Logo Ringkasan PergiKuliner Logo Ringkasan PergiKuliner

Makanan Kita Dipenuhi Zat Aditif, Benarkah ?

List Artikel
11 Februari 2019 | 0 Komentar

Pernahkah kamu bertanya apa saja yang terkandung dalam makananmu setiap hari? Apakah hanya mengandung kenikmatan dan kekenyang saja setelah dikonsumsi, atau mengandung hal-hal lain? 

Sejatinya, hampir dari semua makanan yang kita konsumsi hari ini mengandung zat aditif di dalamnya. Apa itu zat aditif? Zat aditif adalah bahan kimia yang ditambahkan ke produk makanan yang berguna untuk menjaga makanan agar tetap segar atau untuk meningkatkan aroma , warna dan teksturnya.



Sumber : Ariestabahasaindonesia.blogspot.com


Semua produk makanan yang menggunakan zat aditif harus melalui persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. Semua bahan yang dicampurkan pada produk makanan selama proses pengolahannya, proses penyimpanannya, dan proses pengemasannya dapat disebut sebagai zat aditif pada makanan.


Secara umum zat aditif ditambahkan ke makanan dengan tujuan memperlambat kebusukan, meningkatkan dan menjaga kandungan nilai gizi, memperkaya rasa dan warna, menjaga konsistensi rasa. Sebenarnya penggunaan zat aditif pada makanan umum dan boleh dilakukan. Maka daripada itu, setiap zat aditif yang digunakan pada setiap makanan, biasanya tercantum pada label makanan, yang karena mungkin ditulis dalam bahasa kimiawi, tidak betul-betul kita mengerti. Bukankah begitu? Misalnya, garam kerap ditulis sodium klorida, vitamin C ditulis ascorbic acid atau asam askorbat, dan vitamin E ditulis alpha tocopherol.


Pada penggunaannya, zat aditif pada makanan bisa digolongkan menjadi dua kelompok. Zat aditif alami dan zat aditif buatan (sintetis). Zat aditif makanan adalah zat yang biasanya berasal dari tumbuhan, hewan atau mineral, serta rempah-rempah dan herbal dengan guna menambah rasa pada makanan.

Sedang menurut badan kesehatan dunia (WHO) dan organisasi pangan dan pertanian internasional (FAO), jenis zat aditif pada makanan dapat digolongkan menjadi tiga kategori utama, yaitu zat perasa makanan, enzyme preparation, dan zat aditif lainnya.


Sumber : Pergikuliner.com


Zat perasa makanan, ini adalah zat yang ditambahkan ke dalam makanan untuk meningkatkan aroma dan rasa. Zat aditif pada makanan ini paling umum digunakan dalam berbagai produk makanan seperti minuman ringan, sereal, kue, hingga yoghurt. Bahan perasa alami bisa dari kacang, buah-buahan, sayuran, hingga rempah-rempah. Zat perasa makanan juga tersedia dalam bentuk sintetis yang mirip dengan rasa makanan tertentu.


Enzyme preparation, ini adalah sejenis zat aditif yang biasanya diperoleh melalui proses ekstraksi dari tanaman atau produk hewani, atau dari mikroorganisme seperti bakteri. Zat aditif ini digunakan sebagai alternatif zat aditif yang berbasis kimia, biasanya digunakan dalam pemanggangan kue (untuk memperbaiki adonan), pembuatan jus buah, anggur dan bir (untuk membantu fermentasi), dan juga pembuatan keju.

Zat aditif lain, ini meliputi zat pengawet, zat pewarna, dan zat pemanis. Zat pengawet dapat memperlambat pembusukan yang disebabkan oleh jamur, udara, bakteri, atau ragi. Selain itu, pengawet juga menjaga kualitas makanan serta membantu mengendalikan kontaminasi yang dapat menyebabkan penyakit dari makanan, seperti botulisme.



Sumber : Pergikuliner.com


Seperti halnya segala sesuatu itu tidak boleh berlebihan dan pas menurut takarannya, penggunaan zat aditif pada makanan atau konsumsi atas zat aditif, harus ditetapkan jumlah asupan yang layak konsumsi berdasarkan Acceptable Daily Intake (ADI). ADI adalah perkiraan jumlah zat aditif maksimal pada makanan yang dapat dikonsumsi dengan aman setiap hari, tanpa efek kesehatan yang merugikan.

Ada beberapa zat aditif pada makanan yang diduga memiliki efek samping terhadap kesehatan, antara lain: Pemanis buatan seperti aspartam, sakarin, natrium siklamat, dan sucralose. Asam benzoat dalam produk jus buah. Lecithin, gelatin, tepung maizena, dan propilen glikol dalam makanan. Monosodium glutamate (MSG). Nitrat dan nitrit pada sosis dan produk olahan daging lainnya. Sulfit dalam bir, anggur, dan sayuran kemasan.


Karena kebanyakan makanan yang kita konsumsi hari ini tak luput dari peran zat aditif, yang walau memiliki batas aman tetap membuka resiko berbahaya. Kita sebagai konsumen harus bijak dalam menentukan konsumsi atas makanan yang memiliki kecenderungan banyak mengandung zat aditif.

Byurger

Foto Byurger
Foto Byurger
Foto Byurger

Flip Burger

Foto Flip Burger
Foto Flip Burger
Foto Flip Burger

Sushi Hiro

Foto Sushi Hiro
Foto Sushi Hiro
Foto Sushi Hiro

Banainai

Foto Banainai
Foto Banainai
Foto Banainai

Warunk UpNormal

Foto Warunk UpNormal
Foto Warunk UpNormal
Foto Warunk UpNormal

Topik artikel ini:
0 Komentar
[ ... ]

Bagaimana ringkasan ini menurut pendapatmu?