Fannie Huang||IG:@fiehuang

Waxpresso merupakan salah satu coffee shop yang terletak di kawasan ruko Shopping Garden Arcade, sederetan dengan tunnel yang akses langsung ke mall Central Park.

Tempatnya tidak terlalu luas, namun lumayan cozy. Pelayanan juga ramah dan waktu penyajian makanan cukup cepat. Aku mampir buat ambil stamp dari Perkul, bapak kasirnya meski kurang paham cara kerjanya namun nggak langsung menolak & bilang nggak bisa. Bahkan mengizinkan aku menunggu seraya aku menghubungi pihak Perkul.

Menu yang dicoba :

1. Nasi Tutug Oncom (IDR 45k)

Porsinya lumayan besar juga. Isinya ada nasi dibungkus daun pisang yang porsinya cukuo besar dan lumayan gurih. Selain itu juga ada kerupuk udang berukuran besar yang udangnya wangi dan matang sempurna, dalam artian nggak gosong dan nggak bantet sehingga alot. Kerupuk udangnya renyah dan nggak berminyak.

Untuk tempe gorengnya, sepertinya dibumbui dengan bawang putih dan garam. Namun meski bumbunya sederhana, namun rasanya cukup enak. Rasanya asin gurih meski dimakan begitu saja.

Tomatnya juga segar dan manis, begitupun dengan daun selada yang segar. Untuk ayam gorengnya juga meski tidak terlalu besar namun cukup renyah dan bumbu kunyitnya meresap hingga ke dalam daging. Aku bukan jenis orang yang suka banget sama ayan goreg kuning, karena sering nemu yang rasanya hambar atau ayamnya jenis yang daging semua (aku kurang suka ayam jenis begini). Bahkan sempet ragu mesen menu ini, ternyata ayamnya beneran enak. Rasanya sedikit manis khas daging ayam namun juga gurih gitu.

Yang aku suka banget itu sambalnya. Aku bukan orang yang tahan banget sama rasa pedas dan lumayan sulit mencari sambal yang sungguhan bisa kunikmati. Sambal di sini pedasnya pas, rasanya pedas namun gurih di saat yang sama. Dimakan begitu aja tanpa dicampur kecap manis udah enak.

2. Cafe Latte (IDR 28k)

Latte artnya cukup cantik dengan rasa susu yang lumayan dominan, namun juga masih terasa kopinya meski tidak terlalu strong.

Diminum begitu aja tanpa gula rasanya cukup pas karena nggak pahit banget dan nggak meninggalkan after taste.

3. Jus Sayur Hijau (?)

Honestly, aku kurang tahu nama menu ini. Aku cuma lihat gambarnya di buku menu, terus pesen.

Rasanya nggak watery dan jusnya sepertinya dibuat tanpa gula tambahan. Diminum begitu aja manisnya udah pas . Aku puas karena memang kurang suka jus sayur dengan additional sugar, apalagi gula pasir.

Namun buat yang suka manis, nggak usah khawatir. Kalian tetap bisa menikmati karena waiter menyediakan extra gula cair.

Kali ini mampir ke Kopi Konnichiwa cabang Serpong bareng temen. Sebelumnya udah pernah beberapa kali delivery di cabang deket rumah.

Tempatnya sendiri cukup nyaman, bahkan ada spot yang cukup instagramable. Selain itu ada tempat buat charge di samping beberapa meja. Nyaman buat nongkrong, nih.

Yang dicoba :

1. Godzilla Latte (IDR 23k)

Yang ini merupakan perpaduan espresso, susu, brown sugar & charcoal. Rasa dan tekstur charcoalnya cukup mendominasi, namun di saat yang sama terasa sedikit manis nya brown sugar.

Rasa susunya juga segar dan ada rasa kopinya juga Perpaduan rasanya pas, jadi nggak ada rasa yang super dominan sampai menutupi cita rasa lainnya.

