Ika Nurhayati

Akhirnya ada 1/15 yang lokasinya relatif dekat dengan kantor. Secara saya suka banget sama iced white atau iced latte 1/15, malah ini terfavorit buat saya.

1/15 ini satu area dengan resto Kaum, di jalan samping Graha Mandiri. Cukup luas walau masih lebih luas yang di Gandaria. Bedanya, di sini ada open kitchen, tapi enggak ada bau mengganggu kok, apalagi saya kebetulan duduk di dekat situ. Satu lagi, staf mencatat pesanan di meja, sementara terakhir ke 1/15 Gandaria saya masih memesan di depan kasir.

As usual saya pesan iced white atau iced latte. Kata stafnya, minuman ini hasil perpaduan biji kopi Sumatera, Ciwidey, dan Sunda Aromanis. Hasilnya, saya suka karena pekat dan ada jejak rasa cokelat. Ah, masih terfavoritlah latte di sini buat saya. Harganya dengan tax dan service memang mencapai 44 ribuan, tapi no probs karena rasanya dan gelasnya juga besar.

Selain itu saya pesan avocado toast dan lemon poppy seed cake, keduanya oke juga. Cuma peer pas memotong bagian pinggir sourdough yang menjadi alas avokad. Cake yang tersedia di kassa baru dua jenis banana cake dan lemon poppy seed, jadi coba yang terakhir dan cake ini wangi juga ukurannya besar. Sampai enggak sanggup menghabiskan karena kekenyangan.

Overall selalu senang hang out atau bekerja di sini. Makanan dan minuman enak, pelayanan baik didukung para staf yang sangat ramah.

Senangnya Liberica akhirnya ada di Kokas. Tinggal cus kalau pengin iced creme brulee latte. Beda dengan di kebanyakan outlet lainnya, Liberica Kokas ini tidak bernuansa gelap, mungkin karena lokasinya yang terbuka di dekat salah satu lobi utama.

Di siang hari kerja kemarin meski sudah lewat jam makan siang, Liberica ramai pengunjung yang hang out atau ngelaptop. Kali ini saya pesan iced hazelnut latte ukuran reguler dan fetucini pesto. Sebetulnya awalnya pesan croissant sandwich tuna kesukaan saya tapi katanya kosong--ini juga terjadi setiap kali saya menanyakan croissant sandwich tuna di Citos.

Iced hazelnut latte enak, sirup hazelnut berasa dan enggak nyelekit kayak di beberapa kafe lain. Fetucini pesto--tersedia juga versi spageti--juga oke banget. Fetucininya al dente, bumbu pesto tidak berlebihan, potongan ayam dan jamurnya banyak. Tapi yang saya suka banget adalah crostini yang terhidang di sisi piring, wangi dan renyah banget.

Pelayanan baik kayak di outlet lain at least berdasarkan pengalaman saya, saya juga cocok dengan makanan dan kopinya, lokasi dekat kantor, pastinya saya akan menumpang kerja atau hang out di sini lagi.

Wangi pastry dan kue yang dipanggang di dalam Animo menghambur hingga ke jalan. Saking wanginya, begitu kelewatan langsung sadar dan balik ke lokasi yang benar. Tempatnya kecil dan waktu saya datang, di depan dan belakang saya antre ojek online. Rata-rata selain dititipi pesanan es kopi susu yang hits itu, juga donat dan croissant tapi kedua camilan ini lagi habis.

Selain beli es kopi susu, saya bungkus 2 potong bolu gulung green tea, 1 carrot cake, dan 1 baked cheese tart. Sebetulnya pengin ambil pai juga dari lemari pendingin di dekat jendela, tapi malas antre ulang lagi jadi ikhlaskan sajalah ya. Untuk semua pesanan ini saya merogoh 61 rupiah, lumayan banget.

Untuk es kopi susu, saya lebih cocok dengan tetangga jalan sebelah, karena punya Animo susunya dominan banget. Tapi memang rasanya enak untuk yang tidak terlalu suka kopi, kayak susu moka kata teman saya. Tapi kemasan es kopi yang saya dapatkan kurang rapat tutupnya sehingga kopinya membasahi tas hu hu hu.

