Desi A.

Sabtu malam lalu, kami nekat untuk buka puasa di Kokas, walaupun tahu kalau mall ini ramenya parah banget. 

Gue udah sering banget lewat Ikkudo ini dan menyaksikan betapa luar biasa antriannya. Ikkudo di Kokas ini adalah satu-satunya cabang yang halal, no pork, no lard. Di sini kita gak bisa reserve, harus go show, dan kalau nama di antrian kita ke-skip, ya harus antri lagi dari awal. Akhirnya kami iseng aja masukin nama di waiting list pas jam 4.30. Ternyata gak pakai lama, sekitar 15 menitan kami dapat tempat. Lumayan deh nunggu sejam sampai buka puasa daripada gak dapat tempat. 

Ikkudo ini letaknya persis di sebelah Sumoboo, seatingnya pun 11-12, gang senggol. Beruntung kami dapat duduk di pojok, jadi gak harus senggolan satu meja sama orang lain seperti di bagian tengah. Pencahayaan di sini bagus, gue juga suka dekorasinya. Yang gue gak suka adalah bangkunya yang kecil (untuk badan gue yang cukup gede), jadi bikin kurang nyaman untuk duduk berlama-lama. Di sini memang tipe restoran setelah makan langsung pulang sih, kalau lama-lama ya siap-siap aja diberi tatapan intimidatif dari orang-orang yang masuk waiting list. :p 

Pilihan ramen di sini gak begitu banyak, tapi kami dengan mantapnya memilih menu berikut ini: 

1. Tori Kara Miso (Small 39,5k; Reguler 49,5k): Gue pesan yang small, si pacar pesan yang reguler. Buat gue, yang small itu udah mengenyangkan, apalagi untuk buka puasa. Ramen ini adalah ramen spicy dengan topping chashu ayam, jagung, daun bawang, telur setengah matang, jamur, dan saus pedas spesial Ikkudo. Kami pilih mi halus dengan oil & firmness level normal, dan strong flavor. Pilihan kami sungguh tepat. Baru kali ini gue makan ramen gak pakai tambahin bumbu ini itu. Rasa kaldunya enak banget walaupun gak terlalu kental. Tekstur dan tingkat kematangan mi dan chashu-nya pas. Bahkan tanpa dikasih saus spesial itu ramennya udah pedas. Buat yang gila pedas, mereka menyajikan tambahan sambal dan cabe rawit yang aromanya menggugah selera banget. Selain menambah rasa kenyang, si jagung manis itu justru menetralkan rasa pedasnya. Duh, pokoknya pas banget perpaduannya. We love it so much! 

2. Tori Karage (28k): Karage ini disajikan dengan mayo & shoyu. Tingkat kegaringan tepung dan kelembutan daging ayamnya pas banget. Rasa asin shoyu-nya pas, dengan sedikit rasa manis. Kalau kata seorang teman dari Jepang, shoyu yang "benar-benar Jepang" itu memang ada sedikit rasa manis. Mayonya sih standar aja. 

3. Yaki Tori Gyoza Ebi Iri (27k): Berisi 4 gyoza panggang dengan isian ayam dan udang. Rasanya enaak & well seasoned. Spicy shoyu sebagai cocolannya justru asin banget. Dan shoyu yang ada di meja itu lebih asin lagi. 

4. Rei Cha (9800): Refillable cold ocha dengan rasa yang cenderung tawar kayak air putih, tapi gue justru suka, soalnya aftertaste-nya gak bikin tambah haus kayak ocha pada umumnya. 

Semua harga yang tertera di daftar menu belum termasuk tax & service charge sekitar 17%. Walaupun begitu, harganya termasuk affordable dan worth it banget dibanding ramen lainnya. Kami dilayani dengan ramah dan baik walaupun agak lama karena suasananya benar-benar hectic. 

Overall, for us, Ikkudo is the best halal ramen in town! Rela deh kami ngantri~ :D

Dari sekian banyak warung bebek yang pernah gue coba, bebek kaleyo tetap juaranya buat gue, apalagi yang cabang pemuda ini, soalnya tempatnya luas & gak terlalu riuh suasananya. 

