccino disajikan dalam cangkir biru berhias latte art cantik. Teksturnya kental, creamy dengan lapisan foam tipis. Cita rasanya begitu nikmat, lembut, berkarakter kopi fruity. Bagi Matcha dipenuhi sensasi matcha yang pekat namun tetap milky. Secara keseluruhan saya puas ngopi pagi disini...

Setelah sempat putus asa menunggu antrean berjam-jam beberapa waktu lalu dan memilih untuk meninggalkan tempat tanpa membawa hasil, akhirnya saya bisa juga menikmati Baso Goreng Anugerah tanpa harus menunggu lama padahal datang sama-sama disaat akhir pekan.

Lokasinya berada di pinggir GOR Pajajaran, mereka hadir bersama aneka jajanan lain yang pasti siap memanjakan perut. Ingat, saat-saat tertentu baso goreng ini bakalan sangat antre, jadi harap bersabar untuk menunggu lama. Meski kebanyakan orang beli untuk dibawa pulang, tapi mereka masih menyediakan tempat duduk untuk makan di tempat dengan menyiapkan meja panjang serta kursi plastik.

Bakso Goreng (Rp.11.000,-) ukurannya cukup besar dengan cara penyajian yang dipotong-potong kecil dan dihidangkan bersama saus sambal. Teksturnya begitu renyah sekaligus empuk dan lembut. Dari aromanya saja sudah terasa betapa gurihnya baso goreng ini. Enak banget sih, apalagi pas dicocol ke sausnya yang berkarakter pedas, manis, sedikit asam...

Tampil dengan gaya desain minimalis, Et Coffee ini tampak eyecatch karena berhasil menyandingkan area taman terbuka dengan ruang utama berbentuk rumah kaca. Meski tidak begitu luas, tapi mereka sudah mampu memenuhi segala jenis kebutuhan pengunjung seperti ruang indoor sejuk berpendingin udara, ruang terbuka dan semi terbuka, stop kontak, jaringan wi fi, musik backsong, kamar mandi bersih serta pelayanan yang ramah bersahabat.

Japanese (Rp.28.000,-) memilih beans bernama Lust, minuman kopi dingin ini karakternya cukup unik. Memadukan bitter serta acid yang saling menyelimuti satu sama lain. Rasanya menyegarkan, apalagi dinikmati pada saat udara Bandung lagi sejuk-sejuknya terguyur hujan gerimis. Secara keseluruhan saya puas dengan Et Coffee ini karena bisa dibilang fasilitasnya lengkap dan rasanya pun enak...

Sore ini saya mampir ke sebuah restoran megah di bilangan Dago Bawah, Bandung, bernama Noah's Barn. Tampak muka mereka terlihat seperti sebuah rumah biasa dengan lahan parkir di depannya. Saat masuk ke dalam saya disambut ruangan dengan berisikan aneka perabot vintage, mulai dari meja, kursi hingga ornamen yang dipajang. Disini menjadi area kopi bar serta seating table non smoking.

Seteleh menelusuri lorong, barulah saya disambut oleh area backyard megah yang tampak asri. Sebuah kolam ikan besar yang dikelilingi aneka tanaman hias menjadi spot terinstagenic. Seating area dengan langit-langit tinggi berisi barisan kursi sofa nyaman dengan warna cerah. Suasana seperti ini yang membuat pengunjung betah berlama-lama. Ditambah pelayanan disini pun sangat ramah, cepat dan bersahabat.

Croissant Bolognese (Rp.55.000,-) sepotong roti butter berisi daging yang dimasak dengan saus bolognese serta pugasan keju mozarella ini disajikan bersama salad sayur segar. Teksturnya empuk, kesan chewy-nya masih ada dengan karakter butter yang keluar bersama rasa keju leleh diatasnya. Isian dagingnya pun banyak, rasanya gurih dengan saus bolognese manis, asam yang seimbang. Good combination.

Molasses Bombomini (Rp.40.000,-) sepiring donat mini tanpa isi yang terhidang cantik bertabur brown sugar, irisan strawberry segar dan secangkir saus berries. Tekstur donatnya begitu lembut, tidak begitu padat tapi juga tidak terlalu kempes pas digigit. Rasa manis dari gula cokelat diatasnya menyeimbangkan kesan asam, manis, seger dari saus dipping-nya.

Nastar Cake (Rp.40.000,-) sepotong kue cantik berbentuk balok ini tampil elegan berhias cokelat putih berbentuk bunga. Teksturnya lembut dengan selimut krim yang manis. Isian nanas yang seharusnya menjadi primadona karena kue ini berjudul Nastar Cake agak tenggelam oleh lemon yang justru lebih mendominasi. Meski jatuhnya seperti lemon cake, tapi saya tetap menyukai kue ini karena rasa manisnya pas seimbang dengan nuansa asam yang menyegarkan.