2. Kyoto Latte (IDR 25k)

Kalau yang ini komposisinya hampir sama demgan godzilla. Bedanya, kalau godzilla pakai charcoal, yang ini pakai green tea.

Buat harga 20 ribuan, ini jauh lebih oke ketimbang ekspektasiku. Green teanya berasa dan rasanya lumayan strong, sepertinya juga pakai green tea powder Jepang asli, bukan pakai green tea powder yang bisa dibeli di toko bahan kue dengan harga lebih terjangkau namun rasanya juga berbeda.

Kopinya juga cukup terasa dan ini cocok buat penikmat matcha.

3. Sakura Lemonade (IDR 25k)

Kalau yang ini perpaduan sirup Sakura, yang sedikit manis dengan aroma flower dengan yakult yang sedikit asam dengan lemonade yang segar.

Rasanya merupakan perpaduan asam sekaligus manis yang segar. Yakultnya memang sengaja nggak dibuat strong banget sehingga rasa Yakultnya nggak dominam banget, jadi nggak asam berlebkh.

Restoram yang satu ini terletak di kompleks yang terdapat berbagai restoran yang masih 1 grup. Tempatnya sendiri terletak di bangunan bagian tengah & tempatnya juga super luas.

Di sini ada private room yang bisa menampung lebih dari 50 orang dan ada area outdoor yang luas juga. Bahkan ada outdoor garden yang bisa buat acara nikahan gitu.

Pokoknya nuansa makan di tempat ini beneran lengkap, deh. Mau di area indoor bisa, semi outdoor juga bisa. Bahkan mau ngerasain makan di saung atau ala ala piknik di taman juga bisa.

Buat menunya, aku mencoba :

1. Sayur Urap (IDR 25k)

Seporsi beberapa jenis sayur dengan tekstur yang renyah dan nggak kelembekan dengan perpaduan cabai, lengkuas, bawang putih fan kelapa.

Bumbu terasa pedas sekaligus asin gurih di saat yang sama. Rasanya pas menurutku.

2. Udang Crispy Tsamara (IDR 45k)

Harganya affordable banget, seporsi bahkan bisa share ramai-ramai. Udangnya berukuran kecil dan cukup banyak, namun teksturnya renyah dan cukup gurih.

Selain itu udangnya juga cukup segar dan nggak berbau amis. Gorengannya juga nggak oily.

3. Gurame Saos Thailand (IDR 95k)

Seporsi cukup buat 2-4 orang dan ini salah satu menu yang recommended. Duramenya sama sekali tidak berbau lumpur dan dagingnya cukup segar.

Guramenya dibalur tepung dan digoreng hingga remyah serta disirM dengan saus mangga yang merupakan perpaduan rasa asam sekaligus manis. Selain itu juga ada potongan mangganya, bisa dinikmati kalau mau lebih asam.

Sausnya juga cukup banyak, jadi bisa dinikmati bersama nasi hangat. Kenyalnya juga pas, nggak terlalu cair atau kental.

4. Kakap Bakar Sambal Rica Dabu (IDR 159k)

Sebagai orang yang nggak terlalu tahan pedas, aku senang banget akhirnya bisa menikmati makanan dengan sambal khas Manado di sini. Biasanya makanan Manado identik dengan rasa super pedas, buat aku yang kurang tahan pedas, aku bakal berakhir kepedasan meski di awal nikmat.

Nah buatku pedasnya sambal di sini pas. Aku bahkan bisa menikmati ini tanpa kepedasan. Sambalnya segar dan terasa ledas sekaligus gurih di saat yang sama.

Ikannya juga super besar, bahkan share ber-5 atau lebih juga bisa. Dagingnya pun lembut dengan aroma bakaran yang nikmat.

5. Cah Kangkung Balacan Udang (IDR 35k)

Ini juga nggak kalah enak. Kangkungnya pas, mggak kelembekan atau terlalu alot. Selain itu terasinya juga wangi, rasa kuahnya jadi asin gurih dengan rasa terasi yang strong.

