Ana Farkhana

Rawon sangat khas dengan daerah Jawa Timur. Salah satu kuliner rawon yang ada di Surabaya yakni Rawon Kalkulator. Rawon ini sudah ada sejak tahun 1975. Buka dari pagi hingga tengah malam. Pas aku ke sini pas udah mo menjelang tengah malam dan masih rame. Lokasinya ada di Taman Bungul Surabaya.

Seporsinya harganya 20ribuan apa ya. Aku beli extra nasi jadinya harganya 35.000. daging sapinya empu. Rasanya enak. Sebenarnya nama aslinya sedap malam.Tapi karena kelihaian karyawan dalam berhitung, ada pengunjung yang menamainya kalulator.

Surabaya terkenal dengan Sego sambelnya. Makanan sederhana tp nikmat. Sego sambel Mak Yeye ini termasuk kuliner malam Surabaya yang legendaris sejak tahun 1980-an.

Bukanya mulai jam 9 malam. Pas aku kesini pukul 11an malam. Kebetulan nasi habis dan sedang dimasak lagi. Antrian pun banyak. Tempat ini memang selalu ramai. Nunggu sekitar 15-an menit akhirnya nasi datang. Lauk ikan parinya habis sepertinya. Terlalu crwoded soalnya langsung diserbu pengantri. Yang ada lauk lele telur tahu tipe. Aku cuma sama telur karena nggak doyan lele dan nggak begitu suka tempe. Meskipun sederhana tapi enak banget. Sambelnya melimpah, nasinya pulen dan hangat. Harganya murah meriah hanya 11.000.
Kebetulan punya aku take away karena mo dibekel ke stasiun. Kalau dine in sepertinya pengen nambah lagi nasinya karena nasinya cocok banget di makan sama sambelnya.

Salah satu bake house yang ada di Bandung nih. Tempatnya ada di 217 area Dipatiukur. Walaupun tempatnya mungil tapi bisa buat duduk-duduk. Oh ya ada outdoor areanya.

Ada macem2 artisan donut, choux, croissant, crombomb, cinamon roll. Aku beli cranberry cheese. Kulit pastrynya cruncy banget. Selai cranberrynya enak. Perpaduan rasa keju yang pas.

Tempat sarapan yang lagi happening. Sebenarnya udah dari beberapa bulan lalu tapi baru sempet ke sini karena setiap tanggal merah aku nggak pernah ada di bandung dan tanggal hitam kerja sedangkan tempat ini buka sampai setengah 2.

Akhirnya pada suatu ketika kesampaian mampir ke sini. Waktu menunjukan pukul 10.00 tapi masih waiting list. Lumayan kurang lebih hampir setengah jam. Sistemnya pesen dl bayar baru makan. Berhubung tempat duduk pada penuh jadi selagi antri mo pesen waiters jemput bola nanyain berapa orangnya dan nulis di daftar antrian jadi pas udah pesen langsung dapat tempat duduk. Tempat duduknya di halaman.
Aku pesen roti srikaya dan es coklat. Ea coklatnya ada roti tawar. Kenyang meskipun kelihatannya sedikit. Full energi gula.

Tempat nongki ini ada di daerah Dago Giri. Sebelum Dago Dream Park kalau dari arah Bandung Kota. Ada di kiri jalan. Ternyata tempatnya luas lhoh meskipun begitu masuk kelihatan kecil. Masih ada area outdoornya dengan view The Maj - gedung kembar yang menjulang tinggi. Kalau yang indoor viewnya perbukitan. Meskipun outdoor tapi ada serambinya jadi kalau hujan nggak akan kehujanan.

Menunya macem-macem. Harganya standar cafe. Aku pesen mix platter, croissant, silla tea, cream soup. Tempatnya enak buat nongki, available wifi, colokan. Kalau mau nugas di indoor juga bisa.

Pertama kali nyobain dimsum dibakar. Udah rame dari beberapa bulan terakhir tapi baru sempet mampir. Tempatnya ada di cafe Halaman Terakhir yang ada di Jalan Terusan Ciliwung. Tempatnya nyatu sama tempat kopi. Konsepnya emang kaya halaman rumah gitu.

Pas aku ke sini WL tapi nggak lama kok langsung dapat tempat duduk. Aku pesen yang ayam sama hakau. Bau dibakarnya kecium wangi. Rasanya juga smoked banget. Harganya murah banget
isinya gede-gede pula

Lawson yang aku cobain ini di Margonda. Di dekat Stasiu Pondok Cina. Bangunanya ada di Jalan Margonda. Terdiri dari dua lantai Lawson itu paling enak dengan odengnya. Selain odeng aku juga beli tteokkochi stick. Kalau mau take away nambah goodiebag. Tidak menyediakan plastik ya.

Konsep dari tempat ini mengusung tema back to nature with herbs. Tempatnya ada di daerah bukit pakar utara. Lalu masuk ke dalam komplek yang isinya tempat nongkrong. Tapi pas awalnya berasa mo masuk ke komplek perumahan. Tempatnya yang agak ke atas tp parkirnya di bawah ya.

Bangunannya menggunakan bambu, seperti berada di hutan desa. Areanya memang tidak terlalu luas. Apalagi tempat duduknya di dalam tidak terlalu banyak. Tapi di pelarangannya ada tempat duduk.

Ini lucu banget, sejuk, asri dan cocok buat niis. vibesnya rumah di pedesaan dengan menu veggie.



Enaknya kalau ke sini sore-sore sih. Bangunannya terbuat dari bambu benerean. Emang sih areanya tidak terlalu luas. Cuman enakeun buat ngechill.

Menunya herbs dan veggan. Harganya murah.

Aku pesen croffle dan crunchy banget. Enak pokoknya. Tehnya aku pesen teh chamomint (chamomile &peppermint) dan genmaicha (greentea & roasted brown rice). Nah yang roasted brown rice ini unik sih karena ada remahan rangginang. Jadi rasanya seperti ada rasa2 rangginan gitu. Nggak begitu banyak remahannya. Tapi kerasa.

Kali ini nyobain es sugusnya. Seperti bernostalgia masa kecil jajan permen sugus. Rasa es sugusnya emang bener-bener sugus.

Ada satu lagi kedai minuman yang menunya variatif. Dari kopi, coklat, teh, thai tea komplit deh. Ada menu sigaturenya juga. Aku beli di Gerai Cikutra dan pesen red velvet cheese. Rasanya enak, cheesenya ngeblend. Gerainya juga lumayan spacenya buat beberapa meja dan kursi