Saya enggak coba cheese tart karena saya kasih adik saya, tapi bolu gulung dan carrot cake enak! Mana ukurannya besar lagi untuk harga 16 dan 15 ribu rupiah. Apalagi untuk bolu gulung, rasa dan wangi teh hijaunya keluar banget dan bolunya moist. Kalau pas lagi di Cipete, pasti mampir lagi demi kue atau pastry yang belum pernah dicoba.

Kafe merangkap toko tanaman hias (atau terbalik?). Tempat ini nyaman, berkesan bersih karena luar dalam interiornya dominan putih, cakep banget buat latar foto Instagram. Pastinya juga adem karena dikelilingi pohon dan tanaman hias. Betah mengobrol di sini.

Belum seramai kafe-kafe di Cipete Raya, tapi makanan dan minumannya lumayan enak kok dan lebih murah. Saya pesan piccolo dan crispy mushroom, teman saya pesan americano dan fish and chips. Kopinya agak asam tapi masih bisa ditoleransi. Fish n chips lumayan, crispy mushroom renyah banget, sukaaa! Mana porsinya besar lagi.

Total kami bayar 100 ribu rupiah, not bad. Pesanan kami rata-rata harganya 20 ribu kecuali fish n chips.

Kafe yang sepertinya underrated ini ada di Cilandak KKO, persis di seberang Cibis Nine. Tempatnya berkesan simpel dengan dinding semen ekspos yang hanya dihiasi papan quote dan tanaman plastik di beberapa sisi ruangan serta meja. Tapi penataan ruangan cukup keren karena area duduk difasilitasi bangku dan meja yang beragam bentuknya. Nyaman pula karena sebagiannya berupa sofa dan kapasitasnya--termasuk area smoking di luar--cukup luas, sekitar 45 orang. Tapi kalau area smoking di depan kafe biasa saja sih.

Pas saya mampir weekend jelang sore suasana sepi, hanya ada satu keluarga yang makan dan mengopi di sini. Karena cuma menunggu teman, saya cukup pesan iced latte dan cinnamon roll, satu-satunya camilan yang terlihat di meja kassa. Kalau lapar banget Social Brew sedia makanan berat kayak spageti dan nasgor kok.

Iced latte seharga 35 ribu tersaji dalam gelas yang besar. Rasanya enak, enggak asam dan kopinya pekat karena pakai double shot. Cinnamon roll juga recommended (lupa harganya yang pasti masih di belasan ribu rupiah) buat yang suka rasa dan wangi kayu manis, berasa banget deh, lebih enak lagi karena dihidangkan panas berlumur cream cheese di atasnya.

Yang ditunggu-tunggu di Citos akhirnya buka pertengahan bulan lalu. Soalnya jaraknya lebih dekat daripada ke PIK, lokasi kafe pertama Bermvda. Pas jajan di sini masih dapat diskon soft opening 10 persen.

Tempatnya nyaman, banyak sofa, staf ramah dan pelayanan cepat. Banyak pilihan minuman kopi atau nonkopi. Dan banyak pula pilihan rasa waffle, di samping makanan lain. Saya pesan iced caffe latte dan tuna waffle yang judulnya tun-a-may-zing, teman-teman saya pesan hot caffe latte dan salted tiramisu, yang terakhir ini salah satu minuman signature.

Iced latte katanya sih single shot, tapi kayak pakai satu setengah shot alias cukup pekat. Menurut saya rasanya biasa sih. Sementara kata teman saya hot latte enak tapi dia mengeluhkan cangkirnya kecil. Lalu saya sempat mencicipi salted tiramisu, yang kata teman saya pakai kopi. Tapi kopinya enggak terasa di lidah saya, kalau benar pakai ya.

Nah waffle, harganya lumayan sih 49,8 ribu rupiah belum plus plus, mengingat porsinya tidak besar tapiii enak! Waffle ini sendiri sudah enak, renyah luarnya, dan tuna sambal matah nyatanya cocok berpadu dengan waffle. Sambal matahnya pun banyak. So I'll be back for more waffles! And another cup of coffee laaah.