Fannie Huang||IG:@fiehuang

Postingan salah seorang coffee shop influencer membawa saya berkunjung ke kedai kopi yang satu ini. Padahal selama ini saya sering lewat, namun entah kenapa sungkan untuk mampir.

Lokasinya ada di kawasan Petak Sembilan, tidak terlalu jauh dari belokan arah ke deretan pertokoan dekat Gedung Chandra.

Interior tempat yang satu ini bernuansa kedai kopi jadul. Awalnya saya membayangkan bakal bertemu kakek-kakek yang duduk sambil ngopi atau bahkan membaca koran berbahasa Mandarin, namun ternyata berbeda dari yang saya bayangkan begitu berkunjung. Saya malah bertemu 2 tamu Kaukasia selama duduk di sini.

Seluruh staffnya perempuan dan usianya masih 20-an. Meski interior, dekorasi foto hitam putih maupun baki kayu (meski sudah dicat, tampaknya baki itu sudah digunakan selama setidaknya sau dekade) yang digunakan memberikan kesan jadul, namun ambiencenya tidak match dengan interiormya.

Begitu masuk ke dalam, terasa sekali kalau ini tempat jadul di tengah modernisasi. Tempat ini pun juga mulai berusaha terlihat modern. Di setiap meja ada stop kontak yang tersedia.

Tidak cuma itu, musik yang diputar juga lagu-lagu modern. Saya mendapati lagu Sabrina Carpenter (saya bahkan baru tahu lagu ini karena diajak teman karaoke beberapa hari sebelum berkunjung) di sini.

Untuk pembayaean di sini juga sudah lebih mudah, bisa cashless.

Buat menunya saya mencoba :

1. Butter Coffee (Rp. 24.000)

Rupanya setiap pembelian kopi bonus 1 mangkuk kecil berisi kacang per meja. Kacangnya gratis dan renyah, oke juga buat teman ngopi.

Untuk kopimya sendiri sepertinya memakai kopi hitam bubuk yang wangi. Rasa manisnya pas dengan butter di atasnya.

Aroma butternya lumayan wangi. Saat diminum di bagian yang terkena butter, rasanya jadi creamy, buttery, sekaligus agak manis dengan hint rasa pahit dari kopi hitam.

Rasanya unik dan patut dicoba.

Kali ini Tomoro Coffee mengeluarkan menu baru; Americano Series. Jadi ada perpaduan Grapefruit, Jasmine & 1 pilihan lainnya.

Aku mencoba salah satu menu barunya. Yang kucoba :

1. Jasmine Americano

Gulanya aku pesan less sweet. Kopinya cukup terasa dan ada aroma maupun hint rasa jasmine tea.

Manisnya masih pas jadi masih kerasa kopi dan tehnya.
.
.
P.s : Buat kalian yang ga punya akun Tomoro bisa registrasi pakai kode refferalku ya. Nanti bakal dapet voucher gitu.

Kodeku : 62671J

Selama ini selalu ngelewatin kedai nasi ulam yang satu ini. Sore ini akhirnya saya nyobain juga.

Jualannya pakai gerobak di depan deretan pertokoan yang nggak jauh dari Petak Sembilan. Tempatnya sederhana, hanya ada 2 meja buat makan di tempat, itupun share sama penjual lain di dekatnya.

Buat pembayarannya bisa cash maupun transfer via bank. Sistemnya pesan dulu baru bayar. Pilihan lauknya ada beberapa macam; telur semur dan dadar, tempe, cumi, dendeng, tahu semur dan perkedel.

Pelayanan cukup ramah, terutana mas yang bagian melayani tamu itu. Buat harganya mulai dari 10 ribuan.

Saya mencoba :

1. Nasi Ulam Tahu Semur (Rp. 16.000)

Harganya super worth dibanding rasa. Kuahnya gurih dan kacangnya terasa. Porsinya juga besar dan timunnya segar.

Aroma timunnya wangi dan teksturnya renyah. Buat sambalmya cenderung pedas dan sedikit gurih. Sepertinya bukan sambal kacang.

Empingnya cukup banyak dan renyah, tidak alot maupun bantet. Tahunya besar dan bumbu semurnya meresap. Teksturnya lumayan lembut.

Bihunnya juga cukup banyak dan rasanya agak gurih.

Jujur, kalau dibanding sama nasi ulam Misdjaya yang lebih dulu viral dan sering saya coba, menurut saya ini malah jauh lebih enak.

Nasi ulamnya recommended buat dicoba.

Kemarin malam aku mampir ke toko oleh-oleh Bu Nanik dan beli beberapa barang di sana. Kebetulan aroma kopinya wangi, jadi aku beli segelas.

Yang kucoba :

1. Es Kopi Susu (Rp. 15.000)

Kopinya enak juga. Aku request gula setengah aja dan rasanya nggak kemanisan.

Kopinya cukup kenceng & after tastenya nggak milky berlebih. Harga worth dibanding rasa.

Nggak sengaja mampir ke Wing Heng karena mau makan dimsum lain terus mapnya malah nyasar ke sini.

Tempatnya sendiri lumayan luas, namun pelayanan beneran terkoordinasi. Jadi pas aku datang masih waiting list, namun nunggunya beneran cepat. Sebelum duduk ditawarin kalau mau pesan dimsum yang ready di tray.

Buat pemesanannya bisa pakai scan qr. Ada opsinya gitu buat dine in atau take away. Padahal lagi full occupancy pas aku datang, tapi staffnya itu beneran berkoordinasi dengan baik. Bahkan ada staff cewek yang sengaja nunggu di dekat mejaku buat monitor pesanan yang belum datang. Di meja lain juga begitu.