Iced V Drip (Rp.38.000,-) segelas kopi seduh manual yang tersaji dingin ini tampaknya menggunakan beans 100% arabica. Karakter kopi yang didominasi oleh acidity serta fruity membuatnya terasa asam menyenangkan. Cocok dengan selera saya. Secara keseluruhan saya sangat puas mampir ke Noah's Barn karena semua komponennya sudah sangat baik, mulai dari tempat, pelayanan, rasa dan harga...

Mampir saat akhir pekan, Baso Cuankie / Batagor Serayu dalam keadaan ramai. Saya dan teman-teman yang datang disaat jam makan siang pun bahkan harus antre memesan dan menunggu beberapa saat untuk mendapatkan meja buat duduk. Bicara tempat, mereka hanya berupa kedai sederhana yang terdiri dari dua area yaitu indoor dan outdoor. Keduanya diisi oleh barisan meja panjang dengan bangku kayu.

Baso Cuankie (Rp.20.000,-) baso kecilnya terbilang garing dengan rasa daging yang lumayan kentara dan tak berlemak. Tahu basonya lembut, agak kenyal pas dibagian basonya. Ada cuankie lidah yang renyah dan empuk dibeberapa bagian yang menurut saya jadi bagian paling enak disini. Kuahnya sendiri cukup gurih, ga begitu pekat dan ringan saat diseruput.

Batagor (Rp.20.000,-) tahu baso nya enak, karena ada bagian yang lembut sedikit renyah, rasanya pun gurih. Seperti basonya, primadona batagornya justru si cuankie lidah yang beneran renyah dan ga keras sama sekali. Rasanya tuh enak banget, ini sih cuankie lidah paling enak yang pernah saya coba. Bumbu kacangnya masih kasar, jadi ada sensasi kriuk-kriuk hancuran kacang sedikit. Ditambah kecap dan sambal rasanya jadi makin mantul...

Menemani makan baso cuankie dan batagor, saya pun memesan Es Cendol Elizabeth yang kebetulan membuka mini stall di area outdoor Baso Cuankie Serayu. Saya pesan es cendol santan seharga Rp.13.000,- per porsi. Kuah santan yang bertemu gula merah kental terasa begitu khas, creamy, manis dan santennya begitu gurih. Cendolnya sendiri begitu legit dan lembut, terasa tingkat kematangannya sempurna serta menampilkan rasa yang enak...

Sunday Bowl Cereal Club, salah satu kafe unik di Bandung. Mereka khusus menyediakan aneka cereal buat sarapan ataupun kesempatan makan lainnya. Gaya desain mengadopsi American diner dengan bangku lapis jok berlatar ornamen colorful. Kotak-kotak cereal menjadi hiasan ruang penuh warna yang artistik.

Tricky Slam (Rp.36.000,-) semangkuk cereal warna warni dengan base yoghurt dan topping jeli. Teksturnya unik, ada renyah, creamy dan kenyal yang terkunyah jadi satu. Rasanya asam tapi menyegarkan. Lebih mirip semangkuk salad buah dari pada cereal. Unik, pertama kali cobain cereal kaya gini…

Bermodalkan petunjuk arah Google Maps, akhirnya saya sampai juga di Morgy dengan berjalan kaki dari tempat dimana saya menginap di Bandung. Menghuni salah satu sudut Jalan Anggrek di daerah Riau, Morgy ternyata hasil dari peremajaan Contrast Coffee. Bicara desain mereka tampil cukup maskulin dengan sentuhan-sentuhan art yang kental.

Teras depan dijadikan sebagai ruang terbuka bergaya modern dengan pagar barisan tanaman hias. Masuk ke dalam, seating area tampak nyaman berdampingan dengan barista area merangkap kasir. Barisan sofa saling berhadapan, komunal table, couple seat mengisi ruang ini. Disini pun terdapat mezanine yang dapat diakses melalui tangga unik di belakang.

Morgy belum selesai sampai disini, masih ada area duduk di belakang dengan konsep backyard. Ornamen berupa motor laki yang digantung di salah satu dinding tampak nyentrik sekaligus artistik. Pepohonan besar dan beberapa tanaman hias dalam wadah pot memberi kesan teduh. Pelayanan disini pun cepat, informatif dan profesional.

Filter Coffee (Rp.35.000,-) seduhan kopi bergaya Japanese ini sukses membuat moodbooster di pagi hari. Karakter fruity, acidity yang mendominasi seolah tahu bagaimana caranya membuat saya merasa bahagia. Mereka tampil kuat hingga terasa begitu menyegarkan. Aftertaste sedikit bitter serta manis muncul beberapa saat setelah kopi tertelan sepenuhnya.

Moist Cake (Rp.15.000,-) sejenis kue dorayaki dengan beberapa pilihan rasa isian yaitu coklat, keju dan blueberry. Kali ini saya tertarik dengan isi coklat. Sesuai dengan namanya, moist, tekstur kue ini begitu lembut. Hampir mirip fluffy pancake dengan porsi kecil. Isian coklatnya meleleh dengan rasa manis yang pas dilidah. Kombinasi yang pas sebagai menu sarapan...