Ika Nurhayati

Sudah sering dengar istilah dejabrew, dari deja vu, di quote tentang kopi, akhirnya ada juga yang pakai istilah ini buat nama kafe. Letaknya strategis, di Margonda Raya, dekat Simpang Raya, berlantai 2 dengan lantai bawah untuk area non-smoking dan atasnya smoking. Bergaya industrial dengan warna dominan kelabu hitam, tapi ada banyak bangku sofa jadi nyaman buat hang out maupun kerja, WiFi pun lancar. Luasnya sedang dan setidaknya di area non-smoking masih bisa ditambah mejanya, kalau nanti sudah ramai.

Seperti biasanya saat baru mendatangi sebuah kafe saya pesan iced latte, demikian juga di sini. Iced latte (30 ribu) Dejabrew aslinya diresepkan dengan satu shot espresso, tapi saya boleh tambah satu shot lagi, yay makasih ya. Iced latte ini pakai house blend yang komposisinya berupa 60 persen robusta dan 40 arabika. Sebetulnya pada dasarnya saya enggak tahan dengan kopi robusta, tapi mungkin karena porsi arabikanya lumayan, jadi latte ini enggak masalah di lidah maupun perut saya. Tapi saya akan lebih senang sih kalau kopinya arabika saja.

Saya juga pesan camilan yang judulnya cheezyramel banana (25 ribu) alias pisang bakar karamel dengan taburan keju. Pisangnya lembut dan kejunya cukup banyak, sayang kurang terkaramelisasi alias karamelnya enggak berasa, setidaknya dibanding pisang karamel lain yang pernah saya coba.

Pas mau balik, eh salah satu stafnya menyuguhkan komplimen, berupa camilan yang namanya katanya singkong kukus thai. Nah ini lumayan enak. Memang sih santannya sedikit terlalu manis, tapi buat selera saya masih oke. Good luck ya buat grand opening 27 Oktober nanti.

TLJ paling dekat rumah dan cukup sering saya kunjungi jadinya, karena suami suka sama cookie ring yang rasa green tea. Saya paling suka grain choco nut cookie, vanilla cornet, dan aneka cake, kayak fresh cream cake dan yang terbaru lamington.

Tempatnya tidak seluas yang lain demikian pilihan roti dan pastry tidak sebanyak di outlet lain. Tapi ada tempat duduk dan tersedia WiFi walau masih on off. Pas ngelaptop di sini belum makan malam, jadi beli roti yang isinya sosis, entah apa namanya, dan latte panas. Rotinya untuk ukuran bakery di mal enaklah ya, tapi kopinya tetap enggak oke. Coba latte panas, ya sami mawon dengan yang versi es sekalipun sudah diberi tambahan shot, enggak nendang.

Tiba-tiba si suami punya ide beli ayam geprek ini karena kebetulan ada urusan dengan BPJS, yang bersebelahan dengan outlet Bensu. Karena masih pagi antrenya setengah jam lebih saja. Tapi kata suami sebelum outlet dibuka jam 10 pun Gojek sudah antre di depannya.

Suami beli sesuai maunya dia yang enggak bisa makan pedas, level 1 😵. Eh ternyata sebegini sudah cukup pedas, kira-kira sedikit di bawah level pedas ayam penyet. Rasanya lumayan kok, sambalnya enak. Untuk 15 ribu rupiah ayam geprek ini bolehlah. Meski suami mengeluhkan nasinya pera he he he, saya masih ingin sih mencoba ayam geprek leleh atau yang lain dengan level pedas lebih tinggi sedikit, tapi kapan-kapan mengingat antreannya itu.

Starbucks menambah pilihan tempat mengopi di D'Mall sejak awal Juni. Tempatnya cukup luas sebagaimana cabang lainnya, juga berkesan minimalis namun hangat dengan furnitur dan tembok dominan kayu. Nyaman kok kerja di sini meski suasana ramai.

Untuk rasa kopi samalah dengan Starbucks lainnya. Seperti biasa saya pesan iced raspberry latte ukuran grande (43 ribu + 6 ribu tambahan sirup raspberry) plus air Pristine (11 ribu). No complaint.

Akan tetapi untuk servis perlu dibenahi, mungkin karena kafe ini baru ya. Kasir yang melayani saya, namanya Gaby, ramah banget. Tapi pas saya lagi antre, kassa sebelahnya tidak berpenghuni dan kasir yang seharusnya bertugas di situ cuma melirik saya lantas melengos. Kemudian ketika saya akhirnya dilayani Gaby, barulah dia bertanya dengan suara manisnya kepada orang yang mengantre di belakang saya, mau pesan apa dan silakan ke sebelah sini. Yuh. Servis masih jauh lebih baik di mal yang lebih besar dan gerai Starbucks yang juga lebih besar.

Salah satu resto baru yang lumayan ramai di Margo City. Ada area smoking juga di bagian belakang. Didominasi hidangan khas Malaysia, isi menu Uncle K banyak. Datang dengan teman, kami mencoba 3 hidangan: mie pangsit ayam madu, daging rendang fried rice, dan iced teh tarik.

