Penyuka kuliner Korea pastinya sudah familiar dengan yang namanya gochujang. Gochujang adalah pasta cabai khas Korea yang banyak digunakan dalam kuliner pedas khas Korea. Bisa dikatakan kalau gochujang ini menjadi salah satu bumbu dasar yang bisa melezatkan masakan Korea. Kita bisa dengan mudah menjumpai bumbu ini di supermarket Korea dan dijual dalam beragam ukuran. Meski pada dasarnya gochujang dibuat dari bahan dasar cabai, tapi cita rasanya ini tidak terlalu pedas melainkan ada campuran rasa manisnya sehingga bisa membuat hasil masakan menjadi umami.
Selain bubuk cabai, gochujang dibuat dari bahan dasar yang cukup unik, yakni tepung beras ketan, pasta kedelai, garam, dan gula. Semua bahan-baha tersebut dicampurkan menjadi satu dan difermentasikan dalam jangka waktu yang lama sekali. Semakin lama kita memfermentasikan gochujang, maka rasanya akan semakin kuat dan enak.
Sumber: Welkinlight.com
Banyak orang yang bertanya-tanya, mengapa pasta cabai ini tidak memiliki rasa yang sangat pedas. Meski bahan dasar bubuk cabai yang digunakan cukup banyak, tapi dengan adanya proses fermentasi, rasa pedas dari bubuk cabai perlahan akan semakin menghilang dan berganti dengan citarasa manis yang muncul dari tepung beras ketan. Waktu untuk memfermentasikan gochujang yang bagus adalah hingga satu tahun lamanya. Tapi ada juga yang memfermentasikannya hingga lebih dari tiga tahun. Semakin lama proses fermentasinya, maka semakin gelap warna dari gochujang tersebut. Teksturnya juga bisa semakin lebih kental. Masyarakat Korea jaman dulu memfermentasikan gochujang dalam wadah khusus yang terbuat dari tanah liat yang dinamakan dengan nama onggi.
Sumber: Kelliefoodtoglow.com
Gochujang diperkirakan sudah ada
sejak tahun 1700-an dan resepnya mulai beredar di masyarakat umum sejak abad
ke-18. Resep awal gochujang sebenarnya menggunakan berbagai macam jenis tepung,
mulai dari tepung kedelai, tepung gandum, hingga tepung millet yang kemudian
dicampurkan dengan bubuk cabai, garam, dan kecap asin. Seiring dengan
berjalannya waktu, jenis-jenis tepung yang digunakan hanya tepung kedelai saja.
Resep gochujang ini sudah diturunkan secara turun temurun dan tidak berubah
hingga sekarang sehingga bisa dikatakan kalau gochujang ini merupakan salah
satu warisan budaya Korea karena masih dilestarikan.
Pada masa itu, gochujang masih
dikonsumsi oleh para kalangan bangsawan karena mahalnya bubuk cabai dan
kesulitan untuk mendapatkannya. Lalu para petani lokal mulai gencar menanam
tanaman cabai dan mengeringkannya sendiri untuk dijadikan sebagai bubuk cabai
yang kemudian bisa diolah menjadi gochujang. Semakin banyak petani lokal yang
menanam cabai, maka gochujang semakin mudah dijumpai dan keberadaannya sudah
tidak langka lagi. Masyarakat pun bisa membelinya dengan harga yang sangat
terjangkau.
Sumber: Kompas.com
Gochujang selain bisa menjadikan rasa
masakan jadi lebih enak juga bisa menyehatkan badan. Ada banyak sekali manfaat
yang didapat jika mengonsumsi gochujang secara rutin. Menurut sebuah penelitian
yang dilakukan di Universitas Nasional, gochujang mengandung protein, lemak,
vitamin B2, C, capsaicin, dan karotin yang diyakini mengandung anti
karsinogenik dan anti kanker. Kandungan-kandungan ini bisa memiliki efek anti
bakteri, mengurangi lemak di dalam tubuh, menjaga daya tahan tubuh, menangkal
radikal bebas, mencegah kanker, melancarkan sistem pencernaan, dan masih banyak
lagi.
Gochujang digunakan dalam beragam kuliner khas Korea seperti tteokbokki, bibimbap, naengmyeon, kimchi jjigae, hingga dijadikan sebagai cocolan saus saat menyantap Korean BBQ. Gochujang dengan waktu fermentasi yang lama sangat cocok jika dijadikan sebagai tambahan bumbu pada kuliner berkuah karena warnanya yang pekat dan teksturnya yang lebih kental. Lain halnya dengan gochujang yang proses fermentasinya tidak begitu lama, Teman Kuliner bisa menyantapnya sebagai saus cocolan saat menyantap BBQ, menjadikannya campuran bumbu bibimbap, hingga dijadikan bumbu pelapis saat akan memanggang daging atau seafood. Hal ini dikarenakan gochujang yang masih muda proses fermentasinya ini punya tekstur yang tidak terlalu kental sehingga memudahkan kita untuk mengaduknya dan mencocolnya. Selain itu, rasanya juga tidak sekuat yang difermentasikan dalam waktu lama sehingga cocok disantap langsung tanpa perlu adanya proses pemasakan lagi.
Sumber: Loveandlemons.com
Buat Teman Kuliner yang ingin menyetok gochujang di rumah, cara penyimpanan gochujang ini sangatlah mudah. Jika kemasannya sudah dibuka, gochujang sebenarnya bisa disimpan dalam suhu ruangan karena pasta cabai ini adalah kuliner fermentasi. Tapi sebaiknya Teman Kuliner menyimpannya di dalam lemari pendingin supaya lebih awet dan tahan lama. Selalu gunakan sendok yang bersih atau baru dicuci saat Teman Kuliner mengambil gochujang.
Itulah beberapa fakta mengenai gochujang. Gochujang banyak digunakan dalam masakan Korea seperti tteokbokki, kimchi, sundubu dan lain sebagainya. Kalau Teman Kuliner ingin memakan aneka hidangan Korea, bisa langsung samperin restoran-restoran di bawah ini!