Yulia Amanda

Sabtu sore monolog sudah mulai ramai. Saya minta tempat yang dekat dengan stopkontak tapi kebetulan lagi terisi dan waitress-nya nggak mau menjanjikan kalau saya boleh pindah kalau ada meja yang dekat stopkontak dan kosong.... Eh tiba-tiba teman saya kejatuhan tetesan air dari atas dan akhirnya kami pun minta pindah tempat. 

Saya memesan Hot Cappuccino seharga IDR 34k dan Cream Cheese Danish seharga IDR 20k. Cappuccino-nya enak, nggak salah kalau Monolog membawa tagline quality coffee. Cream Cheese Danish-nya juga as usual enak banget. Makanan ini sudah sering saya pesan sebelumnya dan selalu enak. Kejunya tebal dan dilapisi dengan layer manis gitu. Selain itu saya juga mencoba Hot Hazelnut White Mocha dan Red Velvet Donut. Mochaccino-nya lumayan sih walaupun saya lebih suka Cappuccino. Red Velvet Donut-nya berukuran besar, kalau untuk ngemil bareng Kopi aja sih satu saja sudah cukup. Cream Cheese-nya enak, tapi rasa Red Velvet di Donut-nya nggak terlalu terasa. 

Pelayanan di Monolog ini biasa aja nggak ramah tapi cukup sopan. Tempatnya nyaman apalagi buat ngobrol-ngobrol bareng teman disini. FYI, harga yang kamu lihat di daftar menu sudah termasuk biaya pajak dan servis, jadi nggak perlu pusing memperkirakan bill di saat budget ngopi lagi ketat 

Nanny's Pavillon selalu terkenal dengan konsep restonya yang didekorasi dengan tema unik dan berbeda-beda. Menu-menu yang pernah saya pesan di nanny's pavillon antara lain baked rice with sausage, pesto pasta with sausage, dan chicken salad. Sejujurnya saya kurang tertarik dengan menu manis atau dessert-dessert dari nanny's hehe lebih suka makanan asinnya.

Dari makanan-makanan yang pernah saya makan diatas, yang bikin saya balik lagi selalu chicken saladnya. Hari minggu kemarin saya kesini lagi dan memesan chicken salad dan ice tea. Chicken saladnya berisi baby tomatoes, lettuce, bread crumbs, telur rebus, dan grilled chicken. Dibanding grilled chickennya di cabang lain, chicken di salad ini sedikit kurang well grilled. Dressingnya enak dan sayurannya segar jadi overall saladnya enak.

Makanan yang saya pesan datangnya cukup cepat datangnya ke meja. Pelayanannya cepat walaupun nggak terlalu ramah. Dekorasi tempatnya bagus sih, tapi sayang jarak antar meja dekat-dekat jadi terasa sempit apalagi kalau lagi ramai pengunjung.

Beberapa hari belakangan kangen banget makan burrito. Sengaja mencari Taco Local sampai ke Pelaspas Building. Yup, Taco Local di pelaspas dharmawangsa ini memang pindahan dari Jl. Panglima Polim. Saat masuk pelaspas, langsung kelihatan menu board dan kasir lengkap dengan ornamen-ornamen ala mexiconya. 

Walaupun space atau area dine in taco local disini jauh lebih besar daripada tempatnya waktu di pangpol, saya memutuskan untuk makan burrito yang saya pesan di But First Coffee karena kebetulan deket banget sama taco local. 

Burrito yang saya pesan yaitu Carnitas Burrito (IDR 62k). Harga tersebut belum termasuk tax yaaa. Sebelum kamu memesan menu yang satu ini, harap baca menunya baik-baik karena carnitas burrito ini merupakan burrito yang tidak halal. Tapi tenang saja bagi kamu yang nggak bisa memesan menu ini, karena menu lainnya halal kok, seperti lengua yang berisi lidah sapi, potongan daging sapi, dan juga ayam. 

Burritonya cukup gendut, nggak mengecewakan deh dari segi ukuran. Disajikan dengan tortila chips dan saus guacamole. Tortila chips dan saus guacamole sebagai side snaknya cukup enak, pas banget untuk melengkapi tekstur burrito yang empuk. 

