@yussaqali

Awalnya pelayanannya cukup ramah, namun semakin lama saya rasakan pelayanannya ini cukup kurang profesional. Waiter/waitress kurang cekatan dan menguasai seluk beluk menu restoran. Contohnya saja sih saat teman saya memesan satu menu, waiter tidak langsung tau kalau menu sedang kosong. Malah kami harus menunggu agak lama untuk tau kalau menu sedang kosong. Saya juga kurang tau itu kesalahan waiter atau bagian dapur.

Untuk suasana sendiri, saya rasa cukup nyaman atmosfernya. Seperti makan di ruang makan rumah sendiri dengan nuansa elegan dan classy. Dominan dengan warna yang bold seperti merah maroon dan batu-bata.

Makanan yang saya pesan adalah Pan Seared Gindara dengan Creamy Mushroom Sauce dengan kematangan yang saya gaktau karena lagi-lagi waiter tidak menjelaskan apapun kepada saya serta waiter tidak menanyakan kentang saya pakai mashed potato atau french fries. Namun, saya suka dengan menu ini. Kebetulan ini kali pertama saya makan ikan Gindara. Daging ikan Gindara yang diolah sangat lembut sekali. Dan bagian luarnya kering-kering tipis yang memberikan kesan gurih di luar, lembut di dalam.

Untuk minumannya, saya memesan Nutellapuccino namun rasa Nutellanya minim sekali. Kopinya pun rasanya biasa saja. Yah, memang bukan coffee shop sih.

Overall saya suka sama suasananya dan must try Pan Seared Gindara. 

RASA
Waktu kesini, saya bersama teman-teman pesan menu set Kuonotori, Spicy Fish Skin, dan menu baru yang saya lupa namanya pokoknya ikan salmon kalo gak tuna gitu terus ada topping cheese saucenya. Nah, untuk rasa disini saya bilang cukup enak lah walaupun masih jauh dibawah Sushi Te* ya :p. Untuk menu set Kuonotori, ternyata banyak sushi roll kecil-kecil yang isinya timun, terus ada juga isi tamago, dan ada juga salmon. Tapi kecil-kecil dan itu banyak banget haha. Tapi lumayan murah lah, waktu itu dimakan ber-lima gak habis sih.

SUASANA
Untuk suasana saya nggak terlalu suka karena tempatnya sempit. Mejanya juga biasa saja, malah-malah saya bilang ini restaurant kurang classy dari tempatnya. Outdoornya pun masih kalah sama cafe-cafe lokal yang menjamur. Saya cuma suka ada tempat makan dengan high chair itu saja.

Restauran ini menyediakan banyak pilihan menu. Waktu kesini, saya pesan minuman Red Velvet, Iced Taro Latte, Hot Swiss Chocolate, dan Snack Platter.

Untuk Red Velvet, saya cukup suka. Tidak terlalu manis dan pas di lidah saya yang ngga terlalu suka manis. Sedangkan untuk  Iced Taro Latte nya juga sama, seger gitu karena es kali ya hehe. Dan ada Snack Platter yang banyak banget macemnya, bisa kamu cek di foto saya deh ada onion ring, sosis, french fries.

Selain saya apresiasi hal tersebut, ada minuman yang saya pesan sangat Failed, yakni Swiss Chocolate. Niat saya karena abis kegerimisan di luar, pengen yang anget-anget, pesenlah itu minuman panas. Eh kok rasanya kayak cokelat Silver Queen digodhog pake air panas aja dan coklatnya cuma sepotong -___-

Nah, untuk suasana, saya acungi jempol dah. Sangat classy dan elegan. Cozy juga! Selain itu disediain wifi dan colokan loh haha. 

Mungkin untuk rasa, hampir sama untuk semua gerai Coffee Toffee ya. Karena yang saya pesan adalah menu standar, bukan spesial-spesial amat, jadi saya hanya akan memberikan review rasa adalah standar dengan nilai 7/10.

Disini saya hanya ingin menekankan suasana. Dimana, suasana disini sangat panas, apalagi kalau siang-siang atau sore-sore sekitar pukul 11.00 - 16.00. Karena tempat ini hanya menyediakan satu ruangan saja yang ber-AC dengan satu meja panjang yang bisa dipakai 8 orang dengan high chair, dan 2 meja yang masing-masing bisa dipakai 4 orang.

Meski panas, karena memang sepertinya konsep disini adalah semi outdoor. Dimana kamu bisa ngerokok juga buat yang suka ngerokok yaa. Untungnya nih ada penyelamat, yaitu colokan cukup banyak dan untuk wifi saya kira lemot lah untuk harapan kecepetan internet saat ini.

Jadi, tempat ini cocok untuk kamu yang suka nongkrong berlama-lama, bisa ngerokok, dan nggak terlalu merogoh kocek tentunya.