Yulia Amanda

Sudah 3 kali kesini dalam kurun waktu yang nggak terlalu lama. But first coffee shop yang terletak di Pelaspas Building Dharmawangsa ini nyaman banget! Coffee shopnya kecil dan cozy. Lagu-lagu yang diputar enak dan nggak terlalu besar jadi kalau kita ngobrol bareng temen-temen nggak terganggu. 

Kopi yang sudah pernah saya coba disini yaitu flat white (32k), latte (32k), dan iced capuccino (37k). Yang paling saya suka sampai saat ini sih iced capuccinonya, karena mereka bisa menawarkan manis atau nggak dan kalau manis, manisnya pun pas. Nggak terlalu pahit ataupun manis. Selain itu masing-masing kopi disini disajikan dalam gelas handmade yang unik banget. 

Pelayanannya baik dan ramah disini. Mereka menerima pembayaran tunai dan kartu (dengan minimum payment IDR 50k). Selain kopi, mereka juga menjual cemilan seperti mini bread dan mini croissant. Kalau kamu lapar tapi disini nggak jual makanan berat, tenang aja karena sebelum kamu masuk but first coffee pasti kamu lewatin SNCTRY dan taco local. Enaknya, kamu boleh pesan makanan dan dibawa ke but first coffee shop! 

Ohya, what I found best about this place besides it's coffee and cozy place is they had AC in indoor area, electrical socket, and fast wifi. YAY!

Sabtu kemarin sengaja ke Kopi Manyar ini karena penasaran banget dengan coffee shop ini. Sebelumnya udah pernah lihat foto-foto di Instagram tentang coffee shop ini dan kelihatannya bagus banget. Jarang-jarang main ke daerah Bintaro, jadi bingung banget cari coffee shop ini apalagi karena Kopi Manyar jadi saya sempet muter-muter di Jalan Manyar dari 1 sampai 3. 

Nggak sengaja lihat bangunan seperti rumah yang minimalis banget dengan warna hitam putih dan aksen kayu dimana-mana. Pas mendekat sedikit, baru terlihat tulisan "Kopi Manyar" kecil banget di kaca jendelanya. Pintu masuknya pun unik banget. Saya kira kaca besar dengan tulisan itu adalah pintu dorongnya, ternyata pintunya ada di agak samping dan berwarna putih dengan style agak biasa sampai hampir saya kira pintu masuk khusus staff. 

Well, pas masuk tempatnya memang nggak spacey. BUT, interiornya super cool! Minimalist dengan warna-warna monoton. Lantai kayu, dinding putih, dan perabotan kayu juga. Ada satu meja dengan sofa yang cozy banget begitu kita masuk. Persis di depan kasirnya ada meja panjang dengan kursi-kursi, sehingga sempit banget kalau lagi ada yang order dan kita mau keluar. Harus tunggu-tungguan hehe. 

Disamping meja panjang itu ada taman kecil dengan pohon tinggi dan batu-batu kecil dibawahnya. Di taman ini kita juga bisa duduk-duduk, ada 3 bangku permanen disini. Lalu ada juga area dengan meja agak besar di sebelahnya, tapi sayang disini agak panas karena tidak ada AC seperti yang di dekat cashier. 

Menu yang saya pesan yaitu Hot Capuccino (30k) dan Spaghetti Aglio Olio (30k). Harga tersebut exclude pajak dan service charge masing-masing 10 dan 5%. Rasa capuccinonya ENAK BANGET! Bener-bener ketagihan! 

Sayang untuk pastanya saya kurang suka, karena mereka menggunakan terlalu banyak bawang bombay sehingga rasanya agak manis di awal. Toppingnya juga terlalu sedikit, hanya 2 udang kecil. Untuk minuman tambahannya, kamu boleh ambil Infused Water sepuasnya. Overall saya suka banget sama Kopi Manyar ini. Kopinya superb, kalau nggak karena Aglio Olionya yang rasanya rata-rata, saya pasti sudah kasih rate 5 untuk rasa makanan.

Lokasinya susah banget dicari dan dijangkau berhubung areanya itu agak perumahan dan nggak ada plang yang menandakan Kopi Manyarnya disitu. Ohiya pas saya kesini juga kebetulan lagi ada pameran, jadi bagi kamu yang pecinta art pasti puas banget ngopi sambil menikmati pameran yang ada!

Jumat sore pengen nongkrong bareng temen, dan kebetulan Publichood Coffee Shop ini saya dengar-dengar baru buka. Langsung tertarik dan pengen kesini. Apalagi karena lokasinya cukup terjangkau dari posisi saya. Publichood ini terletak di dekat pondok pinang, daerah pondok indah jakarta selatan. Dari depan nggak terlalu catchy sih. Masuk ke dalam sedikit, ada tempat parkirnya yang cukup untuk menampung pengunjung coffe shop ini.

Publichood tempatnya tidak terlalu besar. Digabung bersama barbershop barberwood, area tempat duduk coffee shop ini jadi cukup unik. Kapasitasnya tidak terlalu banyak sih, kira-kira untuk area yang digabung dengan barberwood cukup untuk 16 orang.

