yudistira ishak abrar

Tidak seperti kafe yang belakangan bermunculan, kehadiran Rumah Tjempaka justru menampilkan suasana desa di daerah Jawa. Sebuah rumah joglo di salah satu cerukan Jalan Boulevard GDC sangat kontras dari kesan modern. Halaman beralas kerikil berhias aneka tanaman begitu meneduhkan pandangan. Dinding kayu dengan kusen jendela pada teras senada dengan sepasang kursi bersanding meja di satu sisi, serta kursi bale di sisi lainnya.

Pintu tengah berdaun dua dibiarkan terbuka seakan siap menyambut kedatangan semua pengunjung. Segala perabot di dalam hanya menggunakan barang-barang antik bernuansa vintage. Mulai dari ornamen, furnitur, alat makan semuanya tak lepas dari konsep tradisional. Meski tanpa penyejuk udara namun suasana tetap teduh karena beratap langit-langit tinggi berlapis genting tanah liat serta naungan beberapa pohon besar.

Kapasitas tempat duduk tak banyak, hanya berkisar sembilan set meja komunal dan berpasangan serta sebuah mini bar. Kamar mandinya sangat unik, dibiarkan setengah atapnya terbuka membuat cahaya matahari bebas masuk menyinari. Peletakan beragam jenis tanaman hias menambah kesan tema kembali ke alam semakin kental. Pelayanan disini pun ramah, informatif dan tak segan menerima permintaan tambahan dari tamu seperti mengambil beberapa foto dan merubah susunan meja kursi.

Menu disini tidak banyak namun bisa dibilang cukup lengkap. Ada kudapan ringan, sajian manis, menu makan berat, aneka minuman tradisional dan tentunya beberapa jenis varian kopi. Siang ini saya memesan Pastel, Cireng Rujak, Dimsum dan Donat sebagai cemilan. Untuk makan berat saya memilih Nasi Ayam Goreng Lengkuas, Nasi Soto Ayam, Bakmie dan Nasi Sei Sapi. Minumannya berupa Es Asam Jawa, Es Kopi Susu, Es Cokelat, Wedang Uwuh dan Jahe hangat.

Jika dikomparasi antara harga dengan rasa, beberapa menu bisa dibilang overprice. Dari hasil ecapan saya ada menu yang bisa diperbaiki lagi kualitasnya seperti daging pada Sei Sapi, olahan ayam pada Bakmie, kepekatan kuah pada Soto Ayam dan porsi Donat yang mungkin bisa jadi dua keping minimal seporsinya. Terlepas dari hal tersebut, Rumah Tjempaka bisa menjadi pilihan sebagai tempat melepas penat setelah sibuk selama sepekan beraktifitas. Jam operasionalnya terbatas, hanya sampai Maghrib, jadi jangan datang pada malam hari ya...

Castara Coffee

Hotel Bumi Wiyata sudah berdiri cukup lama di Jalan Margonda Raya, Depok. Fasilitasnya sangat lengkap, selain tentunya kamar hotel kelas bintang tiga, beberapa ball room, kolam renang, pusat kebugaran sampai ke lapangan golf. Nah, belakangan ini di salah satu area kantin lapangan golfnya berdiri sebuah coffeeshop estetik bernama Castara Coffee.

Letaknya di sudut lapangan yang langsung menghadap ke hamparan rumput luas nan hijau. Meski tidak besar, namun tempatnya cukup nyaman dan instagenic. Permainan keramik putih, warna hijau dan unsur semen ekspos tampak senada dengan tema lapangan tempat mereka berada. Area duduknya semi terbuka dengan barisan meja kursi minimalis bersanding kursi komunal permanen berbentuk siku.

Pilihan menunya tidak banyak, ada beberapa jenis kopi, mocktail, non coffee dan teh. Kisaran harganya mulai dari dua puluh hingga tiga puluh ribuan. Kali ini saya pesan Berry Coffee, minuman menyegarkan hasil perpaduan espresso, sirup mix berries dan soda. Rasio semua komponemnya terukur dengan baik sehingga menyajikan rasa manis, asam, pekat dan menyegarkan...

Keberadaan Coffeeseum by Unfinished Coffee di salah satu sudut Museum Nasional, Jakarta, membuat kunjungan saya ke museum jadi makin berkesan. Sangat jarang saya menemukan coffeeshop berada di area museum karena kebanyakan memilih lokasi di mall-mall atau gedung perkantoran. Sedikitnya terdapat sepuluh meja kayu bulat dan persegi yang mengisi area duduk. Polesan cat merah dengan ornamen berupa poster antik berbingkai tampak kontras dengan nuansa masa kini dalam bentuk lawas.

Kopi Susu Regal (Rp.33.000,-) kopi tubruk ditambah nektar, susu segar dan biskuit Regal membuat minuman ini terasa begitu menyenangkan. Manis dari gulanya menyatukan karakter kopi tubruk serta susu. Hancuran kepingan buskuit Regal yang basah lalu menjadi semacam bubur menambah cita rasa biskuit yang khas.

