Ika Nurhayati

Suami titip beli makanan di PSPT Rooftop, saya cuma bungkus sate taichan sexy (25 ribu) karena enggak terlalu lapar. Selain sate taichan sexy yang pakai sambal merah, ada juga sate taichan lain dengan bumbu irisan cabai rawit dan juga keju, sate kulit, plus nasi bakar.

Makan di rumah baru 2 jam kemudian, sate taichan ini tetap enak disantap. Satenya empuk, ukurannya lumayan, dan sambalnya pun lumayan nendang. Bakal ada pembelian berikutnya nih asal enggak malas mendaki tangga pasar.

Baru 2 minggu ini posisinya pindah, dari depan Pasar Tebet Barat ke lokasi yang sama dengan McD Tebet. Lebih lega dibanding lokasi lama meski di area dalam yang non-smoking mejanya tetap 3, namun tidak sesumpek dulu. Interiornya sih biasa saja.

Di tempat lama saya baru datang sekali dan mencoba cold brew rasa tiramisu. Kurang cocok sih, saya lebih suka cold brew, baik dengan susu atau tidak, tanpa tambahan rasa. Tapi waktu itu beberapa orang datang untuk bawa pulang cold brew, salah satunya kayaknya sudah langganan, jadi mereka pastinya suka ya. Nah di lokasi baru ini saya mencoba hot cappuccino dan bitterballen. Selain kopi CoPaste menawarkan beberapa camilan, termasuk pastel dan lemper yang tersedia di meja bar kopi.

Baru deh saya suka hot cappuccino ini. Cuma lupa tanya pakai biji kopi apa, karena kopinya lumayan nendang. Bitterballen juga saya suka, karena kejunya berasa banget. Saat ini saya rasa masih kurang cocok kalau laptopan di sini, karena keterbatasan meja itu.

Menumpang bekerja di sini sebelum ngantor. Tempatnya tidak besar, tapi suasana dan tata ruangnya mendukung banget buat laptopan. Apalagi waktu itu pengunjung lain juga laptopan semua, tenang deh jadinya.

Mulanya mau pesan latte, tapi kata barista yang merangkap kasir, yang banyak dipesan adalah es kopi susu, dengan komposisi 50% kopi arabika, 50% robusta. Harganya 19 ribu rupiah, boleh deh dicoba. Saya juga pesan fried banana, sama murahnya, 20 ribu untuk 4 potong pisgor yang besar.

Es kopi susunya lumayan, mengingat saya jarang cocok dengan kopi robusta. Gula aren yang banyak di dasar gelas bikin kopi ini bisa saya nikmati. Recommended es kopi susu ini buat yang enggak masalah minum kopi jenis apa saja. Sayang pisgornya agak keras, meski topping-nya juga royal. Tapi senang mampir di sini, pelayanannya bagus, tempatnya bersih, makanan-minuman ramah di kantong.

Sudah lama banget enggak mampir, ternyata tempatnya masih sangat nyaman dan bersih. Meski letaknya di lantai 3A, Java Bean ini cukup ramai, kontras dengan resto lain di sekitarnya.

Dulu sukanya pesan singkong goreng keju, pernah juga sekali beli gado-gado tapi saya enggak terlalu suka. Kemarin ini buat mengopi sore saya pesan pisang goreng kriuk (32 ribu belum tax & service) dan iced coffee cup (40 ribu) yang kayak ice coffee cubes. Iced coffee cup ini lumayan. Kayaknya sih pakai sirup karena ada rasa manisnya dan itu bukan manis gula, sayang stafnya pas saya tanyakan tidak tahu campurannya. Nah karena es batu espresso masih tersisa pas minuman sudah habis, saya cemilin es batunya dan enak lo.

Untuk pisgornya sih standarlah, cuma sayang sedikit banget topping susu cokelatnya.

Bukan anak bioskop apalagi Metropole, yes ini kali pertama saya mencicipi pempek legendaris ini. Datang lewat sedikit jam maksi, pengunjung masih berdatangan entah pesan pempek atau makanan lainnya di area samping Metropole ini.

Saya langsung pesan 1 pempek kapal selam dan 1 adaan. Harga standar, 22 ribu dan 6 ribu. Kapal selamnya besar, samalah dengan di warung atau resto pempek umumnya, sebaliknya adaan mungil, 2 suap juga habis.

Di sisi lain, kapal selam rasanya biasa, sedikit berasa tepung, cuko juga sedikit kurang kental. Tapi adaannya yang mungil itu justru enak. Mau sih beli ini lagi.

