Indra Hadian Tjua

Saya tidak sengaja mampir ke kafe ini sambil menunggu Paulaner Brauhaus dibuka pukul 11.45 am
Tempat nya sangat cozy dan nyaman untuk mengobrol dan juga agak terasing dari keramaian mal Grand Indonesia. Makanan dan minuman yang ditawarkan pun cukup menarik.

Saya mencoba The Baltic Sandwich with Salmon. Dibuat dengan roti Croissant yang terasa empuk dan berisi serta disajikan dengan manisan mentimun. Potongan Salmon nya terasa begitu fresh dan banyak. Oh ya, kita juga dapat memilih untuk memilih roti croissant yang besar ataupun seperti yang saya pesan.

Untuk Tuna Salad nya sedikit hambar, perlu ditambahkan sedikit salt and pepper, namun salad nya sangat berisi dengan kombinasi sekitar 4 macam sayur dan potongan daging tuna yang banyak.

Hot Capucinno dan Ice Caffe latte nya tidak begitu manis namun rasa kopi terasa begitu kental di mulut. 

Overall, best food, best drink, cozy place and pas di kantong. Hehehe..
I should try the other menu next time ! 

Ada banyak cafe dan restoran yang dapat ditemui di Puri Indah Mall Expansion, salah satu nya Seven to 7. Konsep dari cabang ke-2 Seven to 7 ini cafe dengan seating outdoor dan indoor. Suasana tempat yang cukup cozy untuk dating atau pun gathering dengan family.

Untuk pemesanan Beef Steak nya ada beberapa steps yang harus kita lakukan. Pertama, kita datang langsung ke Butcher dan memilih jenis daging yang akan kita nikmati. Tanpa basa-basi saya memilih Auz Rib Eye, Auz Tenderloin, dan Auz Sirloin. Kita pun dapat memilih untuk menikmati 100 gram atau 200 gram daging yang telah kita pilih. Selanjutnya kita tinggal memilih tingkat kematangan daging (Rare, Medium Rare, Medium, Medium Well, dan Well Done) dan pilihan saus yang disediakan (BBQ Sauce, Black Pepper, atau Mushroom Sauce).

Oh ya, ada paket yang sangat worthed yang menurut saya harus kita tambahkan bersama dengan pesanan steak, berikut dengan Mushroom Soup, Mixed Salad, pilihan kentang (french fries, mashed, atau baked potato), serta Dessert di akhir hidangan. Kita hanya perlu menambahkan Rp 75.000,- per pesanan.

Karena saya penasaran dengan kualitas daging yang ditawarkan, saya memesan 200 gram untuk ketiga jenis daging dengan tingkat kematangan well done.

Daging Tenderloin nya begitu lembut dan empuk di mulut tanpa lemak. Namun, pilihan mashed potato pada steak nya terasa kurang tepat, sedikit hambar. Tingkat kematangan Rib Eye yang dihidangkan tidak sesuai dengan pilihan kami sehingga kami complain kepada bagian dapur untuk kembali dimasak hingga well done.
Sirloin steak nya juga terasa cukup juicy dan empuk dengna sedikit bagian lemak/ urat pada daging nya. Saya sangat merekomendasikan dressing mushroom dan blackppeper  sauce pada steak nya, karena kita boleh memilih 2 macam saus pada daging nya. Untuk dessert kita diberikan pilihan 1 scoop ice cream dengan rasa strwaberry atau coklat.

Tentunya semua kenikmatan makanan yang ditawarkan harus dibayar dengan kocek yang cukup banyak. Harga daging nya relatif mahal. Sebagai info, apabila kita menggunakan Permata Bank Debit/ Credit Card untuk payment, kita akan mendapatkan complimentary 1 cup mocktail Rp 250.000/ transaction berlaku kelipatan dengan pilihan rasa Apple, Lyche, atau Strawberry.

Imperial Chef merupakan salah satu anak cabang dari The Duck King Group. Restoran ini ada di Hotel Jayakarta Hayam Wuruk, satu lokasi dengan The Food Place Hayam Wuruk. Sebagai info, Imperial Chef merupakan Chinese Restaurant yang menyajikan makanan non-halal, tidak seperti restoran dari The Duck King Grup lainnya.
Restoran ini memiliki ruangan yang cukup luas dengan beberapa ruangan privasi yang dapat kita booking untuk acara gathering dengan family atau pun teman-teman.
Imperial Chef juga menyajikan menu dim sum sejak pagi hari. 

Ubur-Ubur nya sebagai menu pembuka terasa begitu kenyal dengan saus yang terasa sedikit pedas dan asam. Sebagai salah satu menu andalan, Bebek Peking tidak pantas untuk dilewatkan, kita bisa memilih untuk memasak daging nya dengan saus kung pao ataupun lada hitam.

