Review Dika & Opik (@go2dika)

Dari luar terlihat luas, baik kapasitas pengunjung maupun parkiran. Tapi sama sekali ngga ada nama dan petunjuk restonya. Seru sih, baru kali ini masuk ke suatu cafe tanpa ekspektasi apapun.

Yang bikin kita pede masuk karena terlihat full, dan sekilas tampak ada meja barista. Begitu melangkah masuk, baru terlihat tulisan di dindingnya; Kopi Kecil.

Tempat duduknya seru amat ya! Yang non smoking didesain senyaman mungkin dengan properti yang lucu. Untuk smokingnya ada yang outdoor dan indoor dengan lay out tangga berundak yang unik. Sayang saking penuhnya hanya tersisa meja di luar.

Berharap ada makanan berat karena kami sangat lapar. Apa daya ciabatta nya ngga tersedia. Akhirnya pesan Risol Mayo, Chocolate Fudge dan Es Kopi Susu.

Kami mendapat semacam pager yang nantinya akan menyala kalau pesanan sudah siap. Risoles mayonya enak dan creamy. Cakesnya pun coklat banget dan lembut. Es Kopi Susunya creamy dengan manis yang pas. Ngga heran juga kalau tempatnya penuh abis.

Walau tempatnya mungil di pojokan tapi tersedia lahan parkir. Malam itu kursi indoor dan outdoor penuh mahasiswa yang lagi berkutat di laptop masing masing. Untung di dalam masih ada sisa 1 kursi bar yang bisa saya tempati.

Pesen Es Kopi Susu Coga, dan sekejap crew udah datang bawain pesenan. Yang disuka disini, gula arennya disajikan terpisah. Jadi kita bisa atur sendiri kadar kemanisan yang dimau. Kopinya pun pas, ngga terlalu strong tapi creamy.

Walaupun tempatnya agak kotor, tapi sebagai pecinta sambel & lalap, hal itu ngga menggoyahkan niat untuk makan SamSet Bu Mut.

Buka sore, dan selalu rame. Parkir pun terbatas banget, walaupun kapasitas tamu masih lumayan banyak.

Pesen Sate Cumi Asin, dan Tempe. Makan disini sudah termasuk rebusan Kangkung & lalap Timun. Juara memang sambelnya, pedes dengan rasa terasi yang cukup tajam. Lauk pauknya pun dibumbui dengan cukup baik, hanya sayang nasinya buat saya kelembekan.

Lokasinya outdoor dan menempati halaman Bengkel yang sudah tutup. Parkiran tentunya terbatas, karena terletak di pinggir jalan raya utama Pondok Kelapa. Untuk tempat duduknya tersedia lumayan banyak.

Saran kami, datanglah awal saat baru banget buka (sekitar jam 16 sore), dan jangan dalam kondisi yang lapar sangat. Selain masak memakai anglo membutuhkan waktu agak lama, disini juga ramai pesanan take away.

Kami memesan Bakmi Goreng & Bakmi Godog, dan masih bungkus Nasi Goreng buat nemenin nonton Debat. Butuh waktu yang ngga sebentar sampai makanannya masih bisa dinikmati oleh lidah tanpa melepuh. Panasnya emang bertahan lama kalau dimasak pakai arang. Tapi memang aromanya khas banget alias wangi.

Bakmi Gorengnya juara dengan kondimen berlimpah. Untuk Bakmi Godog, perlu dikasih tambahan bumbu dan saus untuk dapetin rasa yang enak. Namun kuahnya segar dan ngaldu banget. Tekstur mie disini jenisnya tebal dan besar, jadi porsinya cukup memgenyangkan.

Menempati halaman parkir ruko dengan kapasitas resto cukup luas, namun parkir terbatas.

Modelnya Open Space dengan dapur terbuka. Pesan Shumai Mozarella & Shrimp Shumai. Untuk harga memang cukup terjangkau, apalagi paket Big Bowl yang menarik.

Shumai Mozarellanya enak banget! Kejunya berlimpah, dan agak surprise juga ternyata keju + dimsum bisa matching juga. Boleh dibilang ini menu rekomendasi. Untuk Shrimp Shumai kok merasa ada penurunan kualitas ya, karena kemarin itu berasa tepung banget. Sebelumnya pernah beli take away dan enak padahal.

Cafe minimalis mungil yg simpel dan sleek. Tersedia beberapa colokan di ruang duduk bar. Parkiran di depan rumah orang, karena memang lingkungan perumahan sebenarnya.

Di papan menu tersedia dalam 2 bahasa; Inggris & Japan. Pesan Black & White Coffee. Kopi Hitamnya ringan dan rasanya ngingetin sama kopi sachetan. Untuk es kopi susunya lumayan enak, creamy dan tidak terlalu manis.

Sering lewatin dan penasaran krn rame banget diserbu para pembeli dan layanan antar makanan.

Nekat pagi kesini karena ngga tahu jam bukanya. Eh tenyata udah buka & sepi kalo pagi. Per pc-nya 3rb perak, dan langsung dapet Pisang Goreng panas panas yang baru diangkat.

Ternyata satuannya besar juga, dengan tepung crispy tipis yang melapisi Pisang. Lebih nikmat dimakan dalam kondisi panas memang, kalo kelamaan tekstur tepungnya jadi alot. Tapi juara sih Pisang Tanduknya, manis banget.

Saran aja buat penjualnya, lebih diperhatikan lagi kertas lapisan di plastik. Karena kl kelamaan tuh kertas malah nempel banget di Pisang. Auto nyuil nyuilin deh biar ngga kemakan.