Darsehsri

Posisi strategis dipilih coffeeright untuk cabang ketiganya ini. Tidak jauh dari pintu keluar tol cibubur, ada di sebelah kiri jalan sebelum trans studio mall, berada di jajaran ruko dengan kapasitas tempat parkir sharing dengan beberapa tenant lain.

Coffeeright terdiri dari dua lantai, lantai satu diisi coffee bar, seating area dan pantry. Sementara di lantai dua, selain seating area indoor juga ada smoking area di bagian teras. Konsep desain interiornya minimalis dan kekinian, terkesan clean karena didominasi warna putih dan pastel. Mulai dari pintu masuk hingga bagian dalam coffeeright dihias bunga kering, cucook. Ada juga mural kece di lantai duanya, sisanya dinding dibiarkan polos sederhana.

Menu lebih variatif dibanding cabang terdahulunya, selain minuman dan cake, juga ada aneka menu karbo baru, salah satunya aneka rice bowl.
Saya mencicipi Gyutan, seporsi nasi hangat dengan irisan spicy beef dan telur, enak, rasa asin dan pedasnya pas. Porsi tidak kurang, juga tidak berlebihan.

Kalau menu coffee, sudah pasti suami ngga mau melewatkan manual brewing racikan baristanya. Pakai beans yang sedang available disini yaitu semendo, nikmat.

Saya sendiri penyuka mocha disini, tapi kali ini kepincut sama coffee to go yang tersedia di rak display, namanya Kopi Jadoel. Kopi Jadoel merupakan kopi susu siap minum, dalam kondisi dingin, legit dan cocok bersanding dengan cake atau pun makanan berat disini.

Aneka cake di coffeeright pun favorit saya, di kunjungan kali ini yang available ada cheese cake dan chocolate nutella. Saya pilih chocolate nutella, layer cantik dan terkesan heavy, tapi pas disantap ternyata cukup light, manisnya pas, krimnya lembut dan airy, dark chocolatenya tebal dan enak.

Kehadiran Kopi Nako seperti membawa hawa baru buat perkulineran di depok, antusiasme pengunjungnya luar biasa, membludak dari jam buka sampai jam tutupnya coffee shop ini.

Konsep exteriornya sama dengan cabang pendahulunya di bogor, bersebelahan dengan warung nako, sudah pasti nampak instagramable dan jadi incaran para pemburu foto ootd. Area parkir luas, ada mushollanya juga.

Ada menu baru yang ditawarkan selain menu yang sama dengan cabang lain, Es Kopi Durian, kabarnya cuma ada di cabang depok ini.

Es Kopi Nako (23k), menempati urutan pertama di lidah dan hati, ciee, mengingat ngga banyak coffee shop di bogor yang menjual kopi susu enak. Es kopi nako legit, creamy, kekentalan dan manisnya pas.

Lain lagi dengan Es Kopi Durian (29k), meskipun basednya mirip es kopi nako, tapi ditambahi daging buah durian asli yang matangnya pas. Ini inovasi barunya kopi nako, super enak banget terutama bagi yang suka durian dan suka kopi susu, mantap.

Kudapan yang saya pesan, ada Risoles (15k), satu porsi isi dua pieces. Ukurannya cukup montok kalau di lihat dari harganya. Teksturnya lembut, isiannya asin gurih dan ternyata cocok bersanding sama es kopi nako favorit saya.

Bersebelahan dengan kopi nako, warung nako yang menawarkan aneka menu masakan rumahan dengan harga sangat terjangkau ini, gedungnya berwarna putih. Seating area leluasa, bisa pilih di lantai satu atau pun lantai dua.

Masih dengan konsep prasmanan, kita bisa pilih makanan sesuai selera, lalu bayar di kasir. Aneka menu berjajar rapih di atas baki-baki alumunium.
Dijamin kalap saat pesan disini, biasanya saya pilih aneka menunya tanpa nasi. Rasanya enak, ngga asin seperti kebanyakan prasmanan lain kalau dinikmati tanpa nasi.

Saya pesan telur dadar balado, ati ampela, sayur labu siam, jamur krispi, kikil balado dan tempe goreng. Percaya ngga, pas nulis review ini aja ngiler ngebayanginnya, lol.

Bermalam di goodrich suites, hotel bintang 4 dengan harga terjangkau. Ternyata makan paginya di Sixty Resto, ambience cukup nyaman. Sofa beludru berwarna hijau lumut mengisi hampir seluruh ruangan sixty resto. Restonya sendiri berhadapan dengan pool area.

Staff cukup gesit, piring kotor ngga dibiarkan lama dan manajernya rajin keliling periksa food section.

Breakfastnya sendiri cukup enak, ada banyak pilihan. Fettucine dan sauteed mushroom banyak di buru pengunjung, tasty. Saya suka sama croissantnya, terasa buttery meski di santap tanpa tambahan butter. Yang unik justru ada menu batagor yang renyah dan gurih. Untuk bubur ayam dan olahan menu lauk pelengkap nasi, kata suami cukup enak, saya sendiri ngga mencicipinya.