Sayangnya burritonya ini dibalut dengan aluminium foil untuk menjaga bentuk dan isinya supaya nggak keluar pas dimasak, jadi kulit luarnya nggak kena grill sama sekali. Di dalam burrito ada dirty rice (brown rice), guacamole, potongan tomat, saus keju, dan carnitas atau pork meat. Personally saya nggak suka dengan dirty ricenya karena entah kenapa agak pahit, tapi pork meatnya soft banget dan jiucy, dilengkapi dengan saus keju yang cukup berasa. Dengan harga total 69 ribu saya merasa sangat kenyang sih, tapi kalau soal rasa masih ada burrito yang harganya lebih mahal sedikit tapi rasanya jauh lebih enak. 

Pelayanannya cukup baik, nggak terlalu lama waktu yang dibutuhkan untuk menunggu sampai pesanan kita datang mengingat burrito ini perlu dibuat sendiri lagi. 

Will I ever gonna order a burrito at taco local again? maybe, the lengua burrito seems interesting. Is there any other option? Yes, I will definitely order taco first next time than go straight to burrito. 

Mcd Kemang ini merupakan Mcd yang setiap weekend ramainya minta ampun. Lokasinya yang berada di Kemang juga sering menjadikan Mcd ini sebagai tempat nongkrong anak
muda kalau malam. 

Hari minggu siang saya sempat kesini dan mengorder 1 paket cheeseburger (+- IDR 32k) karena ayamnya lagi habis dan kalau mau pesan harus tunggu 30 menit. Antrian
menuju meja kasirnya panjang, kasir yang terbuka terus hanya 2 (kasir 3 di buka tutup berubah-ubah) dan makanannya sampai setelah sekitar 5 menit menunggu di samping meja kasir.
Satu paket cheeseburger ini terdiri dari cheeseburger, french fries, dan soft drink. Untuk soft drinknya saya pilih lemon tea. 

Hari selasa kemarin, saya datang kembali karena kebetulan ada keperluan di daerah kemang. Menu breakfastnya masih available sekitar jam 9an. Kebetulan Mcd nya lagi sepi,
jadi kasir yang dibuka hanya 1 dan pelayanannya jauh lebih cepat. Untuk menunggu sebuah paket McMuffin Sausage yang terdiri dari mcmuffin, hash brown dan coffee. Coffee-nya
bisa diganti sesuai keinginan kita tapi tentunya dikenakan biaya tambahan. Untuk paket mcmuffin sausage dengan minum cafe latte, saya membayar sebesar IDR 39,5k. 

Untuk rasa sih mcd selalu punya standar rasa yang sama dimana-mana ya, cukup enak untuk burgernya. Harganya juga masih make sense. FYI, mcd cabang kemang lagi dalam tahap
renovasi jadi sedikit ribut weekdays. 

malam-malam bingung mau makan dimana, akhirnya saya memutuskan untuk ke Nnalar yang ada di daerah pondok indah. Lokasi tepatnya nnalar itu di area bekas SPBU pertamina pondok indah, sekarang berada di dekat Indomaret dan sate kiloan/PSK.

Tempatnya cukup besar dibanding resto-resto di kanan kirinya. Ada dua area yaitu outdoor dan indoor (ber AC). Menu yang saya pesan tentu saja nasi lidah atau gyu tan don dengan butter rice dan saus keju. Gyu tan don dari nnalar ini sudah sering sekali jadi bahan omongan karena katanya enak. Untuk seporsi gyu tan don harga yang dikenakan yaitu 50 ribu rupiah sedangkan minumnya saya memesan es teh manis seharga 7 ribu rupiah.

Begitu makanannya sampai, butter rice nya terlihat tempting walaupun lidahnya agak sedikit porsinya. Saus keju yang saya pesan kebetulan saya minta dipisah dari nasi dan lidahnya. Rasa butter rice dan lidahnya saya sudah cukup gurih kok, tapi ditambah saus keju semakin enak. Ice tea nya enak dengan manis yang pas. Pelayanannya baik walaupun ruangannya nggak cozy. Kekurangannya adalah suasana yang diberikan di nnalar ini kurang bersih dan porsi lidahnya sedikit sehingga nggak imbang sama nasinya.

Ohiya, disini tidak dikenakan biaya tambahan pelayanan atau pajak, jadi what you see is what you pay :)