Udangnya juga segar dan teksturnya renyah. Dimakan pakai kuah kangkungnya jadi makin nikmat. Bahkan kuahnya dimakan pakai nasi hangat juga udah enak.

6. Soto Betawi (IDR 50k)

Yang ini nggak kufoto, namun sempat kucicip sedikit. Kuahnya sepertinya nggak full menggunakan santan, namun malah jadi enak karena nggak gurih berlebih.

Aku kurang tahan dengan masakan yang rempahnya terlalu strong, tenggorokanku bakal sakit seolah terbakar. Namun aku merasa baik-baik aja menikmati soto betawi ini.

7. Iga Sambal Penyet (IDR 85k)

Iganya empuk dan dagingnya cukup banyak. Sambalnya beneran gurih, namun ada pedasnya juga.

8. Lidah Cabai Hijau (IDR 75k)

Yang ini recommended buat penikmat lidah sapi. Temanku yang ikut nyobain juga bahkan suka banget.

Sambal hijaunya cukup gurih dan ada sedikit rasa pahit khas sambal hijau.

9. Coconut Lychee (IDR 22k)

Yang ini merupakan minuman perpaduan kelapa dan potongan lychee. Buatku rasanya sedikit manis walau masih oke. Mungkin buat yang suka manis bakal suka.

Rasanya pun segar dengam potongan lychee yang manis sekaligus asam.

Coffee shop yang satu ini nyaman buat bersantai. Kalau kalian nyari tempat yang enak buat ngerjaim sesuatu, di sini juga cocok banget.

Seating areanya ada yang semi indoor juga dengan atap kaca. Jadinya bisa duduk sambil menikmati sinar matahari.

Aku tipe yang terkadang membutuhkan #metime. Nah, nggak semua coffee shop cocok buat 'metime'. Menurutku tempat yang satu ini beneran pewe spot banget. Spacenya cukup luas, nggak semua meja berdekatan & lightningnya nyaman di mata.

Selain itu tempatnya juga cenderung hening. Kalau lagi pengen fokus sekaligus 'metime', aku merasa kurang nyaman menikmati 'metime' di coffee shop yang masang musik upbeat, pas aku mampir nggak muter musik upbeat sih.

Buat coffeenya aku mencoba Sore Latte (IDR 35k). Kopinya cukup wangi dengan sedikit rasa manis yang menurutku masih pas. Rasa kopinya cenderung pahit namun ada sedikit manisnya.

Harganya tergolong sedikit tinggi, namun masih worth it dibanding ambience dan rasanya. Pelayan jugs cukup responsif dan ramah.

CurrySuu merupakan salah satu restoran yang baru buka beberapa bulan lalu di kawasan Gading Serpong. Meski namanya Curry, namun resto ini juga menjual menu selain kari, lho.

Untuk waktu penyajian makanannya juga lumayan cepat. Rasanya nggak sampai 15 menit semua menu yang dipesan sudah dihidangkan .

Yang dicoba :

1. Chicken Katsu Don (IDR 40k)

Seporsi berisi ayam katsu dengan telur dan nasi. Ayam katsunya cukup banyak dengan tepung yang renyah namun nggak gosong ataupun alot.

Daging ayamnya sendiri juga empuk dan rasanya nggak sekedar tawar , melainkan cukup well marinated. Ayamnya sedikit manis sedangkan tepungnya gurih, nikmat banget.

Telurnya juga cukup lembut dan sama sekali nggak berbau amis. Teksturnya pun cenderung moist. Nasi yang disediakan juga hangat dan pulen, jadi makin nikmat.

2. Beef Hanburg Curry Don (IDR 40k)

Untuk harga segini, menurutku ini udah oke banget. Nasinya banyak dan beef pattynya disajikan 3 pcs. Dagingnya padat dan well marinated, rasanya gurih namun nggak berbau 'daging' banget. Tingkat kematangannya juga pas dan permukaannya renyah.

Untuk harga 40 ribu, beef pattynya sudah cukup besar. Selain itu currynya juga cukup banyak dengan kentang dan wortel yang empuk, namun nggak sampai kelembekan juga.

