Ika Nurhayati

Baru kali ini mampir di Cheese Me Up, dari beberapa kunjungan ke Crumble Crew. Jadi spesialisasi gerai ini adalah sandwich yang menggunakan bun yang biasa dipakai buat hot dog dan kesemua sandwich disiram keju yang berbeda-beda jenis. 

Inginnya pesan yang namanya bite my tongue yang isinya beef tongue, kan unik ya, jarang ada sandwich model begini. Tapi katanya lagi kosong stoknya, jadinya pesan megabites dengan buttermilk chicken dan keju mozzarella. Penyajian kira-kira 10 menit, wow ternyata buat saya porsinya cukup besar. Enggak salah namanya megabites. 

Secara keseluruhan enak dan cita rasanya agak pedas, tapi potongan ayam buttermilknya kurang lembut, sehingga agak sulit diiris lagi. Oh ya keripik kentang pendamping bikin makan sandwich ini tambah enak, karena renyah dan lumer di mulut.

Sudah lama enggak berkunjung ke Simetri di Puri, senangnya pas tahu punya cabang di Mega Kuningan. Waktu saya ke sini kalau enggak salah baru beberapa hari dibuka, jadi masih minim ornamen, meski sudah ada neon sign nama kafe yang mencolok di area dalam. Di samping itu, ternyata kafe ini belum sepenuhnya jadi, karena bagian belakang meja bar kopi masih dibenahi dan katanya akan dijadikan area co-working space. 

Kopi Simetri sejauh ini masih salah satu favorit saya. Pesan iced latte (38 ribu), di akhir sesapan ada jejak rasa madu yang jarang saya dapati. Pagi itu kebetulan belum makan, sekalian pesan croissant sandwich tuna. Sumpah enak, karena croissant-nya buttery dan sedikit lebih besar daripada rata-rata. Isi tunanya cukup banyak, mayonya tumpah ruah plus ada seladanya. Cuma agak kaget pas bayar ternyata harganya 60 ribu. 

Mengingat porsi dan isi croissant, saya sendiri pada akhirnya tidak sanggup menghabiskan, harga 60 ribu mungkin bisa dimaklumi. Tapi kalau boleh saran sebaiknya dicantumkan harganya, biar enggak kaget pas bayar--atau mungkin cuma saya yang kaget ya? Oh ya servis dari Simetri sendiri bagus, jadi saya akan dengan senang mengopi di sini lagi apalagi relatif dekat lokasinya dengan kantor.

Lagi panas-panasnya pas tiba di sini, langsung mencari-cari Let's Go Gelato ini. Gerainya tidak besar dan tidak ada bangkunya, tapi bisa menikmati gelato ini di bangku pengunjung mal yang letaknya di hadapan gerai, kalau kebetulan kosong. 

Macam-macam rasa ditawarkan tapi saya cuma tertarik dengan rasa sweet mandorla almond, karena di gerai lain biasanya saya beli macadamia dan di sini enggak ada. Satu scoop harganya 20 ribu dan isinya penuh, oke menurut saya buat ukuran mal meski ini bukan mal kota besar. Tapi kalau menurut teman saya yang warga sekitar, harga sebegitu masih sedikit kemahalan.... 

Untuk rasa lumayan, mengingat rasa kacang almon juga tidak setajam macadamia. Sayang potongan kacang almonnya saya cuma dapat sedikit. Buat penyuka rasa cokelat, ada beberapa pilihan termasuk snickers.

Kafe yang nyempil di antara kompleks sekolah dan minimarket ini dominan kesan maskulinnya. Skuter yang dipajang di dekat pintu masuk dan sepeda balap di dekat wastafel menegaskan kesan itu, selain perabot, termasuk sofa, yang berwarna cokelat hitam. Dinding, yang keseluruhannya putih, berfungsi menyeimbangkan, mencerahkan, dan juga menjadikan Mumule tampak lapang. Jadi nyaman menumpang bekerja. 

Di sini saya pesan iced latte dan rice bowl ayam suir si kentung, dengan pilihan ayam pedas. Sebenarnya ada pilihan sambal matah dan naksir itu, tapi lagi kosong. Untuk 32 ribu rupiah, porsi nasi ayam, yang juga tersaji dengan sayuran potong dan telur dadar gulung, cukup besar. Dan ayamnya benaran pedas sampai hidung meler. Kalau enggak suka pedas mending pilih hidangan lain. 