Pilihan jus sehat lain di Kokas. Dari segi bahan jus sih saya lebih suka Naked Press ini, karena jus sayurnya tidak pakai campuran banyak buah. Saya beli green grenade, campuran 6 macam sayur hijau dan apel. Juga heart beet yang merupakan campuran bit, wortel, dan apel buat teman saya yang lagi sakit. 

Harga jus-jus ini sebotolnya 50 ribu, ukuran sedang, kalau enggak salah 330 ml. Buat yang malas makan sayur, green grenade ini alternatif yang cukup enak. Kalau mau lebih enak lagi, Naked Press masih punya jus sayur hijau dengan campuran buah lebih dari 1. 

Saya malah penasaran dengan pare shot, yang hanya tersedia dalam ukuran kecil atau sekali tenggak. Oh ya selain cold-pressed juice, Naked Press juga menawarkan salad yang langsung diracik di gerai kecilnya di dekat Shihlin ini. 

Senangnya ada tempat makan Vietnam no MSG yang jual banh mi lebih dekat dengan kantor. Kayaknya baru karena masih ada promo diskon 15 persen, tapi entah dari kapan karena saya sudah 2 bulanan enggak mengunjungi area Food Avenue. Ini penggantinya Kafe Betawi di pojok dekat Bakmi GM, punya area duduk sendiri meski kapasitasnya cuma belasan.

Kemarin ini saya malah bukan beli banh mi, tapi beli bun alias bihun Vietnam dengan sayuran. Bun di sini ada 5 macam topping, termasuk five spice chicken dan tofu, tapi saya pilih chicken spring rolls--nama Vietnam makanan ini adalah bun cha gio (46 ribu). Terus karena saya juga doyan lumpia vietnam dengan balutan rice paper, sekalian pesan shrimp summer roll dengan saus kacang yang isinya 2 (30 ribu).

Keputusan yang tepat soalnya ternyata bun tidak mengenyangkan saya. Tapi ini enak dan terbilang sehat, karena banyak sayurnya. Selada, taoge, wortel, dan mentimunnya sih segar, segar banget malah, tapi sebagian daun ketumbarnya sayangnya sudah menghitam.

Chicken spring rolls sih oke banget, namanya saja gorengan. Shrimp summer rolls lumayanlah, selain bihun isinya cuma udang dan daun selada alias sayurnya sedikit kurang meriah, tapi paper rice-nya bagus alias enggak tebal. Harganya masih sesuailah dengan kualitasnya.

Pas makan di sini lihat beberapa orang pesan pho dan kayaknya enak juga. Tapi saya bukan penyuka pho jadi kapan-kapan saja deh ikutan pesan.

Pelayanan di sini bagus. Pas orang yang antre terdepan di kassa masih bingung memutuskan mau makan apa, stafnya sudah menanyakan pesanan saya sehingga bisa cepat dibuatkan. Menunggu hidangan jadi juga enggak sampai 10 menit.

Nice place to go if you're looking for authentic Turkish dishes. Karena mampir sebentar saja sebelum makan malam di tempat lain, saya dan teman cuma minum jus serta pesan lamb gozleme dan baklava.

Harga jus lumayan, kayak jus stroberi pesanan saya 45 ribu rupiah. Tapi untuk jus, segar karena standar di sini diolah tanpa gula dan es batu. Lamb gozleme (60 ribu) yang isinya 4 potong kata teman saya juga enak, saya enggak coba karena enggak suka lamb.

Saya sendiri pesan baklava, 3 potong 60 ribu rupiah.  Nah ini menurut saya harganya fair, soalnya enggak gampang bikin filo pastry yang melapisi isi baklava. Ada 3 pilihan rasa: pistachio, almond, cokelat. Saya pilih 2 pistachio, 1 almond.

Ah akhirnya kembali makan baklava yang autentik! Pastinya dengan filo pastry yang menyerap simple syrup, baklava ini kemanisan buat rata-rata orang Indonesia. Tapi ini pengobat kangen baklava yang pernah saya cicipi di Istanbul, ukuran dan ketebalannya pun pas dengan yang di sana.

Warung Turki juga tempat asyik buat hang out. Keren pula hiasan dindingnya yang sangat berbau Turki, kayak pajangan baju tradisional sampai keramiknya. Sayang pencahayaan ruangan agak redup jadi butuh usaha buat foto-foto. Next time saya mau coba testi kebab.