Gue paling suka sama bebek muda bakarnya. Rasanya enak banget, dagingnya empuk & gak amis, juicy, manis, bumbunya meresap banget, ditambah kremesan, aand don't forget to save kulit bebeknya for the last! 😝 Sambalnya juga mantap banget. Kadang pedas banget, kadang gak terlalu pedas. Yang pasti sambalnya tambah mantap kalau ditambah sambal mangga (by request) & kecap~ 

Harganya affordable & worth it banget. Staffnya cekatan. Tempat selalu rame. Ada hiburan berupa live music (sepertinya mas2 seniman jalanan yg sering main di sini) yang suaranya kece badai~

Sebenarnya gue udah lama banget bookmark Waroeng Solo ini, tapi gak pernah sempat ke sana. Minggu lalu ceritanya gue lagi kangen banget sama masakan khas Solo buatan Alm. Bokap, lalu Sabtu malam gue ngajak si pacar makan di sini. 

PLACE & AMBIENCE 
Resto ini ada di dalam 1 komplek dengan Balai Sarwono dan Joglo Beer, posisinya searah dengan TPU Jeruk Purut. Suasana, pencahayaan yang temaram, dan furnitur klasiknya benar-benar mengingatkan gue akan suasana Solo di malam hari. Suasananya tenang dan adem walaupun gak ber-AC, karena tempatnya terbuka dan banyak pohon di sekelilingnya. Selain itu, di sini ada hiburan gending Jawa yang dimainkan secara live oleh seorang bapak-bapak. Kami jadi makin betah duduk berlama-lama di sini. Resto ini cocok juga untuk makan malam romantis. Si pacar sempat solat di musholanya, menurut dia musholanya luas dan sangat memadai. 

FOOD & BEVs 

Gue sungguh lapar mata melihat pilihan masakan Jawa, khususnya Solo, di buku menunya. Akhirnya kami pesan menu sbb: 

1. Tahu Kipas (25k)
Ada 3 tahu yang cukup besar diisi dengan udang, jamur, dan wortel. Rasanya uenak tenan, tahunya lembut semacam tahu susu. Sausnya juga enak, rasa asam-pedas-manisnya pas banget untuk menemani si tahu. 

2. Selad Solo (35k)
Disajikan di piring kaleng khas Jawa. Porsinya termasuk kecil. Pada dasarnya ini adalah saladnya orang Solo. Isinya adalah kentang goreng (potato wedges), wortel, buncis, selada, setengah bagian telur pindang, daging sapi, saus mayones, keripik kentang, dan kuah manis. Perpaduan rasanya unik dan manisnya pas buat gue. Sayangnya dagingnya agak susah dipotong dan kentangnya udah dingin. Tapi, secara keseluruhan rasanya enak dan serupa dengan selat solo buatan Bokap :') 

3. Nasi Liwet Paha Ayam (38k)
Ini pesanan si pacar. Disajikan di atas piring rotan dan daun pisang. Isinya adalah nasi liwet, tahu rebus, paha ayam, areh (santan yang sudah dikentalkan/ dipadatkan), sayur labusiam, dan sambal terasi. Rasanya enak, sayang aja porsinya kecil. 

4. Singkong Goreng (5k)
Si pacar ngebet banget pesan ini. Isinya ada 2. Singkongnya gak terlalu berminyak, tapi sayang rasanya biasa aja, dan kurang mekar. 

5. Serabi Solo (20k)
Isinya ada 3, disajikan di wadah kayu yang unik. Kami pilih campur 3 rasa: original, cokelat, dan keju. Ketiganya terasa enak, teksturnya lembut, dan gurih-manisnya pas. 

6. Es Teh Sereh (16k)
Ini pesanan gue. Rasa sereh (lemongrass) di teh ini benar-benar terasa, jadi bikin hangat di kerongkongan, dan manisnya pas. 

7. Es Lemon Tea (15k)
Ini pesanan si pacar. Sepertinya yang dipakai jeruk nipis, karena rasanya sedikit lebih asam dari lemon tea biasa. 

8. Wedang Uwuh (15k) Nah, ini adalah minuman khas Solo yang gak akan gue lewatkan. Wedang Uwuh itu sebenarnya berarti "minuman sampah" dalam bahasa Jawa, karena ada berbagai macam rempah (lebih tepatnya lagi bumbu dapur) di dalam minuman ini. Rempah-rempah itu yang bikin rasanya jadi hangat dan cenderung "pedas", jadi baik untuk kesehatan. Warna merahnya berasal dari kayu secang. Wedang uwuh ini disajikan dengan gula batu dan singkong goreng. Rempahnya gak lengkap & rasanya juga gak semantap wedang uwuh yang ada di Solo sih, tapi lumayan lah untuk mengobati kerinduan~ 

Waktu tunggu sampai makanan disajikan gak terlalu lama, sekitar 10-15 menitan. Kabar baiknya adalah harga yang tertera di daftar menu sudah termasuk tax & service charge. Yess!

