Ika Nurhayati

Setiap beli di sini pasti takeaway, enggak pernah delivery, karena dekat banget dengan rumah ortu. Nah Lebaran hari kedua para sepupu kumpul, sejak ada Domino's cabang ini jadi enggak repot cari makanan untuk banyak orang.

Untuk tempatnya sih biasa. Saya belum pernah naik ke lantai 2 tapi sepertinya pengunjung lebih nyaman makan di sini, karena minimnya meja di lantai bawah, yang didesain seperti tempat tunggu. Pas datang lagi, pas ada promo 20 persen kalau beli piza dengan pinggiran chili mozzarella crust, pesan bungkus 2 kotak piza meat & meat, 1 piza spicy tuna mayo, 1 piza chicken bbq, dan 1 lasagna. Selain itu ini kali pertama pesan rice bowl, pilihan saya adalah small peri peri chicken & rice, plus air mineral untuk makan di tempat.

Untuk semua pesanan ini habis 320 ribuan. Not bad, dan bisa request juga agar pinggiran mozzarella untuk 2 kotak piza tidak pakai sambal mengingat juga ada tamu bocah. Dengan pinggiran mozzarella, piza Domino's ini lumayan enak walau tetap lebih enak double decker (inget harganya beda ya!).

Yang mengesankan adalah rice bowl dengan judul peri peri chicken & rice itu. Sebenarnya sih ini nasi dengan potongan nugget berbumbu yang agak besar dan dilumuri saus mayo pedas, tapi enak dan porsi small dengan 18 ribu rupiah sudah cukup mengenyangkan buat saya.

Belum lama buka di Kuningan City, Pezzo Pizza yang terletak di dekat Lotte Mart menawarkan piza yang bisa dibeli per potong. Untuk 25 ribu rupiah per potongnya, piza ini cukup besar, tebal, empuk, dan topping-nya banyak. Beli 3 potong harga jadi 70 ribu, beli 6 potong 130 ribu.

Saya baru mencoba sepotong, meat munchers, yang direkomendasikan kasirnya. Piza ini penuh daging, dari daging cincang, sosis sampai bacon. Info saja, di negeri asalnya, Singapura, Pezzo Pizza sudah bersertifikat halal. Oh ya untuk adonannya saya suka, karena piza ini tidak alot meski sudah dingin pas dimakan, dan makan sepotong saja sudah mengenyangkan buat saya. Tapi kalau topping, buat saya meat munchers ini biasa saja, samalah dengan topping daging-dagingan yang lain. Karena itu saya harus coba lagi deh Pezzo Pizza dengan topping berbeda.

Gerai di Kuningan City ini tidak berfasilitaskan tempat duduk. Tapi persis di hadapannya banyak tempat duduk umum, tempatnya nyaman untuk santap piza ini hangat-hangat.

Buka puasa di sini dan untung boleh reservasi asalkan bayar makanan dan minuman pesanan di muka. Pas lagi pesan lihat ada menu aneka kopi di atas kassa, baru sadar Kafe Betawi yang lebih cakep setelah pindah lokasi ini sudah gabung dengan Bar/Coffee. Senanglah saya bisa sekalian mengopi di sini.

Teman saya pesan paket berkah 4 (65 ribu) yang isinya soto mie, teh, tempe mendoan, dan takjil. Biasanya di Kafe Betawi mana juga saya pesan ketoprak, tapi kali ini ganti pesan mie kangkung (53 ribu) deh, wedang jahe (27 ribu) plus tambahan iced latte (39.600).

Kata teman saya, soto mie enak, tapi buat saya mie kangkung biasa saja, masih enakan ketoprak. Wedang jahe juga biasa. Namun iced latte cocok deh! Gelasnya besar, rasanya cukup strong. Boleh nih besok-besok coba kopi lainnya.

Meski resto penuh pas buka puasa, menurut saya pelayanan baik. Staf rajin mengecek pesanan yang belum keluar, tanpa perlu ditanya. Semua pesanan tersedia kurang dari 5 menit sebelum buka puasa, jadi bisa disantap hangat.

Mangan Mangan adalah satu dari tiga tenant (sementara baru tiga) di Crumble Crew, Senopati. Menjual bakso, mi ayam, sego campur, dimsum, dan beberapa jenis camilan dan minuman. Namanya salah satu tenant, tempatnya tidak besar, kapasitasnya kalau enggak salah hitung 22 orang. Meski begitu tempat ini cute, lucu buat foto-foto kalau lagi sepi. Keseluruhan Crumble Crew memang Instagrammable sih.