Iced latte (25 ribu) sudah ditambahkan gula cair di dasarnya. Latte model begini bukan kesukaan saya tapi setiap kafe memang punya cara penyajian tersendiri. Karena itu saya minum dua pertiga bagian atasnya saja, tanpa saya aduk gulanya. Masih lumayan berasa kopinya. Kalau lagi ada perlu di daerah Cibinong akan mampir lagi, mengingat di area sekitar kayaknya jarang atau belum ada kafe yang cukup nyaman seperti Mumule ini.

Makan agak kemalaman dan ingin yang praktis, langsung menuju ke Siomay Dago yang letaknya di antara Carrefour dan Daiso. Karena gerainya kecil, cuma berfasilitaskan 4 bangku. Malam itu stok siomay masih lumayan, tapi pendampingnya kayak tahu dan kol cuma tersisa sedikit, bahkan kol cuma 1 dan peria sudah habis. 

Saya pesan 2 siomay dan 1 kol, total 26.400 rupiah. Untuk ukuran mal harga ini standar, apalagi ukuran siomaynya sedang dan rasanya memang enak.

So happy Maxx Corner ada di Depok! Cukup sering ke Maxx Corner pertama di Plaza Semanggi, cabang D'Mall ini juga tempat yang oke buat laptopan, didukung WiFi yang mantap dan soket di beberapa sudut. Letaknya ada di bagian paling belakang lantai dasar, jadi karena area sampingnya belum beroperasi, saat ini tempat ini tidak bising. 

Area smoking juga berada di dalam, dilingkupi pintu dan jendela kaca. Bangkunya sedikit lebih nyaman daripada di area non-smoking, karena ada yang bersandaran (iri). Seperti biasa dari awal mengenal Maxx Corner, saya pesan iced melaka latte (27 ribu) dengan sirup brown sugar di dasarnya. Terakhir datang kemarin, untuk pembelian minuman apa pun sampai jam 4 sore, masih gratis 1 jajanan pasar sesuai ketersediaan di etalase makanan. 

Sayang saya belum mendapati kue lumpang, jajanan pasar favorit saya di cabang Semanggi, jadi dua kali ke sini di bawah jam 4 sore, saya pilih martabak dan pie susu. Pie susu lumayan, martabak enggak oke. Kayaknya kalau sudah sore, camilan gurih di Maxx Corner sudah kurang enak dinikmati, seperti risol dan lemper yang pernah saya cicipi di Semanggi. 

Untuk iced melaka latte, tetap suka! Nah sekali mampir dengan teman saya, teman pesan es kopi susu (17 ribu) dan raisin cinnamon danish (14 ribu). Tapi es kopi susu versi Maxx Corner ini menurut kami enggak enak, enggak ada rasa khas es kopi susu sebagaimana umumnya di luar sana. Malah melaka latte ini yang mirip es kopi susu standar. Oh ya iced latte Maxx Corner juga enak dan murah, 19 ribu saja.

Cari tempat mengopi yang mudah dijangkau di Bekasi selain di mal, pilihan jatuh ke sini. Berlantai 2 dengan area non-smoking di atas, sayang tempat duduk di bawah tidak banyak. Kalau beruntung bisa duduk di sofa nyaman di sudut depan. 

Selain kopi dan beberapa minuman lain, Zuma cuma menawarkan camilan dan seingat saya jenisnya juga cuma french fries dan garlic bread, kalau enggak salah ya. Saya dan teman pesan iced latte, iced americano, dan french fries bolognese. Harga oke malah buat iced latte sedikit miring, semua pesanan kami masing-masing harganya 25 ribu. 

French fries tersaji sepiring penuh. Kentang sih biasa, saus bolognese lumayan, tapi saus sambal yang mengiringi hidangan ini enak dan unik! Di samping rasa pedas, ada semacam rasa kari. Meningkatkan cita rasa kentang goreng yang kelihatannya biasa itu. Iced americano enak standar, iced latte buat saya kopinya kurang bold, rasa susu lebih dominan. Mengingat porsinya yang besar dan harganya, dimaklumi.