SERVICE
Semua staffnya berpakaian ala Jawa dan dengan ramahnya melayani & menyapa pengunjung dengan kata sapaan dalam Bahasa Jawa Kromo seperti "Monggo, pinarak, nggih, matur nuwun". Semua unsur itu jadi membuat gue semakin merasa seperti "pulang kampung". 

Satu hal yang kurang ens di sini adalah tarif parkirnya dihitung per jam, jadi makin lama di sini ya makin boros, hahaha. But overall, Waroeng Solo ini recommended!

Sabtu sore lalu, ceritanya gue dan si pacar lagi kompakan flu, dan butuh makanan berkuah hangat dan pedas. Setelah cari tahu kedai ramen halal dengan rating bagus, kami jadi penasaran dan memutuskan untuk ke sini. 

PLACE & AMBIENCE 
Kalau mau ke sini dari arah Blok M, posisinya ada di sebelah kiri jalan, sebelum ACE Hardware, di seberang Guardian. Gedungnya terdiri dari 4 lantai: lantai 1 & 2 untuk restoran, lantai 3 untuk office & musola, lantai 4 gak tau apa. Begitu masuk, kami disambut dengan sangat ramah dan ramai sama semua staffnya. Lantai 1 saat itu cukup ramai, dan seatnya gak banyak. Berhubung posisi dapur ada di situ, jadi suasana jadi lebih ramai dan agak gerah. Akhirnya kami memutuskan untuk ke lantai 2. Syukurlah, di lantai 2 itu cukup spacious, lebih banyak seat, dan suasananya tenang banget karena cuma ada 2 seat yang terisi saat itu. Untungnya lagi, di sini bebas asap rokok~ Kedai ramen ini menurut gue cenderung bernuansa Jepang modern dan diisi dengan playlist musik instrumental Jepang. Di sini ada musola kecil untuk karyawan di lantai 3. Musolanya lumayan gerah dan seadanya banget sih, tapi lumayan daripada gak ada sama sekali. Satu yang disayangkan dari tempat ini, yaitu toiletnya, rada jorok, jadi gue cuma numpang wudhu di situ. 

FOOD & BEVs 
Semua harga yang tertera di daftar menu belum termasuk tax & service charge 15%. Waktu tunggu sampai pesanan kami dihidangkan sekitar 15 menit. Inilah menu yang kami pesan: 

1. Gyoza Panggang Pedas (31k) Isinya 6 pcs. Rasanya lumayan enak menurut kami, si pacar sampe mau nambah, haha. Tapi shoyu-nya asin banget, jadi untuk mengimbanginya kami harus tambah bubuk cabe. 

2. Karaage (29k) Isinya 5 pcs, dihidangkan dengan salad+saus yang unik dan mayo. Dagingnya padat dan tebal. Rasanya standar aja, 11-12 sama ayam goreng tepung pedas di luar sana. 

3. Toripaitan Miso Telur (62k) Ini pesanan gue. Kuahnya benar-benar kental. Toppingnya ada chasu ayam, telur puyuh, sawi, rebung, daun bawang, telur ayam, bawang goreng, dan nori. Gue tadinya berharap telurnya setengah matang, tapi yang datang 2/3 matang, but it was okay. Kaldunya enak & rich banget, asinnya pas. Mi-nya kenyal, lembut, dan padat. Tapi emang dasarnya gue suka ramen pedas, jadi gue tambahin buanyak bubuk cabe & chilli oil. Sayangnya, chasu ayamnya overcooked, jadi gue limpahin ke si pacar. Porsinya yang gedhe banget membuat gue kekenyangan & minta bantuan si pacar untuk habisin. 

4. Toripaitan Ekstrim Pedas (61k) Ini pesanan si pacar. Toppingnya ada chasu ayam, telur puyuh, sawi, rebung, daun bawang, bawang goreng, dan nori. Yang unik dari ramen ini adalah potongan lemon untuk menambah kesegaran rasanya. Selain itu, sambalnya gak langsung diaduk pas disajikan, tapi ditaruh di pinggir, jadi si empunya bisa atur sendiri selera pedasnya. Kaldunya gak sekental Toripaitan Miso dan cenderung lebih berminyak, tapi menurut gue rasanya lebih maknyus! 

5. Ocha (9k) Warnanya hijau pekat. Dari rasanya sih kayak pakai teh hijau bubuk, tapi rasanya enak, dan free refill~ 

SERVICE 
Semua staffnya ramah, informatif, dan sigap.