Pas pao panggangku sempet nyasar & yang datang malah pao telur asin , mbaknya langsung info.ke waitress kalau pesanannya salah sebelum aku sempet bilang. Beneran well coordinated banget, deh.

Penyajiannya juga super cepat. Semua pesananku datang nggak sampai 20 menit. Namun aku nggak ngerti kenapa mejaku dan beberapa meja lain nggak dikasih chili oil. Apa memang harus by request? Aku udah lama ga makan Wing Heng dan kurang paham aturan sekarang.

Aku mencoba :

1. Mie Ayam Talas (Rp. 35.000)

Porsinya beneran besar dan rasa kuah kaldunya beneran gurih. Isian ayam dan talasnya cukup banyak.

Sebenarnya tingkat kematangan mienya pas. Tekstur kenyal dan sepertinya seasoningnya juga gurih. Sayang tekstur mienya udah lengket gitu, kayaknya sih karena air rebusannya udah kotor dan belum diganti. Lengketnya jadi menganggu.

2. Bubur Telur Pitan (Rp. 32.000)

Mangkuknya beneran besar banget. Telur pitannya enak. Ak nsuka karena buburnya nggak terlalu lembut tapi nggak sampai terasa tekstur beras atau nasi.

Namun buburnya hambar buatku. Jadi memang harus pakai kecapnya. Aku suka karena kecapnya gurih tapi nggak asin berlebih. Kayak rasa umami (?) gitu.

3. Lo Ma Kai

Aku suka lo ms kainya. Ketannya gurih dan porsinya besar. Isinya ada potongan lapchiiong dan babi.

Namun teksturnya agak kelembekan, jadi mudah hancur gitu kalau dimakan pakai sumpit. Tapi rasanya enak..

4. Steam Lumpia Kulit Tahu

Suka banget sama menu yang ini. Harganya juga beneran murah, cuma 20 ribuan aja tapi ukurannya besar.

Adonan daging babunya padat dan sama sekali nggak berbau. Kulit tahunya gurih dan enak.meski dimakan begitu aja pakai kuahnya yang gurih.

5. Steam Babi Cincang

Suka banget sama kuahnya yang asin gurih.. Rasanya lebih ke asin, kalau kuah lumpia lebih ke manis gurih.

Ukuran babi cincangnya besar dan daging padat. Aromanya lumayan tajam, tapi enak dimakan pakai mie.

6. Steam Telur Hongkong

Ini salah satu menu wishlistku. Ukurannya beneean besar kayak di foto dan super duper ngenyangin.

Tekstur telur steamnya lembut, tapi rasanya hambar. Dimakan pakai kecap yang umami beneran jadi makin enak. Sayang kecapnya kurang banyak.

7. Pao CrispybBabi

Ukuran paonya beneran gede. Di dalamnya ada adonan daging babi yang empuk dan rasanya cenderung manis. Dagingnya lumayan gurih.

Yang ini bahkan aku take away ke eumah karena ga habis. Pas aku makan besok pagi, rasanya masih seenak pas kupesan malam sebelumnya meski nggak dipanasin.

Tertarik mencoba tiramisu yang satu ini pas mampir ke Gandaria City. Kebetulan juga lagi ada peomo. Kalau beli 2 pcs cuma 78 ribu aja.

Buat pilihan rasanya ada 4 macam dan semuanya tanpa alkohol.

Aku mencoba :

1. Classic Tiramisu (IDR 49K)

Produknya beneran awet. Padahal katanya cuma tahan 2 jam suhu ruang, tapi aku beli sekitar jam 2 dan baru masukin kulkas sekitar jam 9an.

Tiramisunya sempet 2x kubiarin di dalam mobil juga. Pas paginya kumakan masih aman dong ♥️

Aku suka karena rasa kopinya beneran berasa. Bagian yang mirip bolu kerasa banget kopinya. Krimnya lembut, rasanya jadi bittersweet gitu.

So far ini beneran recommended buat dicoba. Ukurannya juga lumayan gede. Makan 1 aja udah puas banget.

Restoran yang satu ini menjual beberapa makanan pedas ala Sichuan, namun juga menjual menu-menu lain yang tidak pedas.

Siang kemarin saya berkunjung menggunakan 4 voucher Pergi Kuliner dan proses penukaran maupun pembayaran lancar. Pelayanan juga ramah dan responsif.

Harga makanan di sini termasuk terjangkau. Semua porsinya bisa buat sharing 2-4 orang.

Saya mencoba :

1. Salt Pepper Tofu (IDR 38k)

Tepungnya renyah dan rasanya tidak terlalu pedas maupun asin. Sayangnya sepertinya jemis tahu yang dipakai tidak begitu cocok.

Sepertinya tahunya memakai tahu air yang teksturnya agak chewy. Dimakan pakai nasi kurang cocok.

Seandainya memakai tahu cina yang teksturnya lebih lembut rasanya akan lebih klop dengan tepungnya.

2. Gongpao Chicken (IDR 68k)

Ayam gongpao di sini sepertinya beda style sama yang authentic, karena tidak pakai kacang dan ayamnya malah dibalur tepung. Mungkin harusnya dinamakan Sichuan Crispy Chicken?

Namun rasanya memang enak. Tepungnya renyah dan tidak oily. Saya suka banget sama tekstur daging ayamnya. Ayamnya empuk dan juicy, tidak watery.

3. Spicy Sour Fish (IDR 88k)

Buat menu ini, cabenya bisa dipisah. Jadi saya request pisah dan tambahin chili oik sesuai selera.

Saya suka chili oilnya. Rasanya nggak super kebas, asamnya juga masih oke. Rasanya tidak super asam.

Ikannya juga segar dan sepertinya sedikit diberi seasoning karena rasanya asin gurih.