Mumpung lagi enggak puasa, saya makan siang di sini dengan teman. Lewat jam makan siang sepi, mungkin ramai pas jam buka puasa. Saya pesan bakso kampoeng special (isinya bakso urat besar, bakso polos, bakso rawit, tahu, pangsit polos, risol, 40 ribu plus tax dan service) dan teman saya mencicipi siomay kepiting (25 ribu) - maunya siomay udang tapi lagi kosong. Siomay kepitingnya enak, untuk baksonya, bakso uratnya buat saya enak banget. Untuk harga sebegitu quite pricey, tapi terbayarlah dengan rasa yang enak dan tempat yang cantik.

Dulu kalau lagi berhalangan puasa, senangnya nongkrong di Tebet Green. Tapi setelah Tebet Green dibongkar, pindah ngetem ke Senayan City. Lah jauh ya.

Habis makan sendiri terus belanja agak kalap, tujuan terakhir saya adalah St. Marc Cafe buat mengopi. Wah dibanding bulan puasa tahun lalu, kali ini enggak pakai antre. Selain pesan iced almond latte, seperti biasa pesan chococro juga. Kali ini coba yang rasa stroberi.

Ternyata dibanding rasa cokelat dan yang ada karamelnya itu, apalah namanya lupa, yang dulu buat saya sudah enak, chococro rasa stroberi ini lebih enak lagi. Harganya lumayan, 26 ribu, tapi bolehlah sesekali ya apalagi rasanya oke. Pastry-nya renyah diisi selai stroberi yang agak creamy, segar manis rasanya. Cocok deh ngemil ini dengan iced almond latte (43 ribu, ukuran small tapi gelasnya sudah cukup besar) yang jejak rasanya agak pahit. Bakal segera beli lagi karena akan ada acara bukber dekat sini.

Lewat jam makan siang di hari puasa, masih perlu antre setengah jam. Tapi katanya sih menunggu setengah jam hingga pesanan di tangan, untuk tempat yang lagi hits ini, termasuk lumayan cepat. Tempat makannya sendiri tidak besar, jadi kebanyakan orang pesan takeaway atau pakai jasa ojek daring.

Saya pesan takeaway 2 regular platter (55 ribu) dan 1 large platter combo (80 ribu), yang terdiri dari nasi briyani dengan bumbu hot sauce dan white sauce, potongan ayam, potongan daging sapi, sayur, roti pita plus tambahan saus putih (11 ribu). Oh ya pas sampai di kassa lihat ada baklava (25 ribu), sekalian bungkus 4 potong.

Karena saya suka nasi briyani, platter combo rasanya enak saja. Apalagi kalau tersendok bagian nasi yang berlumur hot sauce, wah tambah enak. Hot sauce-nya berasa banget pedasnya padahal hanya dituangkan sedikit ke dalam platter oleh pramusaji yang sigap melayani pesanan.

Sayang baklava-nya big no no buat saya. Saya apresiasi filo pastry-nya yang mudah-mudahan homemade, tapi rasa baklava ini cenderung anyep, kurang penuh isinya. Potongannya pun terlalu besar dibandingkan baklava di negeri asalnya.

Mampir juga di sini karena resto tujuan semula penuh. Siang di bulan puasa itu - mumpung enggak puasa, main ke Senci - MAM relatif sepi, tapi ada saja sih satu dua meja terisi. Tempatnya sendiri tidak besar tapi penataannya apik dan pencahayaannya juga bagus, kapasitasnya 24 orang.

Nama hidangan sih lucu. Ada the disastr burger yang dipetik dari nama Instagram salah satu pemiliknya, hidangan andalan MAM. Namun saya tertarik dengan rice bowl yang judulnya K-pop, J-pop, dan I-pop bowl, yang masing-masing ternyata diracik dengan bumbu khas Korea, Jepang, dan Indonesia. Maunya sih pesan K-pop dengan saus gochujang, tapi karena lagi enggak boleh makan telur yang ada dalam rice bowl ini, saya pesan I-pop bowl dengan lauk potongan lidah sapi pedas dan tumis sayuran. Nasinya boleh pilih nasi putih, nasi merah, atau nasi cokelat, dan saya pilih yang terakhir.

Rasa I-pop menurut saya enak, potongan lidah sapinya lembut dan sambalnya terasa banget. Apalagi ada sayur segala, jadilah ini makanan yang mendukung gaya hidup sehat. Tapi seporsi rice bowl ini pricey untuk harga 77 ribu rupiah. Soalnya porsinya juga enggak besar, walau mungkin bahan-bahannya berkualitas dan segar ya.

Untuk minum saya pesan jus Fruithouse (40 ribu) yang judulnya glowing skin, dengan campuran rasa wortel, apel, dan nanas, ini standar sih harganya untuk jus cold-pressed dan rasanya segar. Oh ya untuk pelayanan top deh, staf ramah, informatif, dan sigap dalam membersihkan meja yang baru ditinggal customer.