Darsehsri

Kalau ada yang bertanya, apa makanan favorit saya di SEL? Jawabannya : French Toast (95k). Serius, belum pernah sesuka itu sama french toast, biasanya saya kurang suka karena french toast cenderung eggy atau soggy. Tapi di SEL, bisa dibilang beda. Pinggiran brioche terlihat padat, tapi tengahnya spongy, manis gurih dan krim vanilla juga popcorn cream melengkapi rasa french toast.

Suka dengan french toast, bukan berarti menu yang lain diabaikan kelezatannya. Lamb Shakshouka (105k) juga bisa jadi pilihan brunch yang ready sampai pukul 3 sore saja. Lamb shoulder lembut yang disajikan dalam kuah tzataki sauce tabouli dan taburan feta cheese, hampir ngga tercium aroma lamb-nya. Pendampingnya ada pita bread yang padat tapi lembut.

Selain dua menu tadi, pesan juga Gambas Shrimp Spaghetti (120k). Sesuai nama, pasta ini didominasi aroma udang, juga butter garlic yang membuat pasta ini semakin terasa savory.

Bagi yang suka sayuran, Green and Grains (75k) bisa jadi pilihan. Multigrain bread tertimbun potongan kale, jagung pipil bahkan hampir tidak terlihat kalau diatas rotinya juga ada avocado hummus, rich flavour. Protein dalam menu ini disempurnakan sama Poached egg, jangan lupa taburan berwarna hitam disekitar roti juga enak, itu adalah puff rice, kriuk mirip remahan rengginang hahaha.

Terakhir ada menu Speculoos Waffles (95k) dengan platting cantik, berhias edible flower dan vanilla ice cream dengan taburan oat crumbs, juga caramelized banana. Cocok bagi yang suka manis karena speculoos sauce-nya bikin ketagihan.

Pilihan minuman banyak, tapi orderan saya Double The C (55k) juice orange, carrot dan gingger dalam satu gelas. Segar, meskipun hint gingger cukup mendominasi.

Siapapun dijamin betah sama suasana Hutan Hujan yang asri. Coffee shop yang berada di halaman teras rumah ini bernuansa alam, penuh tanaman hijau merambat, gemericik air kolam ikan, juga semarak suara hewan peliharaan dalam kandang.

Pas sekali datang disore hari, kebetulan disambut hujan deras juga. Saya dan teman pilih duduk di outdoor, serasa lagi piknik jadinya. Bagian indoor juga cukup nyaman, satu area dengan mini coffee bar.

Pesan Es Kopi Susu Hutan Hujan (16k) cocok bagi yang suka es kopi susu manis dan sedikit creamy. Ditemani tiga pieces Croissant (18k) hangat yang buttery, suka banget. Sayangnya belum ada makanan berat dalam daftar menu, padahal kalau sambil makan makanan berkuah hangat oke banget nih.

V60 (18k) pesanan teman juga cukup memuaskan lidah, lupa nanya pakai beans apa.

Mochacinno (20k) juga oke, agak milky tapi tetap terasa kopi dan coklatnya.

Sudah hits dari awal kehadirannya, okuzono salah satu resto jepang favorit saya yang menyita perhatian melalui interiornya yang kental dengan suasana jepang.
Beragam tipe tempat duduk bisa dipilih, kebanyakan menawarkan area private, baik berupa kubikel maupun room, sama nyamannya.
Kali ini saya pilih di area kubikel berundak, kece dan terkesan artistik, meski cukup banyak kubikel dan berdekatan tapi tetap terasa private, sayangnya sedikit agak gerah aja karena mungkin jarak dengan atap ditambah lampu hias yang digantung cukup dekat dengan tempat duduk kami.

Pilihan makan siang pertama jatuh pada Unagi Kabayaki (160k), lima potong unagi kecoklatan, sedikit berminyak diatas irisan telur dadar. Dagingnya lembut, agak manis, tasty.

Masih sharing dengan teman, pesanan lainnya ada Salmon Ikura Don Set (170k). Staff laki-laki yang melayani kami dengan ramah merekomendasikan menu ini. Satu porsi nasi hangat dengan topping salmon sliced yang sedikit di torched, juga fresh salmon cube, nah ini favorit saya, cocok sekali disantap bareng tobikonya yang besar-besar, menu ini ternyata porsinya cukup untuk sharing.
Menu ini juga sudah dilengkapi chicken karage, tamago dan salad dengan homemade sesame dressing segar.

Kalau untuk minum, ngga salah lagi pilih House Greentea iced (30k), penetral lidah setelah makan makanan jepang yang kaya rasa.

Pertama lihat di instagram langsung suka sama exterior Tanagodang. Simple tapi kece, ternyata interior didalamnya pun demikian. Tanagodang artinya besar atau luas dalam bahasa batak menurut baristanya.

Pesan Kopi Susu Kota, sudah dalam packing botol plastik. Kondisinya ngga terlalu dingin, jadi bisa langsung diminum, tapi kalau suka yang lebih dingin bisa ditambahi es batu. Kopi susunya cukup creamy, enak, cocok diminum meski hari masih pagi.

Untuk kudapan, saya pesan Dimsum, ada tiga pieces dalam bentuk yang berbeda. Ketiganya cukup enak meski salah satunya kondisinya masih dingin seperti baru keluar dari lemari es.

Meskipun mampir di weekend pagi, tetap saja parkiran djournal house ramai, untungnya saya masih dapat slot parkir.
Disambut smoking area yang cukup luas dibagian teras, saya melewati pintu biru menuju bagian indoor, ada coffee bar, long table dan beberapa sofa untuk group juga merchandise corner.

Djournal House memiliki menu yang kurang lebih sama dengan djournal coffee, hanya saja menu makanan berat dan minuman lainnya lebih komplit.

Saya pesan Hot Mocha (45k) favorit setiap ngopi di djournal, kental, manisnya pas, coklatnya pekat, terasa balance dengan kopinya yang cukup strong, hebatnya masih aman buat perut di pagi hari.

Hot Latte (35k) pesanan teman juga oke, cenderung light, tapi tetap enak. Katanya cocok buat teman makan Ondeh Cake (55k) yang cukup manis karena pakai gula aren dan wangi pandan dengan tekstur lembut tapi berpori.

Cheesecake Danish (34k) jadi pesanan saya, sebetulnya karena ngiler lihat pastry mengkilat yang mengepung cheesecake di bagian tengahnya, rasanya cukup manis.