Mie pangsit ayam madu enak! Harganya pun enggak mahal menurut saya ya, masih di bawah 30 ribu. Kata teman saya, nasgor rendang juga boleh direkomendasikan, karena daging rendangnya berlimpah. Sayang iced teh tariknya biasa, kurang bold, jadi kalau makan di resto ini lagi saya akan pesan minuman yang lain. Next time pengin coba roti tissue yang kelihatannya renyah dan porsinya besar itu.

Tempat cukup luas tapi penataan mejanya agak maksa ya di area non-smoking. Antarmeja terlalu rapat sehingga kita enggak nyaman mengobrol, juga enggak nyaman dipaksa mendengarkan curhat orang lain.

Bengawan Solo Coffee cabang D'Mall ini posisinya dipindah ke area pejalan kaki di dalam mal - masih lega kok samping-sampingnya buat jalan - karena lokasi lama di depan diambil alih coffee chain paling cetar. Alhasil sudah enggak ada area non-smoking lagi. Buat yang butuh ngelaptop, WiFi tetap aman.

Kebetulan datang siang hari kerja, eh ternyata ada promo buy 1 get 1 minuman dari jam 12.00-14.00. Karena minuman sea salt caramel latte masih tersedia, saya pesan itu plus bungkus iced chocolate buat suami, enggak mau rugi.

Oh yaa saya suka banget camilan-camilan di sini, dari singkong goreng, pastel dengan saus kacang sampai pisgor karamelnya. Perasaan, perasaan sih sebelum ini pastelnya seporsi dapat 2 (tapi lupa harganya) tapi kemarin itu seporsi jadinya cuma 1 dengan harga 22 ribu. Ya sudahlah namanya juga lagi pengin dan tetap enak sih.

Kali pertama saya hadir lagi di Solaria setelah 7 tahunanlah, karena dulu banget itu kecewa, beli nasi fuyunghai, fuyunghainya dominan tepung. Balik lagi minggu lalu dalam rangka mencari seonggok sayur dan teringat di Solaria ada nasi ayam goreng mentega dengan capcay.

Ayam goreng menteganya lumayanlah demikian juga jus sirsak yang saya pesan. Tapi capcaynya isinya kol dan kol dan kol, potongannya besar-besar lagi. Jadilah ini capcay yang gagal.

Yang lebih gagal lagi crispy mini wonton. Crispy-nya dapat, tapi masa wonton ini bau obat hu hu. Pantaslah saya pikir-pikir panjang banget buat balik lagi. Sayang padahal dibanding dulu tempatnya sudah lebih nyaman, kualitas makanannya enggak diperbaiki.

Lokasinya persis di belakang Cinere Bellevue, bersebelahan dengan lahan parkir motor. Jadi sekalian bisa ke mal. Walau di mal juga ada beberapa kafe, rupanya sudah cukup banyak orang mengenal Saho Coffee. Pas saya berada di sana jelang sore, lumayan juga, 5 meja lain terisi. WiFi kencang, okelah buat bekerja di sini.

Antara area untuk perokok dan bukan, jumlah mejanya bisa dibilang berimbang. Tapi entah kenapa ada sedikit bau asap di area bukan perokok, padahal pintu tertutup rapat (kayaknya). Saya pesan ice sanger, minuman kopi susu yang direkomendasikan, suami pesan iced strawberry tea.

Ice sangernya enak, segar! Memang sedikit dominan rasa asamnya, tapi buat saya enggak masalah. Harganya ice sanger, campuran kopi dan susu, lumayan murah buat cold brew, 28 ribu. Saya sampai pesan 1 botol lagi buat bawa pulang. Iced strawberry tea (20 ribu) juga lumayan, cuma sayang di sini es teh dengan nama buah, kayak strawberry dan lychee, enggak ada buahnya. Oh ya kami enggak mencoba makanan karena sudah kenyang, tapi kalau melihat menu lumayan kok, ada camilan maupun makanan berat.

Awalnya bukan kedai kopi yang juga ada bakery-nya ini yang dituju. Eh tapi karena tujuan awal kelewat, si suami, yang tahu banget istrinya tukang ngopi, membelokkan motor kemari ha ha ha. Lah kok dia juga tahu ya ada tempat ngopi di sini.

Gan Gin's Coffee ini baru 6 bulan beroperasi, sementara bakery yang di satu halaman dengannya sudah 2 tahun. Tempatnya cukup nyaman tapi sepi pas saya datang sore. Saya langsung antusias mencicipi kopi mereka, setelah melihat mesin kopi yang mereka pakai adalah La Marzocco yang supermihil itu. Saya pesan iced cafe latte dan suami saya orange squash.

Iced cafe latte-nya gelasnya besar dan rasanya lumayan. Tapi baru sadar pas di rumah, bonnya bertuliskan iced cappuccino (20 ribu). Suami bilang orange squash (25 ribu) juga cukup oke. Untuk daerah Gas Alam kedai kopi ini lumayanlah dan bersih, luasnya pun sedang sehingga bisa dipakai untuk acara kecil. Cuma menurut saya sih label Gan Gin kurang catchy untuk sebuah kedai kopi, tapi semoga saja anggapan saya salah.