Mampir menjelang tutup, saya beli KOI Cafe Macchiato dan Green Tea machiatto. Kalau untuk Cafe Macchiato memang favorit dari semenjak mengenal koi. Paling enak beli ukuran medium, kayanya lebih pas komposisinya, creamy dan rasa kopinya terasa. Paling suka minumnya di aduk aja, bukan di seruput kaya yang seharusnya, tergantung selera siy.
Untuk Green Tea Macchiatonya juga enak, bold dan creamy.

Tempatnya nyaman meskipun selalu penuh pengunjung, seating area juga cukup luas. Pelayanan termasuk cepat dan staffnya ramah meskipun antrian lagi panjang.

Ramai dan penuh pengunjung saat weekend, ambil nomor antrian dan kurang dari setengah jam sudah dapat kursi. Ternyata kursi yang tersedia hanya untuk 9 orang, untungnya 4 orang teman saya belum sampai resto. Dibantu staff laki-laki dan perempuan yang sigap melebihi manager berdasi merah yang justru sinis selama kunjungan, saya akhirnya dapat tambahan 4 kursi setelah menunggu hampir satu jam.

Pesan beberapa menu dan overall untuk rasa cukup memuaskan sama seperti ketika makan di kimukatsu cabang lain.

Untuk appetizer pesan tori kawa (9k) crispy chicken skin gurih dan cucumber wakame salad (15k) berupa salad segar dengan sesame oil dressing, favorit saya banget.

Sementara main course, order beberapa jenis katsu, ada Chicken Katsu (52k), Beef Katsu (67k), Menchi Katsu (56k), Gyukatsu (88k) dan Seafood Katsu Platter (99k). Semuanya enak, porsi set menu memang besar dan nendang di perut.
Sayangnya untuk kids menu, menurut saya tempuranya terlalu garing jadi cenderung agak keras.

Kalau untuk menu sushi, pesan Sushi Trio (30k), salmon hana roll(35k) dan Spicy Salmon Roll (39k). Semua sushi yang dipesan enak, tapi ngga special.

Ketika bawa rombongan dan ngga mau ribet cari tempat makan yang cocok sama semua lidah, baik orang dewasa maupun anak-anak, jawabannya cuma Sate Khas Senayan. Serius, ngga pernah dikomplain sama yang tua atau yang muda, semua merasa cocok sama rasanya yang konsisten.

Kemarin makan di cabang citos, dapat tempat duduk di area dalam yang lebih sejuk ketimbang bagian depan yang agak hot. Beberapa menu memang datang agak lama dari biasanya, tapi sangat di maklum karena pengunjung juga lagi rame.

Pesanan saya sate kulit ayam, sate buntel kambing, lontong dan es kelapa, banyak ya, tapi percayalah, duduk 2 jam disana pasti bakal habis atau setidaknya teman di sebelah bakal bantuin hahaha.
Sate kulit kenyal, lembut dengan bumbu kacang halus seperti pasta kacang, enaknya kebangetan. Sementara sate buntel kambing, meaty, kenyal bagian luarnya dan cukup beraroma. Kalau es kelapa, sudah pasti segar meskipun ukurannya kecil karena pakai kelapa thailand, tapi rasanya agak manis dan ngga asam sama sekali.

Anggota keluarga pesan aneka menunya, ngga jauh dari tongseng, sate campur, soto betawi, cumi bakar dan sate ayam. Sementara minum yang paling banyak di pesan, es teh, es jeruk dan es sagu mutiara.

Interior soup restaurant paling mencolok di antara jajaran resto yang ada di food area Pim 2. Kental dengan nuansa oriental, berwarna merah menyala, meski tempatnya tidak besar tapi cukup nyaman.

Sekedar info saja, menu yang ditawarkan di soup resto no pork dan no lard. Selain menu mongolian yang enak, juga ada menu baru yaitu aneka dimsum lezat.

Salah satu best seller disini, varian "four beauties" ada ginger chicken pao, rose pao, spicy wonton dan lotus pao. Semuanya tampil cantik, baik dari segi bentuk maupun warna, jarang saya temui di tempat lain. Favorit saya spicy wonton berwarna hijau yang berkuah bumbu merah dan nampak oily. Tekstur wonton lembut, dengan isian enak dan ternyata kuahnya ngga pedas buat saya. Ketiga pao lainnya cukup enak, semuanya lembut dengan isian yang enak.

Shiomay, hakau, lo mai kai semuanya enak, primadonanya adalah xia lo bao, dumpling yang punya sensasi meledak saat masuk mulut karena mengandung kuah gurih. Kulitnya sendiri tipis, jadi saat diangkat harus hati-hati. Btw harga xiao lo bao yang ditawarkan disini lebih murah dari kompetitor, tapi rasanya ngga kalah nendang di lidah.

Selain dim sum, saya mencicipi Teochew Congee, bubur daging sapi yang teraaa gurih, enak saat di santap dalam kondisi hangat, tapi ada sedikit aroma bau amis telur, jadi sebaiknya ditambahi lada bubuk atau kecap asin. Ayam gorengnya juga enak, gurih dan renyah.