Pisang Goreng Madu (Rp.20.000,-) tersaji hangat, pisang goreng berbentuk bundar ini berukuran lumayan besar dengan ketebalan yang cukup tinggi. Pisang matang pohon yang dipotong-potong lalu diaduk bersama adonan tepung, mengeluarkan karamel alami ketika digoreng. Manisnya begitu menggoda, lengket khas madu natural...

Nob Baked & Brewed

Seolah menjadi gapura depan kawasan kuliner baru di daerah Sudirman, Jakarta, Nob Baked & Brewed tampil mempesona dengan dominasi warna putih bersih. Area duduk pada teras dimuka serta sisi kiri bangunan menjadi serbuan pengunjung yang sore itu lumayan ramai. Meski harus mengantre saat memesan, tapi proses penyajian setelah melakukan pembayaran tidak begitu lama. Sebaiknya cari dulu tempat duduk jika ingin ngopi disini sebelum memesan di dalam, karena memang seramai itu saat akhir pekan.

Blueberry Cruffin (Rp.28.000,-) jenis pastry berupa croissant muffin berisi krim blueberry yang menguar hingga keatas membentuk gelombang seperti puncak eskrim. Diatasnya diberi butter crumbs, micro greens dan blueberry jam. Cantik dan menggoda dengan warna ungu berselimut pastry coklat keemasan. Teksturnya begitu renyah kaya akan butter. Manis krimnya pas, tidak kemanisan dan sangat lembut. Ada selipan nuansa asam yang menyegarkan didalamnya.

Americano (Rp.38.000,-) semenyegarkan kopi-kopi berkarakter buah-buahan, saya tidak menyangka americano disini bisa sangat memuaskan. Tone asamnya kuat sehingga mampu menyelinapkan rasa getir tipis yang nyaris larut dan hanyut. Porsinya pun besar jadi sangat sepadan dengan harga yang mereka banderol untuk tiap gelasnya. Kombinasi sempurna antara pastry dengan kopi yang keduanya sama-sama mempesona...

Memandangi kemegahan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, mengingatkan saya pada bandara di Bangkok karena vibes interiornya hampir mirip. Karena jadwal penerbangan masih lama, akhirnya saya memutuskan untuk menunggu di Krispy Kreme. Gerainya cukup nyaman dan mudah ditemukan karena berada di area depan setelah pintu masuk pertama. Meski mungil, tapi mereka menyediakan lima set meja kursi sebagai tempat singgah menikmati menu yang tersedia.

Combo 3 (Rp.50.000,-) segelas kopi dengan pilihan, americano, cappuccino atau latte ditemani dua donat yakni original glaze dan topping sprinkle tertentu. Kali ini saya memilih americano dan peanut butter and jam donut. Karena kopinya buatan Tanamera jadi ga heran kalau rasanya begitu nikmat. Pekatnya nuansa asam buah-buahan memberikan rasa menyegarkan ketika diseruput.

Tekstur donatnya begitu empuk dan lembut. Tidak terlalu padat tapi juga tidak gampang kempes. Olesan selai kacang dan strawberry dibagian tengah, memadukan rasa gurih buttery dengan manis asam yang begitu menggoda dilidah. Cocok dinikmati bersama kopi hitam hangat. Donat original glaze nya sendiri ga kalah lembut. Hanya memang taburan gula yang dipilih tidak begitu manis...

Savio Coffe & Eatery menjadi salah satu kafe yang sering saya kunjungi. Lokasi yang tak jauh dari rumah, yaitu di ujung Jl. Merdeka mengarah Jl. Bahagia Raya, menjadi salah satu alasan kenapa saya bolak-balik kesini selain tentunya tempat yang cozy serta rasanya yang enak dengan harga affordable. Bangunan nampak seperti rumah kaca dengan bingkai besi berpoles cat hitam yang terdiri dari dua lantai.

Area indoor dibawah dan diatas diisi ragam meja kursi yang membuatnya tampak menarik. Ada yang bergaya mini bar yang menghadap ke arah luar, meja komunal dengan bangku tinggi dan bangku rendah berlapis jok, barisan kursi sofa berselimut kulit sintetis serta couple seat. Area outdoor berada di belakang kafe dengan konsep taman minimalis terbuka. Sebuah bangku semi amfitetater bertengger gagah berlatar mural dengan tema floral warna-warni.

Nasi Goreng (Rp.27.000,-) Telur Mata Sapi (RP.5.000,-) sepiring nasi goreng rumahan yang rasanya manis, gurih dan sedikit pedas. Tambahan telur mata sapi, kerupuk dan acar memberi tambahan tekstur serta rasa jadi lebih kaya. Chicken Nanban (Rp.36.000,-) salah satu jenis ricebowl yang menurut saya wajib untuk dicoba. Nasinya pulen dengan olahan ayam fillet goreng tepung yang gurih bersiram saus nanban yang creamy dilidah. 

