Fannie Huang||IG:@fiehuang

The Coffee Academics akhirnya membuka cabang di Gafoy La Piazza. Di cabang ini, konsepnya cuma stand tanpa tempat untuk dine in.

Sebenarnya pelayanan cukup ramah, namun saya kurang suka konsep tempatnya.

Jadi mereka lagi ada promo buy signature coffee free classic coffee. Jadi saya beli Ice Manuka, bonusnya pilih latte.

Dengan harga 75.900 per gelas, buat saya agak overprice kalau belinya di cabang ini karena nggak bisa dine in.

Itupun awalnya saya kaget karena cuma dikasih gelas doang sama tatakan di bawah. Saya nanya : "Ga ada kantung kah?" Kata salah satu staff nggak ada.

Saya akhirnya bilang : "Aduh tas saya ga muat. Gimana dong?" (Tas saya emang kecil dan penuh barang, kebetulan juga lupa bawa kantung kain).

Akhirnya salah satu staff baru infoin : "Ada nih paper bag sisa 1. Tapi berbayar 5 ribu."

Itupun entah kenapa struk yang ada rincian harga nggak dikasih ke customer jadi saya cuma minjem foto (saya merasa harus baca rincian bon karena harganya beda sama di papan).

Saya jadi merasa mahal karena ... dengan harga segini, bon dengan rincian harga aja saya ga dapet loh. Kalau saya beli kopi di kedai lebih murah aja saya masih dikasih bon ada rincian harga.

Nah hampir 1 jam kemudian, mendadak kopi saya tumpah di MKG. Ternyata paper bagnya jebol. Saya ga merhatiin lagi apakah ada sejenis karton pelapis di paper bag apa nggak karena auto buang.

Mungkin bisa dipertimbangkan menggunakan kantung kain atau kemasan jenis lain ketimbang paper bag yang cenderung rawan. Soalnya tidak bisa dine in, jadi customer pasti take away.

Jadi buat lattenya saya nggak coba karena keburu tumpah. Untung saya masih sempet coba manuka honey yang saya icip seteguk karena temen nyaranin coba icip dulu ketimbang nunggu sampai rumah.

Saya mencoba :

1. Ice Manuka Honey (Rp. 75.900)

Sebenarnya sih kopinya enak. Madunya menggunakan madu manuka beneran (saya ngeh karena pernah coba madu manuka asli) jadi kalau dari segi harga vs. rasa masih oke.

Saya ngicip sekitar menit ke-30 dan kopinya nggak jadi watery.

Burger King ngeluarin menu ramadhan baru; nasi ayam crispy & sundae kurma. Aku pesan via app online.

Aku mencoba :

1. Nasi Ayam Ceispy + Kremes + Sambal Terasi (Rp. 24.000)

Nasinya pulen dan ayamnya enak. Nggak watery dan tepungnya renyah.

Rasanya gurih meski dimakan begitu aja.

Namun kremesnya agak aneh. Rasanya kayak pakai kunyit (?). Sambal terasi agak manis, cita rasa sambal terasi pabrikan.

2. Kurma Sundae (Rp. 19.000)

Aku kurang suka rasanya. Es krim too milky dan kemanisan. Kurmanya di selain yang dipotong kecill banget dan hampir ga berasa.

Belakangan ini lagi tertarik mencoba berbagai resto authentic China di apartemen Mediterania Gajah Mada.

Resto yang satu ini baru beroperasi sekitar bulan lalu dan lokasinya ada di kawasan ruko apartemen Mediterania Gajah Mada.

Namun rupanya ada pintu sambung dan bisa diakses dari dalam gedung apartemen di lantai 2.

Buat pembayaran di sini menggunakan sejenis iPad dan bisa transfer maupun cash.

Buat kemasan alat makanan dibungkus dalam plastik steril, sempat saya tanyakan opsi lain namun nggak ada. Endingnya saya nggak pakai. Saya juga tolak condiment kacang. Jadi saya kurang tau apakah ada extra charge atau tidak (soalnya saya pernah pakai peralatan makan steril begini di resto sejenis dan kena charge 2 ribu per orang).

Saya mencoba :

1. Mie Kuah Tiongkok (Rp. 58.000)

Saya suka tekstur mienya karena modelnya nggak terlalu besar. Teksturnya agak pipih dan kematangannya pas. Modelnya lurus.

Buat rasa kuahnya cenderung pedas karena pakai cabe rawit. Saya kira bakl kerasa gurih kaldu.

Daging babinya empuk dan nggak berbau. Rasa bumbu daging babi agak light. Namun sayurnya segar.

Mungkin tergantung selera + memu yang dipilih juga. Kalau suka pedas mungkin bakal suka mie ini.

Udah lama penasaran banget sama tempat yang satu ini. Kali ini akhirnya aku beli buat makan di tempat.

Ownernya ngko" gitu dan super friendly. Buat harga makanannya affordable. Aku beli nasi 1/2 sejenis daging rendang nabati sauur tahu teh tawar total 26 ribu.

Buat lokasinya di halaman rumah tua. Tempatnya sederhana. Kalau boleh jujur aromanya agak lapuk khas rumah tua.

Aku mencoba :

1. Rendang

Aku suka daging rendangnya. Dapet 2 potong gitu dan rempahnya cukup terasa.

2. Sayur

Sayurnya segar dan teksturnya renyah, nggak kelembekan. Rasanya cita rasa masakan rumahan, ngga pakai seasoning berlebih tapi juga nggak hambar.

3. Tahu

Tahunya lembut dan ada potongan jamur. Rasanya sedikit manis gurih.

Kios yang satu ini terletak di samping Pancoran China Town Point. Buat menunya ada mie udang dan beberapa jenis menu kari. Pembayarannya langsung sesudah pesan, lalu nanti bakal diantar ke meja.

Aku mencoba :

1. Fishball Curry (Rp. 35.000)

Setiap ke sini aku pasti pesan kari bakso ikannya. Aku suka tekstur bakso ikannya yang renyah dan sama sekali nggak amis.

Isiannya ada bihun & mie kuning. Selai itu ada telur, tahu dengan kulit yang meresap dengan kuah + sayur & bakso ikan.

Aku suka kuah karinya. Buat harga segini rempahnya cukup terasa. Basenya udah lumayan pedas, namun kalau mau lebih pedas bisa ditambah sejenis chili paste dengan minyak yang gurih.

Aku coba nambah semua dan menurutku pedasnya masih oke.