Lalu baristanya menawarkan untuk duduk di meeting room. Kalau mau duduk di meeting room, ada minimum paymentnya yaitu IDR 100k untuk 1-2 orang. Sangat feasible menurut saya, karena harga kopinya saya sekitar 30k, lalu kita tinggal pesan makanan atau snack-snack disini hingga +-50k per orang. Meeting roomnya terletak di ruangan yang berbeda, keluar lagi ke luar dan letaknya ada di sebelah kanan coffee shop tempat order tadi.

Menu-menu yang saya pesan antara lain:
1. Hot latte / 7oz (27k)
: berhubung saya orangnya bukan penggemar kopi murni, saya puas banget sama lattenya, karena susunya terasa banget. Dicampur dengan 1/2 sachet gula merah saja sudah cukup pas manisnya.
2. Iced capucino (IDR 30k)
: iced capucinonya juga enak, nggak keenceran walaupun dicampur dengan es.
3. French fries (13k)
: porsi kentang gorengnya nggak terlalu banyak sih, tapi pas lah dengan harga yang terbilang murah hehe. Ada opsi bumbunya, yaitu keju atau barbecue. Kentang goreng ini juga dihidangkan bersama saus mayo yang enak!
4. Mac and cheese (14k)
: teman saya yang memesan mac and cheese ini kecewa banget, karena bentuknya baked macaroni gitu. Rasanya juga nggak seperti mac and cheese, mungkin akan lebih tepat kalau menu ini dinamakan macaroni schotel.
5. Risoles (8.5k)
: WOW! Ini cemilan yang paling pocket friendly dengan rasa yang super enak! Awalnya kecewa karena isinya bukan beef dan mayo, tapi ternyata pas makan risoles ini enak banget! Isinya ada wortel, keju, mayo, dan suwiran kecil ayam yang banyak. Diatasnya diberikan mayo lagi dan dihidangkan bersama saus sambal. Satu porsi risoles ini isinya ada dua buah dengan ukuran tidak kecil. NICE
6. Affogato (30k)
: mereka menggunakan es krim dengan vanilla chocochip. Rasanya enak dan pas banget dengan espressonya.


Overall untuk tempat saya merasa publichood ini cozy baik untuk ngobrol bareng temen ataupun kerjain beberapa homeworks. Di area meeting room yang kapasitasnya sekitar 20 orang juga disediakan TV, fasilitas proyektor, dan papan main dart. Internetnya cepat, dan tersedia stopkontak yang lumayan banyak especially di meja panjangnya. Area indoor dengan AC dan outdoor untuk smoking area juga available.

Last night I went to Starbucks Coffee at Metropole 21, Cikini, Jakarta. It was raining outside but somehow I was in the mood of some kind of blended beverages. Not wanting too much coffee, I asked the barista which one of the holiday menus that contains coffee less. He suggested the holiday panettone latte and so I ordered it in the frappucino form. 

Accompanied by Spicy Tuna Bread, I started to sip the coffee first, before letting the tuna bread ruins my tastebuds. I must say I don't really like the holiday panettone frappe, tastes a lot like cookies and the coffee slightly felt. On the top of it is whipped cream and raisin sprinkles. Didn't make it any better.

For service, it is undeniable that Starbucks always have some high service standard. Fast and friendly. This Starbucks branch at Metropole also have a good ambiance and decorated simply. Perfect for anytime of coffee mood. 

Saya sudah pernah ke kedai seni djakarte sebelumnya, waktu itu siang-siang . Restoran ini tidak ada AC nya, jadi kalau siang agak panas. Dindingnya yang dulu berwarna merah menyala sekarang sudah di cat warna krem. Pas saya masuk, area outdoornya kebetulan lagi penuh, jadi saya pilih duduk diatas. Di lantai atas ada beberapa meja. Hiasan di dindingnya berupa bingkai foto. Jendelanya menghadap ke depan dan ada bendera merah putih yang membuat restoran bertema jaman dulu ini semakin terasa. 

Menu yang saya pesan antara lain: 
1. Bajigur pisang & ubi rebus (18k) 
: bajigurnya enak tapi kurang panas. Disajikan dengan ubi dan pisang rebus, pas banget untuk santai sore. 
2. Nasi bakar ayam (25k) 
: kata mas-masnya, nasi bakar ayam ini recommended. Nasinya lembut, potongan ayamnya juga banyak. Bumbu ayamnya seperti bumbu kecap, diberi daun kemangi dan sedikit potongan cabai. Menu ini juga disajikan bersama lalapan, tempe, tahu, dan sambal. Dengan harga 25 ribu, saya sangat puas dan kenyang dengan menu yang sangat enak ini. 
3. Mie siram djakarte (25k)
: mi kuning yang agak keras (sepertinya digoreng dulu) disiram dengan kuah. Kuahnya berisi potongan sayur dan seafood. Menurut saya, kuah sangat pas rasanya. Agak mirip dengan kuah capcay jadi sudah tidak asing lagi. 
4. Leci aloe vera (17k) 
: minuman ini disajikan dingin. Isinya yaitu satu buah leci dan potongan-potongan besar aloe vera. Cukup menyegarkan walaupun menurut saya rasa minuman ini kurang manis. 

Untuk tempat memang tidak ber AC tapi adem kalau sore-sore. Kalau sudah agak malam jadi banyak nyamuk hahaha. Pelayanannya baik dan ramah, mereka juga memberikan rekomendasi menu. Biarpun tempatnya sangat jadul, kita bisa membayar pakai debit loh disini. PPN dikenakan 10% saja, tapi overall saya puas dan pasti datang lagi :)