Kulit Bebek nya sangatlah garing, dibalut dengan kulit lumpia dan potongan timun dan bumbu yang digulung-gulung. Saus madu dan barbeque nya yang dioleskan terasa begitu khas dan manis di mulut.
Untuk Daging bebek nya yang dimasak dengan saus kong pao, terasa lembut dan empuk. Ciri Khas dari bebek kong pao ini dimasak dengan kacang Mete dan potongan cabe kering serta saus manis nya yang agak lengket dan manis. 

Sebagai menu pelengkap, kami memesan dua kombinasi yang berisi Anak Babi Panggang Madu dan Daging Chasio. Kulit daging chasio dan anak babi nya juga sangat garing.

Nah, untuk Mun Tahu dengan Jamur Shimeji nya sangat direkomendasikan karena porsi nya yang cukup besar. Dibuat dari tahu Jepang dan kulit tahu nya dibalut dengan cincangan rumput laut, terasa begitu lembut dan enak di mulut. 

Overall, saya sangat puas dengan makanan yang dihidangkan. Salah satu Chinese Restaurant terbaik yang ada di daerah China Town. 

Salah Satu favorit korean restoran saya yang ada di daerah Senopati, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi. Ini adalah kali kedua saya datang ke restoran ini dan saya juga sangat puas dengan makanan yang disajikan serta pelayanan yang diberikan. 

Satu hal yang saya sukai dari Born Ga, Side Dish yang disediakan beraneka ragam dan sangat banyak. Mulai dari potongan asinan lobak, salad yang disajikan dengan siraman bumbu yang agak manis, kimchi, serta sayuran-sayuran selada, daun mint, dll yang disajikan dalam satu piring panjang dan besar yang cukup memenuhi meja. 

Yangnyeom Dwaeji Galbi adalah daging babi yang empuk dan disajikan dengan special house sauce dan rasanya begitu manis. Namun bagi saya porsi nya sangat sedikit, hanya 250 gram untuk 3 orang dengan harga Rp 145.000/ serving nya.
Sebagai tambahan, saya memesan Woo Samgyup, yang dikatakan sebagai salah satu menu terbaik dan terfavorit di Born Ga. Irisan Daging Sapi nya yang tipis terasa begitu empuk dan terasa manis karena saus spesial Born Ga. Porsi nya lebih sedikit dibandingkan Yangnyeom Dwaeji Galbi, 150 gram/ serving dengan harga Rp 170.000,-
Jap Chae sebagai salah satu menu wajib bagi saya yang saya pesan setiap menikmati makanan di restoran korea. Porsi nya juga tidak terlalu banyak dan disajikan dengan piring bulat kecil, terasa kurang manis ketika disantap di mulut.
Born Ga juga memberikan complimentary pilihan buah-buahan atau minuman kopi sebagai pencuci mulut. 

Anda pecinta ayam rebus ? Sudah sepatut nya tidak melewatkan restoran satu ini yang terletak di Kelapa Gading. Sebagai anak cabang dari Chinese Restaurant yang sudah terkenal di Singapura, BOON TONG KEE, restoran ini dibuka sejak Maret 2013, tentunya nama restoran ini mengalami penyesuaian dengan pengejaan atau pengucapan nya di Indonesia, WOON TUNG KEE. 

Tidak lah mudah menemukan restoran ini, karena mungkin beberapa kali kita akan terkecoh dengan gerbang masuk menuju restoran ini.
Jika datang pada jam makan siang atau makan malam, sudah dipastikan kita akan mengantri.

Sebagai makanan khas dari restoran ini, yakni Ayam Rebus nya, akan sangat sayang sekali bila dilewatkan. Setengah porsi ayam rebus dengan sausnya yang terasa manis dan cukup menggoda disajikan dengan asinan sayur. Daging ayam nya terasa begitu tebal dan padat karena dipilh dari potongan daging ayam negeri.
Tidak terasa lengkap apabila kita menikmati ayam rebus nya tanpa nasi hainam nya yang harum dan kental dengan aroma jahe nya.
Fried Tofu nya yang terbuat dari tahu Jepang terasa begitu kenyal dan halus dan kulit tahu nya terasa begitu crispy.

Namun satu hal yang saya kecewakan dari Pork Belly nya, Daging nya tidak dimasak dengan sempurna dengan saus dan sayuran, kadang masih agak terasa keras. 
Sayur kailan  rebus nya dihidangkan dengan sempurna dengan siraman bumbu yang terasa manis dengan potongan bawang goreng.
Bagi pecinta ikan, porsi Grapu steamed fish nya tidak terlalu banyak. Dagingnya terasa empuk dan tanpa tulang. Ada tambahan sedikit arak pada sausnya sehingga wangi nya begitu kuat.

Overall, dapat disimpulkan ekpestasi setiap orang yang mencoba restoran ini mungkin akan sedikit kecewa karena makanan yang dihidangkan tidak sesuai dengan flagship nya yang ada di Singapura (BOON TONG KEE). Perlu penyesuaian dan pembelajaran lagi dari negeri Singa, apalagi membawa nama Retsoran yang terkenal di negeri Singa tersebut.