Rasa currynya merupakan perpaduan manis dan gurih. Namun kalau menurutku seandainya rasa currynya lebih strong maka akan lebih enak. Namun mungkin setiap orang memiliki preferensi berbeda. Mungkin buat orang yang kurang suka curry yang strong malah bakal suka.

3. Gyu Don (IDR 45k)

Yang ini merupakan naai dengan potongan daging sapi yang empuk namun tidak terlalu berlemak. Dagingnya juga cukup banyak dan rasanya merupakan perpaduan manis dan gurih.

Tertarik mencoba kafe yang satu ini setelah liat di aplikasi review & Instagram. Seating areanya sendiri terdiri dari 2 lantai, kafenya sendiri di lantai dua.

Saya datang sekitar jam 1 siang bareng temen & pelayanan super ramah. Sepertinya tamu hanya saya sendiri, namun ditawari mau di lantai satu atau dua. Saya sendiri memilih di lantai satu.

Menu yang dicoba :

1. Nasi Bondowoso (IDR 20k)

Merupakan hidangan yang terinspirasi dari salah satu restoran terkenal di Sumatera pada masanya yang sayangnya kini sudah tidak lagi beroperasi.

Dengan harga 20 ribu sudah mendapat seporsi nasi, ikan selar, telur balado, potongan tempe (?), bihun dan kacang panjang. Sangat terjangkau dan porsinya mengenyangkan. Sambalnya juga sangat pedas, namun juga gurih. Saya sendiri kurang tahan makanan pedas, wajah saya sampai terasa merah & panas saking pedasnya. Namun pedasnya beneran guilty pleasure banget, enak & nasih, tapi pedas.

Nasi putihnya pulen dan meski dimakan begitu saja rasanya tidak sekedar plain, melainkan sedikit gurih (mungkin dimasak pakai santan?). Ikan nya juga cukup segar dengan tekstur yang renyah dan gurih.

Telur baladonya juga cukup enak, bahkan sudah dapat setengah potong. Selain itu juga ada sejenis tempe (?) yang sedikit manis.

Yang paling saya suka itu kacang panjangnya. Padahal kacang panjang salah satu sayur yang saya paling nggak suka. Namun setelah memakan sepotong kacang panjang di sini saya auto ketagihan. Kacang panjangnya crunchy dan rasanya sangat gurih. Saking lezatnya, saya bahkan bisa memakannya begitu saja tanpa nasi. Begitu aja udah enak dan gurih dengan bumbu yang meresap.

Satu-satunya kekurangan di bihun gorengnya. Teksturnya terlalu lembek namun keras di bagian tengah dan menggumpal. Saya bahkan mengira ini so un sampai saya cek deskripsinya di menu. Atau sekarang udah ganti jadi so un? Seandainya teksturnya nggak menggumpal di tengah akan lebih lezat.

2. Cumi Goreng (IDR 25k)

Untuk ukuran cumi sebenarnya harganya masih sangat terjangkau. Cuminya cukuo banyak dan dibalur tepung roti lalu digoreng dan disajikan dengan saus tartar.

Cuminya cukup segar, sayangnya rasanya beneran hambar kalau dimakan tanpa saus tartar. Jadi rasanya hanya ada di saus tartar. Mungkin kalau ditambah bumbu akan lebih enak.

3. Ice Manual Brew (IDR 25k)

Merupakan kopi hitam yang disajikan dengan metode manual brew. Es nya disajikan terpisah dan cukup banyak, sedangkan kopinya disajikan dalam kondisi panas. Jadi meski dituang ke es, esnya nggak langsung hilang karena mencair.

Kopinya cukup banyak dan rasanya masih oke, pahit namun bukan jenis yang super pahit sehingga meninggalkan after taste yang lama.

Tingkat keasamannya juga sepertinya masih tergolong medium. Saya kurang suka kopi yang terlalu asam dan buat saya ini masih pas.