Americano (Rp.17.000,-) segelas kopi bernuansa buah-buahan yang menyegarkan. Kehadiran rasa asam ditemani sedikit sentuhan bitter diakhir. Untuk jenis kopi belasan ribu, ini sih sangat sepadan. Beauty And The Beast (38.000,-) sejenis mocktail dengan lapisan warna krem, cokelat pekat lalu hitam dengan garnish jeruk kering yang estetik. Tekstur minuman ini memadukan sentuhan creamy serta liquid yang nikmat. Rasanya memadukan asam, manis, sedikit pekat serta sedikit creamy. Aren Latte (Rp.25.000,-) menyuguhkan sensasi manis, milky dan menyegarkan membuat es kopi susu ini mudah dicintai.

Banana Ice Cream (Rp.22.000,-) potongan buah pisang mirip kepingan koin digoreng berselimut tepung hingga renyah berwarna kuning keemasan. Siraman gula karamel membuat pisang yang memang sudah manis dari pohonnya menjadi semakin manis dan tentunya saya suka banget. Satu scope vanilla ice cream memberi sensasi milky, creamy serta dingin yang menyenangkan. Eclair, sekeping roti puff dengan topping cokelat yang nikmat.

Classic Cookies (Rp.25.000,-) sekeping kukis berukuran lebar dan tidak begitu tebal bertabur potongan cokelat. Teksturnya empuk dan tidak renyah. bongkahan cokelatnya meleleh dibeberapa bagian karena dihangatkan terlebih dulu sesaat sebelum disajikan. Semua sajian disini saya suka, karena termasuk enak dengan harga yang masih cukup ramah dikantong...

Suasana J.Co di hari kerja tampak lengang. Banyak meja kosong yang kalau pada akhir pekan hampir seluruhnya dipenuhi oleh pengunjung bersama keluarga. Ternyata pemandangan seperti ini membuat area duduk tampak nyaman untuk dijadikan sebagai peristirahatan setelah seharian sibuk bekerja. Selain itu memesanpun tak perlu antre, sesampainya di kasir saya langsung dilayani oleh seorang pegawai dengan ramah.

Saya memesan dua donat, Heaven Berry (Rp.9.500,-) dan Choco Loco (Rp.9.500,-), serta secangkir Americano (Rp.19.000,-) hangat. Heaven Berry berisi krim rasa strawberry serta pugasan saus strawberry meleleh. Choco Loco menyuguhkan saus cokelat lumer baik didalam maupun dibagian atas donat. Keduanya terasa manis menyenangkan. Teksturnya pun lembut.

Karena kondisi sepi, Americano saya pun disajikan didalam cangkir yang biasanya kalau sedang ramai hanya dikemas di dalam gelas kertas. Kandungan kopinya menampilkan karakter pekat yang kuat. Suhu yang tidak begitu panas memungkinan saya dapat langsung menyesapnya sesaat setelah diambil dari meja barista. Kombinasi sempurna antara donat yang manis dengan kopi pahit yang menenangkan...

Lukumades masih menjadi penyaji cemilan manis yang unik. Menu mirip kue bola goreng yang sering ditemukan di gerobakan pinggir jalan ini dimodifikasi dengan aneka siraman saus berkualitas premium. Gerai mereka yang cukup ramai berada di Food Society Mall KoKas. Meski tidak besar, tapi area duduknya cukup nyaman. Bahkan setengah tempat duduk berada dipinggir koridor mall yang menghadap langsung ke area bawah sehingga tampak seperti sedang berada di atas balkon. Dari sana hiruk pikuk pengunjung mall menjadi pemandangan yang menarik.

Half-Half Reguler (Rp.68.000,-) Greek Martabak dan Matcha Balls. Cemilan manis khas Yunani ini terbuat dari adonan tepung berbentuk bola. Teksturnya begitu renyah diluar dan empuk didalam. Sensasi kenyalnya menggoda saat digigit. Siraman saus cokelat, taburan kacang cingcang serta parutan keju pada Greek Martabak sukses membawa sensasi isian ala kue terang bulan yang khas. Sedangkan saus matcha nya sendiri mengeluarkan nuansa pahit manis seimbang yang sama-sama kuat.

Iced Long Black (Rp.25.000,-) ga nyangka kalau Lukumades mampu menyuguhkan minuman kopi yang nikmat. Perpaduan rasa pahit dan asam menyegarkan datang silih berganti menyentuh rongga mulut sesaat setelah diseruput. Saking kuatnya, saya sampai lupa bahwa siraman saus yang mereka sajikan terasa manis. Berarti cocok sebagai minuman pendamping dikala menikmati cemilan yang mereka sajikan...